4. Berpisah?

35 8 7
                                    

Vote nya jangan lupa yaa❤

Satu minggu sudah rombongan Zanna disini, dan seminggu sudah hubungan antara Zanna dengan Vigo menjadi lebih dekat. Dan itu artinya mereka harus kembali ke kehidupan mereka sebelumnya.

Pagi ini, mereka harus kembali agar esok tidak terlalu kelelahan. Percayalah satu minggu kemarin waktu mereka hanya dihabiskan untuk seminar, wawancara, dan membuat proposal.

Dengan berat hati Vigo harus melepaskan gadis manis itu. Gadis yang selalu terbayang saat ia memejamkan matanya. Gadis yang selalu muncul dalam mimpinya. Gadis yang ia yakini jawaban dari shalat istikharahnya.

"Kabarin ya kalo kamu udah sampai di rumah dengaan selamat, jangan lupa abang ganteng ini," ucap Vigo dengan percaya diri.

Zanna hanya memutar bola matanya malas melihat Vigo yang semakin terlihat percaya diri. "Iyain biar cepet," ucap Zanna dengan segala kecuekannya.

Setelah itu, mereka langsung berangkat dan beberapa mengistirahatkan tubuh mereka di mobil.

Saat yang lain mengistirahatkan tubuh mereka, berbeda dengan Zanna. Gadis itu merasa berat pergi dan berpisah dari Vigo. Orang yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. "Dia berat juga ngga ya pisah sama aku? Ah ngga mungkin lah dia ngerasa kehilangan, kan dia ada mba Aira" Kira-kira seperti itulah yang sejak tadi ia pikirkan.

Di lain tempat, Vigo hanya uring-uringan sendiri ditinggal Zanna pulang. Ia merasa separuh dirinya hilang dan kosong. "Argh!! Kenapa aku jadi gini sih?! Ngga tau ah, pusing. Mending jalan aja,"

Pria itu langsung menyambar jaket dan kunci motor matic nya lalu melaju menuju supermarket karena kebetulan stok makanannya juga hampir habis.

Setelah sampai di rumah, ia memutuskan untuk mengganti baju lalu membuat makanan.

"Hah!! Sebel dah!!" Hari ini Vigo menjadi sensian kek cewe pms, karena ia mulai terbiasa adanya Zanna dia jadi merasa kosong.

***

Dilain tempat


Zanna yang baru saja sampai di rumah langsung berteriak seperti tarzan di rumahnya. "Mamaaaaa Zanna yang cantik, manis, imut, menggemaskan, kalem, penurut ini pulaaang!! Mama dimana sih kok ngga sam... Aduuh!!" Ucapan Zanna terpotong saat ada sepatu melayang yang jatuh tepat di belakang kepalanya.

Ohoo,, dan ternyata pelakunya si zain, emang kurang ajar tuh bocah-_-

"Berisik mba zanna ku yang cantik... tapi boong, suara mba tuh sampai ke gang depan noh... Lagian mama lagi pergi sama ayah ke tempat tante Wirda," emang ya itu anak, ngga pernah gitu sekali kali ngomong manis, sekalinya manis belakangnya bikin orang kejengkang.

"Lebay kamu, udah sana hussh hussh jauh jauh dari aku," lalu zanna melenggang pergi meninggalkan sang adik seorang diri.

Zanna langsung membersihkan diri dan shalat dzuhur setelah itu ia meluruskan punggungnya di kamar kesanyangannya yang penuh dengan kartun tiga beruang itu.

Badannya lelah, sungguh. Tapi pikirannya belum mau diajak istirahat. Ia masih memikirkan kejadian satu minggu ke belakang, tentang dia dan Vigo.

Akhirnya ia lelah sendiri kemudian masuk ke alam mimpi yang indah dan melupakan janjinya untuk mengabari Vigo saat sampai di rumah.

***

Pagi ini Vigo memulai harinya  dengan tidak semangat karena  sejak kemarin Zanna belum juga menghubunginya.

Inattendu (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang