Dor Dor Dor
Suara desingan peluru berkali-kali terdengar memekakkan telinga di luar sebuah gudang tua. Beberapa orang dengan pakaian serba hitam dan topi khusus dengan baret merah, pasukan khusus yang disebut Secret Service, terlihat menembakkan peluru mereka pada target. Targetnya adalah orang-orang berbaju tentara. Mereka bukan tentara, tentu saja.
Orang-orang berpakaian tentara itu adalah para pemberontak yang beberapa tahun terakhir ini mengacau Area. Terlihat mereka sedang berjaga pada pintu masuk gudang, tidak membiarkan seorang pun memasuki gudang itu.
Peluru tak henti-hentinya ditembakkan. Kedua pihak tidak ada yang mau mengalah.
Dor!
Seorang pasukan khusus berhasil menembak dada salah seorang anggota pemberontak. Darah terlihat merembes pada bajunya dibagian dada. Tubuhnya seketika terjatuh ke tanah, tak bernyawa.
Para pemberontak yang melihat itu terlihat murka. Mereka keluar dari barikade yang mereka buat, melemparkan granat tangan dengan alat pelontar kearah para pasukan khusus.
Dalam beberapa detik setelah mententuh tanah, granat tadi meledak. Tiga orang pasukan khusus tewas di tempat.
"Need help!" ucap seorang anggota pasukan khusus melalui wireless yang terpasang pada telinganya.
"Status?" tanya orang yang tersambung dengan wireless itu.
"3 kelinci, granat."
"Bantuan dan Tim Medis segera datang dalam 2 menit. Teruskan umpan. Rubah berada di barat."
"Copy that!"
Anggota pasukan khusus itu kemudian memberikan kode pada anak buahnya untuk meneruskan menembak.
BOOM!!!
Suara ledakan terdengar dari sisi barat gudang. Anggota pasukan khusus tadi mengernyitkan kening mendengar suara ledakan. Sepertinya pasukan khusus sudah berhasil masuk ke dalam gudang, tebaknya. Tapi seingatnya sisi barat gudang ini tidak ada pintu sama sekali.
"Pasti ini sang Rubah..." gumamnya pelan, kemudian menggeleng kuat.
Dia harus berhenti memikirkan Pasukan Khusus yang sudah berada dalam gudang dan fokus pada musuh yang berada di depannya sekarang. Sekali saja dia melamun, maka nyawa taruhannya.
Matanya kembali menatap tajam sisa pemberontak yang masih hidup, walau sudah terluka parah.
.
Seorang pemuda berambut putih berbaju merah dengan tubuh mungil terlihat menggenggam sebuah pistol Pietro Beretta M92 XX-treme pada tangan kanannya. Sisi kanan dan kirinya di cover oleh 2 orang pria berbadan besar. Sesekali menembakkan senjata yang besarnya sesuai dengan ukuran tubuh mereka pada musuh yang menjadikan mereka target bidikan.
Dibelakang pemuda tadi, tiga pria dengan pakaian hitam, yang juga anggota pasukan khusus, terlihat mem-block serangan yang mungkin saja data dari arah belakang. Mata mereka yang setajam elang terlihat menyapu bagian dalam gudang, mencari musuh-musuh yang mungkin bersembunyi dalam bayangan.
"Kau dimana?" tanya pemuda mungil tadi melalui wireless miliknya.
"North. Sektor 7 gudang ini," balas sebuah suara.
Suara desingan peluru berkali-kali terdengar melalui wireless itu.
"Cepatlah," ucap suara itu lagi terdengar sedikit panik, yang tak luput dari pendengaran si pemuda mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Service (BoyxBoy)
ActionSebagai seorang Secret Service, seharusnya dia sudah tahu bahwa salah satu resikonya adalah kehilangan partnernya, sahabatnya atau pun keluarganya. Tapi, kehilangan seorang Kakak membuatnya benar-benar terpukul. Cahayanya menghilang. Poros waktunya...