SEPERTI KELUARGA

2.1K 288 11
                                    


"Jika dia tidak menyayangi keluargamu, maka sebenarnya dia tidak menyayangimu"

-calvelours


Seulgi menciumi Joohyun yang berbaring di bawahnya. Sedang tangannya sibuk meraba punggung kekasihnya itu.

"Seulgi... Seul..."

Sebagian kesadaran Joohyun masih tersisa dan berusaha mengalahkan nafsu yang mulai memakannya. Dia pikir dia tidak boleh bercinta saat itu dan di tempat itu.

Anaknya tertidur tepat di ruang sebelahnya. Dia bisa terbangun kapanpun.

"Seulgi... ada Jaemin," kata Joohyun berusaha menghentikan Seulgi yang sejak tadi sibuk dengan lehernya.

Beberapa detik setelah mendengar perkataan Joohyun itu, Seulgi berhenti mencium. Kesadarannya kembali bersama dengan rasa bersalahnya.

"Uhmmm... maafkan aku," kata Seulgi sambil menatap Joohyun dengan mata menyesal.

Joohyun tersenyum, memegang pipinya dan mengecup bibirnya manis.

"Beristirahatlah, besok kamu harus menemani Jaemin yang sangat enerjik itu," kata Joohyun.

Dengan begitu, Joohyun pun pergi ke ranjang menyusul Jaemin. Sedangkan Seulgi akan tidur di sofa itu. Mereka memang hanya memesan satu suite room tapi bukan berarti mereka akan tidur di ranjang yang sama.

Ada Jaemin.

**

Hari yang baru di Jeju.

"Pagi, Jaemin," kata Joohyun melihat anaknya membuka mata. Mereka masih di ranjang pagi itu, benar-benar baru bangun tidur.

"Pagi, eomma," kata Jaemin lalu memeluk ibunya dan menciumnya, "Apa eomma tidur dengan nyenyak?"

"Mmm..."

Hubungan Joohyun dan anaknya memang sangat manis. Mereka tidur bersama setiap malam, dan ciuman pagi akan selalu memulai hari mereka. Sejak kepergian Seungwan, Jaemin memang semakin dekat dengan ibunya.

Bahkan ketika Jaemin kini berusia 10 tahun dimana anak laki-laki lain mungkin mulai takut dipanggil 'anak mama'.

Seulgi mendengar segala percakapan ibu dan anak itu dari sofa. Dia tersenyum, merasa kagum dengan kedekatan mereka.

Semakin ingin rasanya menjadi bagian dari mereka.

**

"Hahahahaha..." tawa Jaemin menghiasi hari itu.

Keberadaan Seulgi benar-benar membuat suasana semakin menyenangkan. Banyak momen indah tercipta hari itu. Mulai dari perjalanan mereka di musium Teddy Bear pagi tadi hingga di pantai sore ini.

"Bagaimana kalau ada hiu disini, Joohyun?" kata Seulgi menakut-nakuti Joohyun yang saat itu ada di atas balon apung.

Seulgi terus menggiring balon itu menjauh dari pantai. Sebenarnya tidak terlalu jauh, bahkan Jaemin pun masih bisa berjalan mengikuti.

Tapi Joohyun memang penakut.

"Aahh jangan bicara seperti itu," kata Joohyun dan segera terdengarlah tawa dari Seulgi dan Jaemin.

Air memang bukan tempat yang cocok untuk Joohyun. Dia pun memilih untuk menunggu mereka dari pinggir pantai.

Biarkan saja laki-laki yang bermain air, pikir Joohyun.

Ketika dia sedang duduk di bawah payung besar itu, seorang wanita paruh baya datang. Dia pun bergabung dengannya disana.

"Apa itu anak dan suamimu?" tanya wanita yang sepertinya berusia 50 tahunan itu.

Sejujurnya Joohyun sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Sedikit bingung juga harus menjawab apa. Tapi yasudahlah, mereka tidak saling kenal.

"I-iya..." jawab Joohyun.

"Keluarga yang manis," timpalnya, "Cepatlah rencanakan anak kedua. Jadi anak tunggal itu tidaklah enak."

Jika pertanyaan pertama tadi sudah membuatnya terkejut, apalagi pertanyaan kedua ini. Joohyun benar-benar tidak tahu harus merespon seperti apa.

Anak kedua?

Joohyun bahkan tidak yakin tentang kelanjutan hubungannya dengan Seulgi, jangankan memikirkan anak kedua.

**

The Last True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang