euphoria

264 50 25
                                    

"Bang-"

"Lo ajak ngopi aja gih, kan hobi dia, Seulgi si anak senja.."

"Sat."

"Heh gatau diri banget sama yang lebih tua."

"Belum nanya gue, Bang!"

"Udah tau."

Jungkook berdecih sebal, matanya mendelik tak terima. Bener, sih. Dia memang mau membahas itu, tapi kok kok ngeselin ya? Pantas orang selingkuh ga suka di gep pasangannya.

Ganteng-ganteng suka ga nyambung.

"Pergi sana lu hus-hus,"

"Eh kok ngusir?"

"Rumah-rumah gue."

"Oiya hehe."

"Haha hehe nyaho lu. Uda mau sore keburu ilang nanti momennya."

"Oke deh, Bang. Cabut gue yak, makasi loh nasi padangnya loh. Enak."

"Ya enak gratisan."

Eh gitu amat.

Nasi padang bener-bener favorit mereka sih, meskipun ga murah yang gituan di Korea mah, nasi impor. Tapi tenang, rezeki Seokjin ga pernah putus-putus, murah aja murah katanya.

"Dih Bang, sering-sering ya."

Tiada kalimat lagi dari sang tuan rumah, namun raut wajahnya benar-benar menyiratkan 'enyahlah' dengan gestur tangan mengusir. Hanya saja karena pada dasarnya Jungkook memang tidak tau malu jadi dia senyum-senyum saja dengan binar di matanya. Semangat sekali untuk menemui pujaan hati, cinta memang suka mendatangkan hal-hal ajaib, dan tolol.

Kala kunci motor telah pada tempatnya tiba-tiba saja terpikir olehnya untuk menanyakan keberadaan Seulgi sekarang, dengan cepat ia merogoh ponsel dan menekan lama angka satu yang merupakan nomor wanita itu. Begitulah, sudah tau bisa sebucin apa, 'kan?

Namun tidak ada yang menjawab di ujung sana melainkan suara mba-mba operator. Dua tiga kali masih sama. Hingga akhirnya helaan nafas khawatir itu keluar darinya, tumben sekali Seulgi begini. Sibuk apa?

Daripada bisa gila pada akhirnya ia memutar kunci motor kecintaannya itu, berangkat menuju rumah Seulgi. Entah ada atau tidaknya, samper aja dulu.

Omong-omong pada saat itu dirinya selalu menjadi penengah diantara Jimin dan Seulgi yang berselisih. Pernah awalnya mereka berkencan dengan Jungkook yang selalu ikut menemani karena Jimin takut suasana kaku diantara keduanya, ia senang, senang sekali, hingga suatu hari mereka sudah bisa berpergian berdua tanpa perlu dirinya lagi.

Sakit juga ternyata, tapi tidak apa.

Belum lagi dalam pertengkaran mereka Seulgi seringkali hanya mau kemana-mana dengan dirinya, ogah dekat-dekat Jimin. Pada saat seperti itu, Jungkook menikmatinya, ha dasar.

Sampai akhirnya ia lagi-lagi harus menelan pil pahit ketika mereka berbaikan. Iya tentu saja, Jungkook lega bila keduanya telah membaik. Tidak apa ia akan baik-baik saja pikirnya.

Mungkin sebentar lagi tidak apa akan menjadi kalimat singkat favoritnya. Menenangkan sekaligus mematikan.

Akan tetapi sebenarnya itu belum seberapa, paling berat ialah menahan rasa cemburu yang kerap kali menderanya, perasaan tak suka melihat dua insan di depannya namun ia sadar, kebahagiaan Seulgi itu yang utama baginya, tidak rela senyum itu pergi. Bila mungkin entah bagaimana caranya ia akan selalu menjadi support system wanita tersebut meski beberapa hal kadang tidak berbuah baik pada dirinya sendiri. Lagipula, ia kenal Jimin dengan baik seperti mengenal Seulgi, mempercayakan pujaannya pada sosok tersebut tidak pernah menjadi ragu untuknya.

i hate u, i love u // kth x ksgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang