BANTUAN

2.3K 286 12
                                    

"Ada Yeri di rumahku. Hanya memberitahumu agar tidak terkejut."

Begitu isi pesan singkat yang diterima Seulgi dari Joohyun. Tapi apa pedulinya? Ada atau tidak ada Yeri, dia akan tetap datang.

Biarpun dengan sedikit penyesuaian.

"Apa ini?" kata Yeri sambil menerima sebuah paper bag yang diberikan Seulgi.

"Joohyun bilang kamu suka membaca novel. Aku harap kamu suka Harry Potter."

Yeri tersenyum. Namun senyumnya itu memiliki arti yang berbeda.

Dia berkata, "Apa ini sogokan? Agar aku mendukung hubunganmu dan kakakku?"

Seulgi sedikit terkejut. Adik perempuan Joohyun memang tidak bisa diduga.

"Mungkin sebaiknya kamu menganggap itu sebagai hadiah perkenalan dari seseorang yang menyayangi kakakmu."

Dia pria yang manis, pikir Yeri. Tanpa butuh penjelasan dari Seulgi atau Joohyun, dia memang sudah bisa mengira kalau hubungan mereka pasti lebih dari sekedar teman.

Untungnya dia sudah bisa mengiranya sendiri. Karena kakaknya tidak akan pernah bercerita lebih dulu tentang hal semacam itu.

Kecuali dia dipaksa untuk membahasnya.

"Jadi kapan unnie akan memperkenalkan Seulgi oppa kepada eomma dan abeoji?" tanya Yeri malam setelah kedatangan Seulgi.

"Eomma dan abeoji kan sudah mengenal Seulgi."

"Tapi tidak sebagai kekasihmu, kan?

Joohyun sempat terdiam. Bahkan tangannya yang semula sedang merapikan ranjang itu pun berhenti bekerja. Seolah seluruh pikirannya terpusat pada perkataan Yeri.

"Unnie, hidupmu masih panjang. Aku rasa Seungwan oppa juga tidak akan masalah jika itu adalah Seulgi."

"Tidak akan semudah itu, Yeri."

Kalimat singkat Joohyun itu mampu menyampaikan rasa sakitnya. Yeri menyadarinya. Tapi dia tidak ingin situasi jadi menyedihkan.

"Kalau begitu unnie hamil saja. Semua orang pasti langsung menyuruh kalian menikah."

Joohyun langsung melayangkan tatapannya yang paling mematikan pada adiknya itu. Dewasa itu memang bukan soal umur, pikir Joohyun yang tidak percaya dengan perkataan Yeri.

"Lebih baik kamu tidur, aku pusing mendengarmu."

**

Keesokan harinya Yeri masih tinggal di rumah Joohyun. Besok dia baru akan kembali ke Daegu dan malam ini dia ingin menjadi adik yang baik bagi Joohyun.

"Aku akan menemani Jaemin malam ini, unnie pergilah berkencan dengan Seulgi oppa."

Sebuah penawaran yang aneh tapi menggiurkan.

Awalnya Joohyun tentu berpikir tawaran adiknya itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa dia meninggalkan Jaemin yang tertidur di rumah. Tapi kalau dipikir... dia memang tidak bisa berkencan dengan Seulgi selama ini.

Entah hanya mengobrol di mobil atau Seulgi datang. Itu pun pasti ada Jaemin.

Jadi Joohyun pun mengiyakan tawaran Yeri itu.

Dia pergi ke apartemen Seulgi untuk menemui kekasihnya itu.

Malam itu Seulgi pulang larut, banyak pekerjaan di kantornya. Ketika Joohyun datang, dia juga baru tiba di rumahnya.

"Nyalakan saja TV-nya, aku mau mandi dulu," kata Seulgi memberikan remot TV itu.

Joohyun menunggu Seulgi di kamarnya. Dia berdiri melihat ranjang itu, berjalan mendekat dengan berbagai macam pikiran di kepalanya.

Entah apa yang merasukinya, pikiran kotor itu datang. Bukannya dia sangat menginginkannya, justru dia seperti masih merasa ragu.

Apa aku benar-benar perlu menginap?

**

The Last True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang