Warna Baru

21 4 2
                                    

Apapun yang kamu rasakan saat ini akan menjadikan mu sadar dikemudian hari, dan menjadikan mu lebih kuat dari hari ini.
Keep spirit!

@Motivator

Abil duduk dibatas tempat wudhu pondok.
Hari ini cukup melelahkan bagi Abil, ia rasa kini hidupnya sudah berbeda. Banyak rasa yang ia singgahi sepercik kepahitan pun mulai hadir ketika ia memutuskan untuk mengikuti kata hati selain kata hatinya.
Abil merasa kini hidupnya terlalu sesak, untuk melakukan kebiasaan saja diatur oleh orang yang berbeda. ia menyesal karna dulu ia meminta pengalaman baru dalam hidupnya. Abil ingin menarik ucapannya, Namun tetap saja takdir hidupnya sudah tertulis. Ia mau tidak mau harus hidup dalam aturan berbagai ujaran manusia.
Kala itu juga Ghina menghampiri Abil.
"Abil! Abil!"
"Hah? Iya, kenapa ghin?"
"Tau nggak bil? Ada orang baru!"
"Terus apa, mau kenalan? Minta whatsapp? "
"Hahahah ngga lah, cuma mau ajak kamu ngeliat orangnya"
"Males ah ghin, lagi cape ini"
"Kenapa coba aku bisa lupa gini?"
"Lupa apa? Ya mana aku tau, kamu lupa apa aja aku ngga tau"
"Lupa, kamu itu orangnya susah banget diajak kemana mana muehehe."
"Terus aja ghin, dateng teriak teriak sekarang malah ngeledek. Udah tau kayak gini masih aja ngledek."
"Udah ah mau pergi liat aja"
Ghina pun berlalu. Abil ingin tahu siapa yang Ghina maksud namun, rasa lelahnya sangat mengalahkan keinginannya.
Langit tampak begitu anggunnya, hanya itulah yang mampu menyingkirkan rasa penat Abil.
Kala melihat langit Abil merasakan kerinduan akan hadirnya pelangi, warna yang nyata namun tak kunjung kembali.
Langit suatu hal yang sangat baik dimata Abil ia mampu memberikan naungan indah disetiap waktunya, ia mampu menghadirkan kerinduan disetiap kelebihannya. Tidak hanya Pelangi yang indah bagi Abil, sunset maupun sunrise juga sangat menawan baginya karna langitlah yang menyuguhkannya.
Seketika Abil menghayati suasana Indah datang dengan berirama.
"Langit yang indah, seindah namaku. Kasihanilah yang begitu terpana melihat mu namun tak bisa menggapai mu"
"Aku mah nggak perlu dikasihani ndah."
"Kamu tau nggak ada anak baru bil?"
"Tau tapi nggak tau orangnya, dan nggak perlu tau juga"
"Alah palingan ntar kepo"
"Udah jangan ganggu, aku mau berdua sama langit tanpa suara kamu!"
"Huh, iya bil iyaa"

~Abil PROV~
Smoga warna baru segera datang, meski kini hidup ku seperti ini. Semakin aku tak ingin menjalankan takdir ku, semakin pula ia menghukum ku. Aku pasti bisa melewatinya, aku ingin warna baru untuk mewarnai hidup ku.
Oh ya robbi, setidaknya takdir ku ada pada genggaman mu aku ikhlas menjalankannya. Namun berilah aku kekuatan untuk bertahan, dan juga warna baru untuk kebahagiaan.
Sesungguhnya hanya engkau yang mampu mendengarkan dan yang mampu mengabulkannya, maka kabulkanlah ya robbi. Tiada yang lebih baik dari mu.

~Author PROV~
Setelah Abil memanjatkan do'a, ia pergi menuju tangga. Baru saja ia duduk, anak kecil menghampirinya.
"Teh abil hari ini sholat sampe isya'nggak?"
"Iya, sampe isya'. Kamu juga?"
"Nggak teh, ila cuma sholat maghrib aja." Ujar bocah bernama Ila.
"Kenap... "
Belum sempat Abil melanjutkan pertanyaannya Ghina memanggilnya.
"Abil! Bil jangan duduk disitu bil! Ada yang mau lewat"
"Alah boong, tadi kamu gangguin aku. Sekarang gangguin lagi, Aku lagi ngomong sama ila aja sampe kepotong"
"Ih serius bil, ntar ada yang mau lewat situ. Cepet turun! Aku nggak ganggu kamu lagi kalo kamu turun sekarang deh"
"Duh iya iya, ila udah dulu ya"
"Astagfirullah" Suara itu mendesis.
"Eh eh, maaf maaf"
"Iya nggak papa" Diakhiri senyuman.
Abil merasa bingung, siapa mereka. Mengapa mereka menaiki tangga. Apa mereka tamu? Jika memang tamu mengapa harus pergi keatas?
"Kenapa? Kamu bingung ya bil?"
"Kamu udah janji ghin, nggak bakal ganggu aku kalo aku mau turun."
"Duh baru aja mau dijelasin, iya iya aku nggak ganggu"
Ghina berlalu, Abil kembali duduk dibatas tempat wudhu pondok, ia masih bingung juga ingin sekali mengetahui siapa yang tadi iya temui. Sesuai biasa Abil menjalankan aktivitasnya. Sampai ia sholat isya' tampak orang yang ia temui sore tadi berada dibarisan ma'mum.

 Sampai ia sholat isya' tampak orang yang ia temui sore tadi berada dibarisan ma'mum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin cuma tamu dari jauh" Itulah yang Abil katakan juga pikirnya.

"Abil pulbar yaa!"
"Iya ghin"
"Hari ini, putri nggak berangkat lagi. Kenapa ya?"
"Nggak tau"
"Singkat, padat, jelas!"
"Ghin tadi tuh siapa sih?"
"Siapa apanya? Yang mana? Oh jangan jangan kamu kepo sama orang yang tadi sore keatas ya?"
"Nggak jadi"
"Siapa orang orang itu? Siapa mereka? Siapa? Kata itulah yang berada pada pikiran Abil.

Hai The Readers, Terimakasih Telah membaca.
Jangan lupa VOTE!!
siapa sih yang Abil temui hari ini?
Tunggu next bab 5
Jangan lupa baca rotib alhadad untuk dunia ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suara Batin KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang