4 | Siirit bicara yang tampan

137 92 61
                                    

- - -

Kadang manusia memang sulit sekali bersyukur. Apalagi ketika kesulitan yang sedang dihadapi. Tapi percayalah sesulit apapun masalahnya pasti ada banyak hal yang bisa kita syukuri.

- - -

Happy Reading!

***

Jika anak-anak seusia dara sedang senang-senangnya berada disekolah untuk bertemu dengan teman, nongkrong sana sini, ngegosip, belanja, dan kegiatan yang membuat anak-anak seusia mereka senang.

Untuk kesekian kalinya dara memilih berbeda dari mereka, dara lebih suka menghabiskan uangnya untuk membeli makan ketimbang belanja. Dara lebih suka tidur dari pada nongkrong dan ngegosip. Selain karena tidak ada teman yah, apalagi alasan lainnya kalau tidak adanya uang yang bisa dara habiskan karena memang dia bukan gadis beruntung yang terlahir menjadi anak tunggal dari keluarga yang kaya raya.

Seperti disekolah waktu dikelasnya hanya dia habisnya dengan belajar ketika jam pelajaran kosong dara lebih memilih untuk tidur. Atau ketika jam istirahat dara akan berlari dengan cepat kearah taman belakang untuk memakan bekalnya agar tidak dipaksa ririn untuk gabung bersama dia dan gengnya. Atau ketika ada acara sekolah yang melibatkan semua murid, dara lebih memilih perpustakaan untuk tempat persembunyian karena memang ramai bukan tempat yang pas untuk dara.

Seperti sekarang ini usahanya kabur gagal karena ia kalah cepat dengan ririn yang ternyata sudah menunggu dara didepan kelas. Memang dara dan ririn beda kelas, pasti kalian ingin bertanya kenapa kita bisa berteman? Yah karena ririn pernah menjadi teman satu kelasnya selama satu tahun yaudah gitu terus nggak tahu gimana kita bisa temenan.

"Nggak bisa kabur lagi lo dar, ayok"

"siapa juga yang mau kabur"

"nggak usah ngeles gue tahu kalo lo tuh suka kabur dari kita biar nggak diajak kekantin bareng kan" bukan nggak mau rin, huh andai lo tau alesannya tapi ya udah lah yah.

"nggak usah sotoy"

"ah lama ayok, udah laper nih"

"nggak usah tegang kali dar kaya mau diajak kemana aja, kekantin doang ini dar." gimana nggak mau tegang kalo harus kekantin bareng kalian-kalian pada.

"siapa juga yang tegang"
Ayok dar semangat ngeles nya.

"elo lah masa gue"

"jadi nggak nih kalo enggak gue pergi"

"eh jadi lah, ambekan ayok."

Kantin ramai sekali dan hanya ada satu tempat yang kosong saat ini, baris kedua paling pojok dan sudah hafal sekali dara kejadiannya akan seperti apa nanti.

"untung masih ada sisah satu tempat buat kita, ayok keburu diambil entar kita makan dimana"

"eh, gue lupa masih ada pr yang belum dikerjain gue balik dulu kekelas yah" baru satu langkah sudah kembali ditarik tangan dara oleh ririn.

"enak aja main balik, gue tau lo ngeles lagi dar." anak ini anaknya dukun kali yah bisa tepat gitu tebakannya.

"udah ayok" bisa apa dara selain pasrah, sekarang saatnya siapkan hati, telinga untuk tetap sabar. Tapi kok aneh, eh ini nggak bener kok mereka tetep diem? Nggak ngeledek gitu, tumben. Tapi gapapa itu malah bagus. Tunggu beberapa menit lagi mungkin mereka sengaja mengulur-ulur waktu.

Pesanan mereka sudah sampai. Dara memilih tetap memakan bekal bawaannya. Tapi kok udah lebih dari lima belas menit anak-anak ayam itu nggak ada yang bersuara untuk melancarkan aksinya seperti biasa. Ah pikir pusing makan lebih enak, mungkin mereka sudah mulai bosan ngeledek dari tahun mereka masih jadi anak baru sampe mau lulus gini.

RenyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang