KETAKUTANKU

2K 292 10
                                    

"Kamu akan terus menyia-nyiakan semuanya hingga Tuhan mengambilnya darimu"

-calvelours

Joohyun sedang sibuk mempersiapkan makan malam. Kali ini ibunya yang memasak semua hidangan, termasuk pangsit goreng itu, salah satu menu makanan favorit Seulgi.

Ya, maka dari itu Joohyun mengundang Seulgi untuk datang.

Tapi sampai saat itu, Seulgi belum juga ada kabar.

Joohyun menelpon ponsel Seulgi ingin memastikan kalau malam itu dia akan datang. Tapi betapa terkejutnya dia ketika seorang perempuan yang mengangkat panggilannya itu.

"Selamat malam, apakah ini kerabat dari tuan Kang Seulgi?"

"I-iya... S-Seulgi ada dimana ya?" jawab Joohyun gemetar.

Entah kenapa dia merasa ketakutan, khawatir, sekaligus putus asa. Dia mengingat hari itu, ketika dia menerima telepon dari kepolisian bahwa suaminya kecelakaan. Semuanya bagai terulang kembali.

Perasaannya pun sama.

"Tuan Kang mengalami kecelakaan, sekarang sedang mendapat perawatan di Asan Medical Center."

Air mata Joohyun menetes. Tangannya benar-benar gemetar sekarang.

Tidak... kumohon jangan Seulgi.

Tanpa berpikir panjang, Joohyun segera pergi meninggalkan rumahnya. Dia bahkan tidak berpamitan pada ibunya. Dia hanya langsung berjalan cepat keluar dan mencari taxi.

Perawat yang tadi mengangkat teleponnya tidak memberitau bagaimana keadaan Seulgi sekarang. Dokter belum selesai memeriksanya, Joohyun pikir kondisinya pasti parah.

Selama perjalanan, Joohyun hanya dapat berdoa sambil berharap.

Perasaannya saat ini persis sama seperti rasa khawatir yang dia rasakan lebih dari satu tahun lalu. Ketakutan itu. Kegelisahan itu. Semuanya sama.

Setibanya di rumah sakit, Joohyun berlari menuju ruang UGD. Matanya tampak tajam mencari dimana Seulgi berada, hingga dia menemukannya.

"Hahh... Seulgi!"

Ketika bayangan Seulgi terlihat olehnya, Joohyun segera menghampiri dia dengan air matanya yang tertumpah. Dia langsung memeluk Seulgi yang saat itu sedang duduk bersandar di atas ranjang rawatnya.

"J-Joohyun? Kamu kenapa?" tanya Seulgi bingung.

Seulgi memang mengalami kecelakaan, tapi kondisinya tidak seburuk yang dibayangkan Joohyun. Meskipun cukup parah karena tangan kanannya patah dan kakinya terkilir, namun tidak ada sesuatu yang membahayakan nyawanya.

Sementara itu, Joohyun terus memeluknya sambil menangis lega.

"Terimakasih Tuhan... Terimakasih..." tangis Joohyun, "Aku kira aku akan kehilanganmu juga."

"Hei, aku masih hidup."

Joohyun melepas pelukannya dengan air matanya yang masih terus mengucur.

"Sudah sudah, jangan menangis," kata Seulgi mengusap air mata Joohyun dengan tangan kirinya, "Orang akan berpikir kalau aku menyakitimu."

"Berhati-hatilah di jalan. Jangan kecelakaan lagi. Jangan masuk rumah sakit lagi."

"Huh?"

"Berjanjilah padaku."

Seulgi tersenyum. Hari ini dia melihat sisi lain Joohyun lagi. Perempuan yang dikenalnya sebagai ibu yang tegar itu, juga memiliki sisi yang lucu dan menggemaskan.

"Baiklah aku berjanji," kata Seulgi dengan masih tersenyum gemas

Joohyun pun tinggal disana menemani Seulgi. Butuh beberapa menit hingga dia sudah benar-benar tenang dari kekhawatirannya.

Hingga malam pun semakin larut.

Seulgi menyuruh Joohyun pulang. Tapi tidak akan semudah itu. Joohyun tidak tega meninggalkan Seulgi sendirian dengan kondisinya seperti itu. Dia pun mulai heran kenapa tidak ada keluarganya yang datang menjenguk.

"Orang tuaku tinggal di luar kota. Mereka juga pasti... sibuk. Bahkan ketika mereka sudah tua."

Joohyun hanya diam mendengarkan.

"Sama seperti Seungwan, aku juga anak tunggal. Jadi... ya."

Entah kenapa Joohyun merasa ikut kesakitan mendengar cerita Seulgi. Dibalik senyum yang selama ini ditunjukkannya, dia juga punya kisah yang menyedihkan.

"Kalau begitu aku yang akan menemanimu disini malam ini."

**

The Last True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang