3

9.9K 687 30
                                    

"Huft! Akhirnya kita keluar juga dari Istana ya, Kak?" ucap Siena pada Falresia.

"Loh? Kenapa? Bukannya, lebih enak di dalam Istana ya?" tanya Falresia yang tampak kelihatan heran.

"Eh! Eumm ... iya sih Kak, enak? Cuma? Gitu lah."

Setelah mereka berdua sampai di rumah, mereka langsung berdiskusi masalah emas yang mereka bawa.

"Kak, bagaimana emas ini kita gunakan untuk membangun toko butik, rumah makan, dan membangun sebuah penginapan, oh iya! Sekalian merenovasi rumah ini, menjadi lebih bagus lagi, gimana Kak?" tanya siena pada Falresia, sementara Falresia hanya tersenyum mendengar ide dari Siena.

"Wah! Boleh juga, oh! Iya, toko butik tuh apa ya? Terus? Kalau mau buat rumah makan, kita mau buat apa?"

"Butik itu ... toko baju Kak, nah untuk rumah makan sendiri, dan tempat penginapan, biar aku saja yang urus, Kak Falresia urus bagian toko baju, dan rumah ini saja oke?" jelas Siena, sementara Falresia mengangguk mantap.

Setelah selesai berdiskusi, mereka berdua segera menyuruh seseorang membangun, apa yang mereka berdua suruh. Selesai dari situ, Siena berpamitan kepada Falresia, Siena ingin pergi untuk membeli sebuah kereta kuda.

Menurut Siena, hidupnya yang sekarang sangat disayangkan jika hanya duduk diam, dan tidak berpetualang. Jadi ia memutuskan untuk mengelilingi sebagian dari Negeri ini, selain itu, Siena juga akan menjadi seorang relawan yang akan membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan ekonomi.

Saat Siena hendak memasuki sebuah toko, ia melihat seorang pria yang sangat tampan, dengan pakaian mewahnya—kelihatan seperti orang dari Istana, sedang memperhatikannya.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya pelayan tersebut.

"Saya ingin mencari kereta kuda yang biasa saja, namun dengan kualitas bagus, apakah ada?" jawab Siena.

"Tentu saja ada Nona, mari ikut saya." Siena pun pergi dengan pelayan tersebut, namun saat Siena melewati pria itu, Siena memberikan tatapan tajamnya kepada pria itu.

"Gadis yang unik," gumam seorang pria yang diberi tatapan tajam oleh Siena.

***

Di Istana Guang ....

Seorang Pangeran Mahkota, sedang duduk sembari menyelesaikan berkas-berkas kerajaan. "Lapor yang Mulia, wanita itu sampai saat ini belum juga ditemukan," ucap seorang prajurit yang menjadi seorang mata-mata.

"Cari terus wanita itu sampai ketemu, jangan lapor padaku jika kalian belum menemukannya," ucap pria tersebut dengan dingin, namun mengeluarkan aura mengerikan.

"Baik yang Mulia." Prajurit tersebut pun pergi meninggalkan ruangan Pangeran Mahkota.

"Aku tidak akan melepaskanmu wanita ... ku," gumam sang Pangeran Mahkota.

"Salam yang Mulia," ucap seorang wanita cantik yang memasuki ruangan Pangeran Makhota.

"Ada apa selir Jiao," ucapnya dengan dingin.

"Bisakah, kamu menemaniku berjalan-jalan di sekitar Istana? Aku merasa bosan jalan-jalan sendiri," ucap wanita, yang bernama Jiao.

"Chen, panggilkan pelayan Istana untuk menemani selir—"

"Tidak! Aku hanya membutuhkanmu Pangeran Fengying," potong selir Jiao.

"Keluarlah dulu, nanti aku akan menemanimu," ucap Pangeran Mahkota.

Menikah karena politik merupakan hal yang wajar di sebuah Kerajaan, jadi tak heran jika Pangeran Fengying, memiliki banyak selir di dalam Istana, hanya  saja ... tidak ada wanita yang ia cinta, kecuali 1 yaitu selir Luili. Namun, hatinya belum sepenuhnya mencintai selirnya itu, sementara Pangeran Fengying tahu betul wanita yang ia nikahi adalah wanita pilihan menteri yang manja—anak dari kalangan pejabat, sehingga wanita-wanita tersebut bertingkah seenaknya sendiri atas dasar jabatan orangtuanya.

***

"Wah! Nyaman sekali, kualitasnya juga oke, baiklah aku akan mengambil yang ini, oh! Iya, di sini yang jualan kuda di mana ya?" tanya Siena kepada pelayan.

"Tidak jauh dari sini, kau berjalan belok kanan, dari kanan jalan, kau melewati 2 toko, nah! di samping kedua itulah tempatnya," jelas pelayan tersebut pada Siena, Siena pun mangangguk paham.

Setelah selesai membayar kereta kuda, kini Siena segera pergi untuk membeli kuda. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya seseorang.

"Aku sedang mencari kuda."

"Silakan ikuti saya, Nona." Siena pun mengikuti pelayan tersebut.

Sesampainya di kandang kuda, banyak sekali kuda yang terlihat sangat keren, ada 1 kuda yang membuat Siena terpana, kuda ini berbeda dengan kuda lainnya. Kuda ini terlihat sangat gagah, selain itu kulitnya berwarna putih, sementara poninya berwarna hitam.

"Jangan terjebak dengan penampilan kuda yang satu ini, Nona?" Siena yang mendengar ucapan pelayan itu, hanya mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Siena yang penasaran.

"Kuda ini sangat susah dijinakkan, bahkan pernah ada yang membelinya, dan yang membeli kuda ini sangatlah terkenal dengan menjinakan kuda, tapi ... tetap saja ... kuda ini tidak bisa dijinakkan." Siena hanya manggut-manggut.

Siena mencoba mendekati kuda putih tersebut, sementara pelayan itu was-was—jika kudanya akan mengamuk, berbeda dengan Siena yang terlihat sangat santai menghampiri kuda putih tersebut.

Kini Siena berada tepat di hadapan kuda putih itu, ia menatap kudanya dengan mengamati setiap inci keunikan kuda tersebut. Kemudian dielusnya wajah kuda putih tersebut, tidak ada pergerakan sama sekali dari kudanya, justru kuda itu merasa nyaman saat disentuh oleh Siena.

Karena merasa penasaran dengan kuda yang dipegang Siena, akhirnya pelayan tersebut mendekati keduannya dengan tatapan heran. "Aneh, kenapa dia menurut dengan Nona?" tanya pelayan tersebut bingung.

"Aku akan mengambil kuda ini, dan 3 kuda lainnya—" pelayan tersebut terkejut mendengar ucapan Siena, bagaimana tidak? 1 kuda yang sudah jinak saja, harganya 40 keping emas. "Tapi ... untuk sementara waktu, aku akan menitipkan 3 kuda ini di sini, kecuali yang aku pegang, ini emasnya, sisanya untuk merawat kuda yang kutitipkan."

"Baik Nona, terimakasih banyak, jika kau membutuhkan sesuatu silakan kembali lagi ke sini," ucap pelayan tersebut.

Siena kini pergi ke toko kereta kuda, untuk memasang kereta kudanya. Setelah selesai memasang kereta kuda, ia pun pulang ke rumah.


Tbc

Violin Girl and PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang