Zen ini sebenarnya sangat jenius!

981 67 4
                                    

Sepuluh pukulan, sebelas pukulan, dua belas pukulan.

Harumi berlatih, ajaibnya gadis kecil ini masih terlihat anggun dan indah walaupun keringat terlihat terus bercucuran.

Harumi terus berlatih.

Tiga puluh satu pukulan, nafasnya berat dan tangannya tidak mampu melayangkan pukulan lainnya tetapi dia tidak menyerah dan melampaui batasannya.

Lima puluh pukulan!

Tepat ketika itu, sebuah suara akrab memanggilnya.

"Harumi, pin rambutmu jatuh" Haruto mengambil pin rambut berwarna pink milik Harumi dan berniat menyerahkannya.

Bagi Harumi Pin itu adalah segalanya, karena pin rambut itu diberikan kepadanya oleh Haruto, lalu ia segera berlari seperti kehilangan nyawa dan merebut pin rambut yang berada di tangan Haruto dengan cepat.

Harumi tersenyum, tetapi kemudian ia melihat ada yang aneh dengan tubuh kakaknya.

Tubuhnya hitam berbau daging terbakar dan ia bahkan tidak memakai satupun pakaian padanya.

Melihat keatas kebawah wajah putih  Harumi perlahan memerah.

Kya!

Walaupun dia gadis yang sangat polos jelas dia tahu itu apa, ya sebuah gajah kecil yang menggantung mati.

Harumi segera berlari dan masuk kedalam rumah.

Zen tertegun dengan keindahan Harumi dan tidak bisa berhenti linglung.

"Kakak! Kau sebenarnya sangat mengerikan! Aku hidup sengsara di desa kumuh, dan ternyata kau hidup dengan gadis secantik itu" Zen mengeram.

"Ha?"

Zen melompat bersujud ke Haruto da menghapus mimisan di hidungnya, "Kakak kau memang patut ku ikuti, tidak ada orang lain yang bisa seberuntung dan sekuat kakak!"

Haruto memandang Zen dengan jijik lalu segera menghiraukannya dan berjalan masuk ke rumah.

"Kakak tunggu! Kenapa kau meninggalkan aku sendiri" Zen menghapus ingus dari hidungnya dan segera mengejar Haruto.

Di ruang makan dengan lampu redup Zen dan Harumi duduk menunggu Haruto.

Zen tidak bisa untuk tidak melihat Harumi keindahan di depannya, napas panas keluar dari hidungnya, sementara Harumi hanya bingung dengan wajah polosnya dan memandang Zen dan tersenyum.

Melihat senyum polos Harumi.

"Agh! Dewi! aku berjanji akan melindungi mu, segala keindahan adalah berkat surga dan neraka" Zen melompat bersujud dan berjanji di depan meja makan.

Haruto yang baru keluar setelah membersihkan diri, ketika melihat ini hanya bisa menghela nafas dan merasa menyesal membawa anak bodoh ini bersamanya.

Nasi sudah menjadi bubur, Haruto kemudian duduk dan bergabung di meja makan.

Melihat pendatang baru di depannya, Harumi melirik Haruto lalu kemudian bertanya.

"Kakak siapa dia?" Harumi mengecilkan suaranya, karena ia malu dan juga jarang berhubungan dengan orang lain selain kakaknya.

Melihat tingkah lucu Harumi dan wajahnya yang memerah, Haruto ingin mencubit pipinya tetapi segera menahan keinginan di hatinya lalu ia memperkenalkan Zen.

"Oh dia Zen, aku bertemu dengannya di perjalanan saat pulang di hutan," Ucap Haruto sambil meminum kopi.

"Aku Zen! Senang bertemu denganmu Harumi!' Zen bersemangat memperkenalkan dirinya, baginya bertemu Harumi adalah sebuah keberuntungan yang sangat baik dan ia rela mati sekarang.

Naruto World : My EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang