Prolog

86 5 1
                                    


Sheira Hanindya Mixel, gadis cantik berambut pirang kecoklatan, dengan mata yang berwarna biru terang. Anak kedua dari Satriya Mixel dan Vina Fransist. Dia cantik, baik, putih, tinggi, Body Goals dan cerdas, hampir mendekati sempurna.

Dia adalah cewek yang sekarang sedang menatap cowok di depan nya dengan tatapan~ mengasihani.

"Gav, lo sayang sama gue?"

Gavriel Macicent, putra tunggal dari keluarga Macicent. Mata coklat legam melengkapi bagian wajahnya yang terlihat~ sempurna. Tubuh atletis, dan sikap menenangkan nya membuat siapapun akan terjatuh dalam pesona nya.

Gav menatap Sheira,
"Lo bercanda?"

Sheira berdecak sebal,
"Gue serius"

Selalu saja, jika bersama Gav, Sheira selalu di anggap orang yang tidak pernah serius dengan ucapan nya. Lalu?, mengapa saat Sheira menjawab pernyataan cinta nya Gav meyakini jika itu serius?.

Memang, Gav itu~ gila. Dia orang yang menyenangkan, namun lebih cocok untuk sekedar menjadi teman.

"Gue sayang lah sama lo"
Jawab Gav santai.

"Keliatan gak ikhlas banget"
Cibir Sheira sambil menyendokkan eskrim nya.

"Emang lo gak cemburu sama temen temen gue?"
Tanya Sheira lagi, memandang meja yang penuh dengan makanan lalu membuang bungkus eskrim nya asal. Sepersekian detik, ada petugas OB yang memungut nya sambil tersenyum kepada Sheira. Sheira berdecak, Ia tidak bodoh untuk tau bahwa ini restoran milik keluarga Macicent. Jadi, siapa yang akan memarahinya?, ahli waris Macicent ada di depannya, Dengan senyuman yang~ entahlah.

"Enggak"
Gav berkata tegas lalu menyuapi eskrim milik nya ke mulut gadis nya itu.

"Lain kali kalo mau buang sampah, bilang sama gue, biar gue bilang sama orang dalem. Dari pada gini, lo kan yang di cibir sama orang?"
Gav mengelap bibir Sheira.

Sheira memutar bola mata malas, telinga nya tidak tuli untuk mendengar cemoohan orang, namun ia sudah terlalu biasa dengan semua itu.

"Bodo amat"
Jawab Sheira angkuh.

Gav tersenyum lalu menyuapi gadis nya lagi, "Justru sikap lo yang bodo amat yang ngebuat orang lain lebih gencar buat cari kesalahan lo"

Sheira diam, memang itu kenyataan nya. Sheira tersenyum tulus lalu menatap eskrim milik Gav.

"Hem"
Gav berdeham sambil menyodorkan eskrim miliknya.

"Gav, lo gak bosen sama hubungan kita?"
Sheira berbailik ke topik sebelum nya.

"Baru dua minggu Shei"
Gav ingin sekali mengelus surai gadis di depan nya, jika saja tidak terhalang oleh meja, mungkin sudah beberapa kali Gav kelepasan.

"Gav"
Panggil Sheira dengan nada manja, sangat imut di mata Gavriel.

Gav mengerling, "Apa?"
Ia memainkan ponselnya santai.

"Enggak"
Jawab Sheira gugup.

Gav menaruh ponsel nya, lalu berkata, "Jujur"

"Lo bahagia sama hubungan kita?"
Sheira menatap Gav ragu.

"Jadi?"
Tanya Gav menaikkan satu alisnya. Gav sangat tidak suka bertele tele.

Sheira terdiam cukup lama. Menatap Gav seraya mengetukkan jari nya pada meja.

"Ayok putus?"

*****


Salam


Miftah Khurmah

To Be Continued

SHEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang