Hai guys!
Sebelum baca, boleh kasih dukungannya dongg wkwk
Kalo ada typo boleh komen yaa, makasihh
Happy reading~
-----------------------------
Hari ini adalah hari Selasa. Ya, sama dengan hari sebelumnya. Dimana aku harus berkutat dengan aktivitas yang menurutku menyebalkan karena harus kembali ke rutinitas.
Disinilah aku sekarang, sebuah kelas di pojok sekolah tertua di kotaku. Kelas yang terkenal dengan paling banyak 'penghuni'nya. Kelas XI IPA 2.
Aku duduk di urutan kedua dari depan, ya karena teman sebangku ku yang terlampau rajin. Untung tidak di paling depan, setidaknya masih ada tameng saat guru berkeliling meminta salah satu dari kami untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Pukul 2 siang, aku sedang berkutat dengan Biologi. Guru baru saja masuk kelas dan bersiap untuk menyampaikan materinya kepada kami. Aku pun mulai mengeluarkan buku catatan dan buku cetak biologi ke atas meja.
Tok tok tok
Sontak seisi kelas memalingkan wajah ke sumber suara. Disana telah berdiri sang Ketua OSIS dengan senyum santunnya yang bertengger di bibirnya.
"Assalamualaikum. Bu, izin bertemu dengan Rania," dan dibalas anggukan oleh Bu Guru. "permisi bu," ucapku sopan sambil tersenyum.
Kala itu sedang turun hujan, dan aku diam diam memakai sandal kebanggan dimana hal tersebut sangat dilarang di sekolah.
Bagaimana aku keluar? Tentu dengan mengendap endap agar guru tidak mengetahui aksiku. Tak butuh waktu lama untukku sampai di depan kelas.
"Kenapa?" tanyaku. "ini ada undangan lima orang buat upacara peringatan Sumpah Pemuda di Cilacap, berangkat tanggal 27. Mau nggak?" jawab sang ketua sambil menunjukkan suratnya.
"Oke" sambarku cepat, kemudian menulis nama dan data diri yang lain yang dibutuhkan lalu menyerahkan kembali kepada sang ketua.
Tapi saat aku hendak kembali memasuki kelas, datang Waka Kesiswaan. Beliau adalah orang yang bertanggung jawab tentang urusan kesiswaan.
Matanya langsung mengarah ke kakiku. Menatap tajam seakan memberiku peringatan.
Mampus. Tertangkap basah aksiku ini. Aku memberikan cengiran terbaikku kepada beliau sambil menganggukkan kepala.
"Bagaimana Zal? Sudah semua?" tanyanya kepada sang ketua setelah mengalihkan pandangan matanya dariku. "Sudah pak, ini datanya" aku tak tahu obrolan mereka selanjutnya karena aku sudah kembali ke dalam kelas.
Tak lama kelaspun berakhir. Selama pembelajaran aku masih dipusingkan dengan Waka tadi yang terkenal killer. Aku kemudian bercerita kepada temanku tentang hal tadi.
"Tau ga tadi Pak Santoso liat gue pake sandal dong, pas tadi gue dipanggil keluar itu anjir. Duh mampus gue" teman temanku sontak memasang muka khas orang menahan tawa. "Hahaha rasain dah tuh. Ga ikut ikut ah gue" aku hanya mendesis menjawab perkataan mereka.
Sudahlah. Sudah lewat.
Semilir angin membelai rambut hitam legamku. Tak terasa, waktu terus menyusuri asa. Menuntut orang orang untuk segera memperjuangkan cita cita dan harapan. Hari yang ditunggu tunggu pun tiba.
Jum'at, 27 Oktober 2017. Aku tidak sabar mengikuti kegiatan ini. Kami diberi arahan agar kami siap di sekolah pukul 13.30, karena akan berangkat pukul 14.00.
"Salsa mana?" tanya Affrizal pada kami. Ya hanya dia yang belum kunjung menapakkan kakinya.
"Kebiasaan banget nih anak. Jangan jangan masih tidur" sontak kami semua langsung mendiall salsa. Berkali kali dari kami menelfon, namun tak ada jawaban. "Fal, kamu jemput sana kerumahnya"Tak perlu waktu yang lama untuk sampai ke rumah Salsa karena memang dekat dari sekolah. "iya nih. Lagi mandi anaknya" Kata Naufal melalui telfon. "Anjir kan bener, kebiasaan emang tuh anak" aku menggerutu sebal. 15 menit kemudian Naufal dan Salsa datang dengan cengiran khas Salsa saat ia terlambat.
"Kurang lama lu telatnya. Baru sejam!" kata Ardi dengan nada menyindir. "Sorry gaes, hehe".
"Ardi, coba kamu cek ke kantor dinas pariwisata. Anak anak sebelah udah dateng belum" titah Affrizal kepada Ardi yang kemudian hanya dijawab dengan anggukan. Tak berselang lama, Ardi kembali."Udah disana semua kata Tomi" lapornya. "oke, yuk berangkat. Jalan aja, kan deket." lalu kami melangkahkan kaki ke tempat mereka menunggu. Namun sesampainya kami disana, kami tidak menemukan siapapun.
"Oh, mereka tadi nyusulin kalian ke sekolah. Udah tunggu sini aja, nanti mereka saya hubungin" jawab salah satu petugas. "Lah kayak main kucing kucingan, kita nyamper kesini mereka nyamper kita kesana hahaha" ucapku.
Sekitar 15 menit kami menunggu, mereka akhirnya sampai di depanku.
"Hah? Kita naik angkot? Serius?" tanyaku tak percaya kepada Salsa. Yaiyalah ga percaya, orang keluar kota, bukan keluar desa :')Akhirnya kami masuk kedalam angkot yang didalamnya sudah berisi anak anak ekskul Pramuka SMA Nusa dan beberapa petugas yang mendampingi kami. Aku duduk bersebelahan dengan Salsa, ya, karena perempuan dari SMA ku hanya aku dan Salsa.
Dalam perjalanan, kami hanya berceloteh ringan dengan teman se-SMA. Beberapa dari kami memang satu SMP, jadi sudah saling kenal. Namun kami memlih untuk berbincang dengan anak anak satu SMA. Waktu sudah menunjukkan pukul 17 lewat 15 menit dan kami sudah sampai di salah satu hotel di kota tersebut. Kami lantas menuju ke kamar masing masing setelah mendengarkan pembagian dari petugas.
Sembari kami ke kamar masing-masing, kami berkenalan satu sama lain.
"Bella," "Anin" kujawab dengan senyuman "Rania" "Salsa".
Kami tiba di depan kamar. Hmm, lumayan lah. Lalu kami bergegas menunaikan salat asar yang tertunda karena perjalanan kami.Tak lama, kami diberi intruksi agar mengambil jatah makan di depan. "Ini," ucapnya sambil menyerahkan beberapa kotak makan kepada kami. "Makasih. Eh!" aku terkejut. Kulit kami bersentuhan, wudhuku batal sudah, padahal aku berniat untuk menjaga sampai waktu maghrib tiba. Lalu aku kembali menuju ke depan kamar. "Yuk makan, cowo cowo lagi ngapain gatau, gausah nunggu mereka lah." ucap salah satu dari kami.
"BTW, Pradananya yang mana?" tanyaku di sela sela kami menikmati makan. "Oh, Pradananya Tomi. Yang tadi ngasih kotak makan ke kamu yang pake kacamata." Jawab Bella santai. "Hah? Sumpah? Serius?" sambarku.
"Iya, kenapa emang?" Salsa bertanya kepadaku, karena dia memang satu SMP dengan Tomi, jadi dia sudah mengenal Tomi.
"Gapapa, ga cocok aja keliatannya hehe,"
Semua mata tertuju padaku, termasuk Bella dan Anin.
Aduh mampus, salah ngomong.
----
Segini dulu deh, hehe. Mager banget demi apapun :'v
Jangan lupa comment ya, kasih kritik saran boleh banget.Makasih~

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
RomanceCerita pertama berdasar pengalaman ehee, sembari mengisi kegabutan libur corona. Sebuah cerita berbalut kenangan. Ketika aku dan kamu bersama mengukir asa. Lalu kau putuskan untuk pergi namun tak seutuhnya, dan aku yang masih menaruh harap Dan ta...