Part 3 : Niat melabuhkan lagi

8 1 0
                                    

POV Arif

Ragu itu bisikan. Bukan Allah yang datangkan melainkan syetan yang saat ini sedang menertawakan
~Arif

❤❤❤

Jika khilap, aku menyematkan nama mu pada Nya. Mulai meyenderkan harap tentang doa yang kan Allah dengarkan. Hingga lisan mulai terbiasa melafalkan doa dengan nama mu terbait disana. Menggubris rasa malu pada sang pembulak balik rasa, aku mengadu saat kerap kali timbul sesuatu yang sebelumnya tiada.

Namun disaat bersamaan. Semesta menguji ku, antara pasti dan ragu. Ternyata yang didoakan bukan jodohku. Lantas mengapa? Aku tak menangis. Hingga tuhan pertemukan aku dengan seseorang yang kelak kan jadi makmum. Aku berenti mendoakan biar kekosongan nama mu ku isi dengan harap ku. Atau mungkin lebih baik kudoakan saja dia yang mendoakan ku.

Manis sekali melibatkan -Mu disetiap urusan dan perasaan

.

"Maap umi. Tapi saya tidak bisa," entah berapa kali Yusni mengucapkan kalimat demikian dengan perasaan tidak enak. Mata nya menatap wajah sayu Umi Hapifah yang selama sebulan lebih ini mengunjungi Yusni ke tempat ini, Raudhatul Athfal yayasan Al-muawanah.

Aku dapat mendengar nya. Bukan bermaksud tidak sopan namun jarak antara aku yang sedang duduk dijendela kelompok A dan Yusni tidak terlalu jauh hingga bisa kudengar suara nya.

"Pikirkan lagi yah sayang. Ibu berharap kamu mau menerima Raihan sebagai suami mu," jeda nya. "Nabila membutuhkan Ibu, sayang."

Kembali. Yusni tertunduk seperti tadi. Belaian lembut dikepala nya membuat ia menengadah lalu tersenyum saat Umi Apifah pamit.

Setelah mobil silver itu pergi hilang ditelan jalan yang berbelok-belok. Yusni berjalan kemari namun masih tertunduk hingga salah satu anak kecil murid ku tak sengaja menabraknya.

"Maap ustadzah,"

"Gapapa sayang. Hati-hati ya jalannya nanti jatuh lagi," dengan seutas senyum Yusni menyentuh ujung hidung gadis kecil tersebut.

Saat tersenyum seperti itu. Dapat kulihat Yusni yang sesungguhnya tanpa paksaan dibibir pualam yang menambah xesan manis itu.

Mata nya tak sengaja menatap kesini lalu bersiborok dengan netra ku. Buru-buru aku memalingkan muka lalu melanjutkan kegiatan tadi sebelum melihat perempuan yang sudah merebut fitrah hati ini sedari dulu.

.

"Kenapa lagi Yus?"

"Aku pun tak mengerti."

"Bukan nya Raihan adalah lelaki yang mapan dan insyaAllah ia akan menuntun mu pada Nya."

"Aku tak mencintai nya," jeda nya. "Tapi aku ingin jadi ibu untuk Nabila."

Diujung mata ini kulirik tubuh itu. Wajah yang selalu menunduk kesetiap lelaki yang bukan mahramnya, yang selalu tersenyum kala disapa, dan menularkan ceria. Kini pemilik wajah itu tengah diselimuti galau yang teramat luar biasa.

Jika tak dosa. Aku ingin merengkuhnya lalu berkata aku disini kamu punya aku yang akan selalu bersama mu. Namun sayang itu hanya dialog ku yang selama ini kupendam tanpa sanggup ku utarakan.

Ayahnya, Abi Rojak mengamanahkan Yusni terhadapku. Meski ada jarak saat bersama tapi itu tak mengapa. Asal mata ini dapat melihat wajahnya itu cukup membuat hati ini tersenyum bahagia.

"Aku ragu, Rif."

"Ragu itu bisikan. Bukan Allah yang datangkan melainkan syetan yang saat ini sedang menertawakan."

"Lalu, aku harus gimana?"

"Menurutmu apa yang lebih baik tuk kau minta jawaban?"

Ia menunduk, "Allah," gumamnya.

.

"Sepertinya aku akan menerima lamaran Umi Hapifah," ujar nya. Malam ini aku bertandang ke rumahnya seperti biasa sebagai tetangga Bunda ku menyuruh memberikan makanan.

Diteras yang langsung menghadap pagar jalan. Aku dan Yusni saling diam, hingga hanya terdengar helaan nafasnya yang terdengar gusar.

"Jika masih ragu, Umi mungkin akan menunggu."

Ia menggeleng, "yang Umi katakan benar. Nabila butuh ibu dan aku pun sangat menyayangi anak itu. Terlebih Almarhumah Ibu nya."

Aku hanya diam saat ia tak bersua. Mungkin ini lebih baik untuknya, tapi tak dipungkiri bahwa didalam diri ini sebongkah daging merah tak terima.

Mungkin sekarang pun aku bisa menghitbahmu. Menjadikan mu Makmum ku. Tetapi apakah kau mau?

Bersambung ....

Assalamualaikum teman-teman. Bagaimana cerita nya? Masih belum faham nya? Gapapa, insyaAllah kalo kamu ikuti alurnya dengan sendiri nya faham kok.

Selamat bertemu dipart selanjutnya. Jangan lupa like and coment nya.

Jazakallahu fii khoir❤

Takdir Yang Tak Diinginkan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang