Senin-Junaid Hasan

340 23 4
                                    

Hari ini hari Senin. Hari pertama masuk sekolah setelah libur 2 minggu lamanya. Kita lihat murid-murid Adhigana High School pagi ini. Semuanya rapih, atribut lengkap. Tau kenapa? karena hari ini upacara.

Kita lihat wajah-wajah mereka. Ada yang semangat berseri-seri, tipe-tipe anak yang rindu sekolah. Ada juga yang kelihatan ngantuk males-malesan karena libur kurang banyak katanya.

Kita fokusin pandangan ke salah satu cowok di sana, yang dengan santainya jalan masuk ke gerbang padahal atribut gak lengkap. Dia gak tahu aja, kalau ada guru piket yang siap sedia kasih poin ke siapa aja yang gak taat peraturan pagi ini.

"Muhammad Junaid Hasan! Sini kamu! Jangan coba-coba kabur!"

Cowok yang dipanggil namanya tadi menghentikan langkah. Berbalik dan nunjukin cengiran poltadosnya.

"Ada apa ya pak manggil saya?"

"Dasi kamu mana?! Ini juga kenapa baju dikeluarin begini?!"
kata Pak Hendri sambil nyingkap kemeja Junaid. Memeriksa apa anak itu pakai sabuk atau tidak.
"Ini lagi! Sabuknya kemana?"
marah Pak Hendri lagi.

"Ehehe. Ini dasi sama sabuk, saya tinggal di loker kelas pak."
Bohong. Itu cuma akal-akalan Junaid biar gak kena hukum Pak Hendri.
Guru itu memicingkan mata. Sedikit gak percaya sama ucapan murid di depannya ini.

"Bapak gak percaya?" Pak Hendri menggeleng, "Saya tuh emang suka ninggalin barang di loker Pak. Ini aja tas saya kosong cuma isi dompet, hp, sama kuci motor. Buku aja saya tinggal di loker semua."

Junaid membalikkan badan, menunjukkan tas punggungnya yang kempes itu ke arah pak Hendri.

Pak Hendri menghela napas lelah. Kesal juga kalau terus-terusan debat sama si Junaid ini.

"Yasudah. Kali ini bapak percaya sama kamu. Tapi kalau sampai upacara nanti bapak lihat kamu tidak pakai atribut lengkap, bapak jemur kamu sampai jam istirahat!"

"Ok Pak siap!" Setelah memberi hormat ala-ala. Cowok itu pergi. Setelah beberapa langkah baru cowok itu bisa menghela nafas lega.

"Untung pak Hendri yang jaga. Jadi gampang dikibulin."

Dasar murid laknat.





Brakk!!

"ANJIR! KENAPA TIBA-TIBA ADA RAZIA DI DEPAN?!"

"Apaan sih June! Berisik tau gak?!" ucap cewek berambut pendek yang mejanya jadi korban gebrakan June.

"Eh sorry na. Gue reflek," ucap June sambil nyengir.

Cowok itu jalan ke arah belakang. Naruh tas di samping bangku Yogi.

"Eh! Kok Jae gak ngasih tau gue sih kalo ada razia? Kan dia ketos pasti tau." June menepuk pundak Yogi. Yogi menoleh menghentikan kegiatannya bermain ponsel. "Bukannya Jae udah ngasih tau ya di grup? Lo nya aja kali yang gak baca," ucap Yogi cuek.

"Arrgghhh terus gimana?! Gue auto kena hukum pas upacara kalo begini." June frustasi mengusak rambutnya kasar.

Sedangkan Yogi cuma mandang cowok itu sambil ketawa. Ngerasa seneng di atas penderitaan temennya.
"Anjir lo yog!!" umpat June marah.

June mondar-mandir coba cari solusi gimana caranya biar dia gak kena hukum pagi ini.

"Aha! Gue punya ide," seru cowok itu seneng. June jalan ke arah salah satu meja di barisan depan.

"Chae gue numpang tidur di UKS ya?" kata June ke cewek yang duduk di depannya ini.

"Lo sakit?" tanya Chae khawatir.

"Ehehehe enggak sih. Gue gak bawa topi, gak pake dasi sama sabuk juga." June nyengir.

"Terus?" tanya Chae gak ngerti. June ngehela napas kesel. Lupa kalau cewek di depannya ini terlalu polos nyerempet bego. "Yaaa gue numpang berlindung diri disana. Biar gak kena hukum."

"Et sorry yaa.. UKS itu buat tempat orang sakit bukan buat cowok males kayak lo!" ucap Chae sinis.

"Chaeee pleasee yaa tolongin gue." June sampai jongkok sambil nangkupin kedua tangan di atas meja Chae. Posisi memohon. Pasang muka se-memelas mungkin supaya Chae luluh.Tapi, Chae cuma mandang aneh cowok yang lagi mohon-mohon sama dia ini.

"Chae please yaa. Lo tega sama gue? Gue ini belom sarapan loh. Kalau misalkan gue dihukum terus pingsan. Kan lo juga yang repot ngurusinnya nanti. Ya chae yaaa. Lo kan ketua PMR yang baik hati dan tidak sombong. Cantik lagi." Segala rayuan udah June coba buat bikin Chae ngizinin dia berlindung di ruang UKS.

"Yaudah iya." Akhirnya cewek itu ngalah.

"Yess makasih Chae cantik." Chae cuma bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuan temennya itu.




"Semuanya keluar yuk. Udah waktunya upacara!" seru si ketua kelas. Semuanya nurut langsung beranjak keluar kelas menuju lapangan.

"Lo gimana Jun? Ikut upacara?" tanya Yogi.

"Enggak lah. Gue ke UKS," jawab June santai. "Eh btw gue gak liat Jae. Dia telat atau gak masuk?" Tanya June ke Yogi. Pasalnya dari tadi June gak lihat batang hidung si ketua OSIS itu.

"Telat kali," jawab Yogi asal sambil jalan ke luar kelas. Diikuti June di belakangnya.

Dari kejauhan mereka berdua bisa lihat siluet cowok di koridor lagi lari-lari yang kayaknya itu Jae.

"Telat lo?" tanya June ke Jae yang sekarang ada dekat mereka.

"Hampir. Eh tungguin gue ya! Gue naro tas dulu," jawab Jae ngos-ngosan. Cowok itu langsung lari lagi ke kelas buat taruh tas nya.

"Ketos macam apa dateng mepet begitu?" June geleng-geleng kepala. "Bisa-bisanya ada yang milih dia." Padahal dia sendiri milih Jae sebagai ketua OSIS waktu itu.

"Kayak gak tau sifat nya aja lo Jun. Lo duluan aja gih! Katanya mau ke UKS kan? Gue nunggu Jae dulu."

"Ok deh gue duluan ya!"
June jalan ninggalin Yogi di sana. Karena tujuannya sekarang adalah UKS, maka cara jalan dan muka nya itu dibikin seolah-olah dia lagi sakit. Lesu, lemah, lunglai.





Sesampainya dia di UKS, tanpa permisi June langsung masuk. Ada Chae di sana yang lagi nyiap-nyiapin obat.

"Lo tidur aja di ranjang pojok sana," ucap Chae masih fokus sama kegiatannya."Gue keluar dulu sebentar."

Merasa pekerjaannya udah selesai, Chae keluar UKS buat ngurusin urusan lainnya. Sedangkan June langsung ngerebahin diri di ranjang UKS.

Gak lama kemudian Chae tiba-tiba dateng nyamperin June sambil bawa sebungkus roti.

"Nih makan! Katanya lo belom sarapan." June yang kaget langsung duduk. "Serius ni buat gue?" tanya June gak percaya.

Chae cuma ngangguk sambil naro rotinya dipangkuan June. "Lo diem-diem aja disini. Buat muka semelas mungkin. Gue mau jaga di lapangan," pesan Chae sebelum akhirnya cewek itu melenggang pergi.

"Thanks ya Chae!" ucap June sebelum Chae benar-benar pergi dari ruang UKS.

"Ini mah namanya rezeki anak sholeh. Udah gak perlu upacara, bisa tidur, dapet makan gratis pulak."







Haii...
Ketemu lagi...
Gimana ceritanyaa???
Aku butuh kritik dan sarannya ya..
Jangan lupa votmen nya😆😆
Bubay👐👐👐

11 IPA 2 // 97LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang