Dia adalah prioritas ku

34 1 0
                                    

"Tatapan wajahmu membuat aku membisu
Senyummu meluluhkan egoku
Bicaramu membuat aku enggan tuk berpaling muka
Aku ingin kamu"

       Waktu terus berlalu kita akhirnya kembali berkomunikasi, saling curhat lagi, tertawa bersama via tlp. Dan tepat setelah lebaran kemaren pada tanggal 06.06.2019 pagi harinya ada panggilan masuk dari dia lalu dia ngajak jalan-jalan, bahagia yang aku rasa kala itu karena orang yang selama ini aku rindukan ngajak jalan-jalan.
***
        Singkatnya, kita tiba di tujuan sekitar jam 10.an yaitu di pantai Nepa Ketapang Madura, pantainya indah dan memiliki hutan kera yang juga memanjakan mata karena tingkah kera-kera di sana yang lucu. Kita bukan cuma berdua ada Nuri dan pacarnya yang sengaja kita ajak ke sana, walau aku tau waktu itu dia masih jadi pacar orang lain yang tentu saja pacarnya yang saat ini lebih segalanya dari aku dan aku bukan apa-apa jika di bandingkan dengan pacarnya yang sekarang. Tapi aku sangat bahagia bisa jalan sama dia, berboncengan sama dia, bisa bercanda bareng dan bisa dengan jelas manatap mata indahnya dan senyuman nya yang bisa meluluhkan segala emosiku. Aku sangat nyaman berada di sisinya, bahkan ketika ada chat atau tlp dari dia aku sangat senang, bahkan aku rela menahan kantuk demi untuk menemani malam-malamnya ketika dia tlp, bahkan aku rela meninggalkan aktivitas aku misal main game atau yang lainnya ketika tiba-tiba ada tlp dari dia, bahkan aku berhenti seketika saat bicara sama teman-teman dan pindah tempat karena hanya ingin mendengarkan dia bicara, curhat, kadang memanja, bahkan meski yang kita bicarakan kadang hal-hal aneh heehe. Seakan-akan aku rela waktuku hanya untuk dia, Wanita yang sangat aku cintai. Tapi sampai saat itu aku belum tau perasaannya dan menganggap aku siapa di hatinya.
***
       Dan pada malam harinya setelah hari yang melelahkan karena habis jalan-jalan, aku kembali menyatakan perasaan ini, dia hanya berkata

"aku kira kamu bercanda waktu itu beb" katanya.

Dia juga bilang sebenarnya dia juga nyaman ketika berada di dekatku dan dia bilang dia merasakan hal yang sama sejak 2017 di bukit itu, sontak aku berpikir seandainya dulu aku berani mengatakannya mungkin kita sudah bahagia tanpa hadirnya orang lain. Oh iya, kita memang terbiasa panggil beb, entah sejak kapan panggilan itu muncul pada kisah kita.
***
       Setalah itu kita sering berkomunikasi via chat maupun tlp, dia sering curhat, bahkan dalam curhatannya pernah beberapa kali dia menangis, menangis karena seseorang yang sering menyakitinya yaitu lelaki yang saat ini jadi pacarnya, dan aku sempat murka ketika dia bilang bahwa kadang pacarnya itu menamparnya kalau dia melakukan kesalahan, aku sangat murka waktu itu karena aku tidak rela dia diperlakukan seperti itu apa lagi hanya sebatas pacar, dan aku memang tidak sanggup melihat dia tersakiti, menangis, dan mendengar dia bersedih. Sejak itu aku berjanji pada diri sendiri, aku berjanji bahwa aku akan selalu ada untuknya saat dia butuh, aku berjanji tidak untuk membuatnya kecewa, apa lagi sampai meneteskan air matanya, karena kebahagiaannya tugas utamaku, meski aku tahu untuk memilikinya saat ini masih terhalang oleh orang lain. Namun aku berjanji akan itu.

Geser dong untuk lanjut :)

Dear AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang