1

20.9K 924 114
                                    

Hari ini Siena pergi ke perpustakaan, biasalah ... ia di sana ingin mencari buku yang menceritakan tentang sejarah kerajaan, anak musik nyasar ke sejarah hahaha.

"Tasku berat banget bawa laptop." Siena juga sekaligus menenteng tas biola miliknya. Siena memang tidak bisa lepas dari biola kesayangannya itu, kemanapun ia pergi, ia harus membawanya. Seakan Siena tidak bisa hidup tanpa biola kesayangannya itu.

Di sana Siena menemukan buku yang terlihat sangat kusam—lusuh, karena penasaran, ia buka buku tersebut, dan anehnya Siena bisa membaca buku yang tulisannya mustahil bisa dibaca oleh semua orang, ia sendiri bahkan tidak tau, tulisan ini berasal dari mana.

Tapi, saat Siena mencoba membaca buku tersebut, dan ... betapa terkejutnya ia ... cahaya biru berukuran besar muncul tepat di hadapannya, untungnya perpustakaan saat ini sepi pengunjung. Karena penasaran dengan cahaya itu, akhirnya Siena mencoba untuk menyetuh cahaya biru tersebut—masih dalam keadaan menenteng biolanya.

Siena tidak percaya ini, sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia lihat, saat ini Siena sedang berada di sebuah rumah, yang kelihatan sangat kuno, tapi ia rasa rumah ini terlihat sangat mewah. Siena pun mencari jalan keluar dari ruangan ini, eh! Tapi tunggu dulu, sepertinya ada seseorang dibalik tirai itu. Ya ampun! Ini kamar mandi?! Siena pun segera berlari mencari jalan keluar, namun ... sayangnya kakinya itu tidak bisa diam—menyenggol sebuah guci.

PRANG!

"Siapa di sana?!" suara seorang pria, di sana Siena bingung harus berbuat apa.  "Siapa kamu?" sialnya! Siena ketahuan, double sialnya! Pria itu hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya—hanya menampakkan bentuk badanya yang sexsi.

Di sana Siena hanya diam, dan memasang wajah datar, sebelum pria itu memdekatinya, ia harus segera mencari jalan keluar. Dan akhirnya Siena melihat sebuah pintu yang terbuka lebar, tapi sayangnya ... ia harus melewati pria itu dulu untuk bisa keluar dari tempat tersebut.

"Aku bertanya padamu," ucap pria tersebut dengan nada yang terdengar seperti paksaan, namun dingin.

"Eumm aku, hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa,  Tuan ... maaf, saya pamit dulu, sekali lagi maaf sudah memecahkan guci milik Anda, saya janji, saya akan mengganti rugi," janji Siena pada pria tersebut.

"Aku tidak butuh ganti rugi."

"Oh! Ya sudah, syukurlah kalau begitu," acuh Siena, sementara pria tersebut terlihat sangat geram pada Siena.

Aku harus segera keluar dari tempat ini, pikir Siena.

Saat Siena, hendak berlari menuju pintu keluar, tiba-tiba tangan yang kekar, namun terasa sangat halus itu, menahan lengannya. Pada akhirnya Siena berhadapan dengan pria tersebut—sangat dekat sekali, tidak mau menunggu lama lagi, Siena menginjak kaki pria tesebut dengan sepatu yang ia pakai.

"Menarik," ucap pria tersebut, sementara perempuan tersebut sudah pergi dari pandangannya.

"Akhirnya aku bisa bebas dari pria itu," ucap Siena—merasa lega karena terbebas dari pria tersebut. Tapi?! Lagi-lagi Siena dibuat bingung dengan tempat ini—sangat indah, dan luas, ia rasa tempat ini adalah sebuah kerajaan. "Ya ampun?! Kalo gini ceritanya, aku lebih susah lagi buat pergi dari sini." Tanpa sengaja Siena melihat seorang bocah laki-laki yang sedang berjalan menuju ke arahnya, ini kesempatannya.

"Permisi Dek, Adek tau gak pintu keluar dari Istana di mana?" tanya Siena, pada bocah laki-laki itu, sementara, bocah tersebut hanya menatapnya bingung, sembari menarik tangan kanan Siena. Ya ... di sana Siena mengikuti anak itu, siapa tau ia menunjukan jalan keluar.

Violin Girl and PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang