3 || Encounter

40 4 3
                                    


========

3

E n c o u n t e r

========

Matahari sore telah tenggelam, langit mulai gelap dan kemerahan. Sebentar lagi hujan akan kembali membasahi bumi. Tinggal menunggu langit yang sudah tidak sanggup menahan bebannya.

Disaat seperti itu, Aeryn kini sedang mengendarai mobilnya, melaju membelah keramaian kota.
Entah kemana, dia tidak tahu. Dia  hanya membiarkan dirinya mengikuti kata hatinya, meski hanya untuk kali ini saja.

Gadis itu memutar saluran radio, berharap dapat mendengar beberapa rangkaian lagu, setidak nya untuk menenangkan hati nya yang resah.

~~

I've been in the shadows

The waters deep yet shallow

But you were there

And everything was beautiful

So precious as can be

Like everybody else

Then I felt you closer

Then it all got better

You took me there

Everything is lovely here

And just maybe I'm?in love



I think I've been dreaming

Of the never-ending

I know for sure

Maybe this is our part?

Maybe this could be a start?


Can I fall in love again?

Maybe you're the one I needed

To take it all away

This pain



Can you fall in love with me?

And tell me that you'll care for me

So when I close my eyes

Will you be there?

To let me know that all will be okay

Can I fall in love again?

This way

With you

~~

Gadis itu bersenandung kecil, mendengarkan lagu. Membiarkan paduan bunyi indah terserap kedalam otaknya. Ia mengikuti setiap lantunan lagu yang ia dengar. Sampai tak terasa tinggal beberapa kelokan lagi ia akan sampai ditempat tujuannya.

Aeryn melajukan mobilnya sedikit lebih cepat, dengan harap agar ia bisa sampai secepatnya . Saat telah sampai di kelokan terakhir.

Tiba-tiba...

"Ciiiittttttt" suara dari ban mobil yang di paksa berhenti oleh pedal rem,"ahh sial aku hampir saja menabrak seekor anak kucing." gumamnya.

Tak lama setelah itu terdengar lagi suara hantaman dari belakang mobil nya "bugggh" di iringi suara klakson yang memekakkan telinga.

Karena penasaran, ia dengan cepat membuka pintu mobil nya untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Baru selangkah kaki nya menapaki aspal, tangan nya langsung di tarik paksa oleh seorang pria untuk segera turun dari mobil nya, kemudian dia melepas helm yang berwarna hitam itu.

"Lo kalau nggak bisa bawa mobil, ya nggak usah bawa!?" ucap pria itu langsung menghardik Aeryn.

Aeryn mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, raut wajahnya datar dan bingung.
Siapa laki-laki aneh dan gila dihadapannya ini?

"Lo siapa? kok rese amat?"  tanya Aeryn pada orang dihadapannya ini.

"Gue korban lo, gara gara lo motor gue lecet tau nggak."

"Terus apa urusannya sama gue, itukan motor lo." Balas Aeryn dingin.

"lo harus ganti rugi."

"Gue ganti rugi? lo yang seharusnya ganti rugi, liat! mobil gue lecet gara gara motor butut lo."

"apa lo bilang!" ucap pria itu dengan nada yang naik satu oktaf.

"Minta maaf nggak."

Ohh Hell, laki-laki ini memang benar-benar sudah gila, menyuruhnya minta maaf, siapa dia?.

"Gue gak mau." Ucap Aeryn menaikkan intonasi suaranya.

Laki laki itu terdiam sebentar, meresapi situasi yang sedang menerpanya, kemudian mengusap kasar wajahnya, nampaknya berusaha menahan amarahnya.

"Lo!! Jangan karna lo itu cewek, lo bisa lakuin hal dengan seenaknya aja" dia menunjuk Aeryn tepat di depan wajah gadis itu.

Kini kesabaran Aeryn sudah habis.

"Jangan sembarangan, nunjuk orang." ucapnya sambil menyingkirkan telunjuk pria itu dari hadapannya.

Salah satu sudut bibir Aeryn  terangkat sebelah, menatap tajam laki-laki dihadapannya dari atas ke bawah, kemudian beralih menatap ke arah motornya.

"Berapa harga motor butut lo itu?".

Laki-laki itu terpaku, mungkin ia terkejut atau mungkin juga ia tertusuk dengan perkataan gadis itu, pertanyaan yang sangat jelas sekaligus merendahkan pria itu, tapi beberapa detik setelahnya, dia memasang kembali raut wajah datarnya, dan tersenyum kearah Aeryn.

"gue gak butuh uang lo,"

"gue hanya ingin lo minta maaf." lanjutnya dengan tatapan dingin dan tajam.

Tak ada respon dari Aeryn. Hanya tatapan mematikan yang ia berikan.

Mereka sama-sama diam. Terkurung keheningan untuk beberapa saat.

Tes..

Tes..

Rintik air mulai berjatuhan menyentuh kulit Aeryn, ia menatap langit yang sudah melesatkan cahayanya di atas sana, kemudian beralih menatap laki-laki  dihadapannya. Detik berikutnya Aeryn berjalan kearah mobilnya.

"Lo mau kemana?"

Aeryn tidak memperdulikannya, ia terus berjalan masuk ke dalam mobilnya dan pergi, moodnya kini sudah benar-benar hancur.

Laki-laki itu menggeram, menahan kekesalannya.

"Brengsek tuh cewek!!"

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang