Bagi seorang Ben menikah dengan perjodohan adalah sebuah mimpi buruk yang tidak pernah ia bayangkan. Hidup bersama seorang wanita yang tidak pernah dikenal, apalagi kalau wanita itu adalah anak dari seorang pelayan yang pernah bekerja dirumahnya. Entah apa yang ada dipikiran Mamanya saat melakukan perjodohan ini.
*******
Adinda, gadis sederhana yang enam bulan lalu menyelesaikan seragam abu-abunya, terlahir sebagai anak pertama dengan dua orang adik yang masih di sekolah dasar. Ayah dan ibunya adalah seorang petani, yang memiliki sepetak tanah sebagai sumber kehidupan mereka selama ini.
Hidup Adinda begitu indah, Bahagia dan penuh cinta dari keluarganya, hingga hari itu seorang wanita yang sangat cantik bernama Aisha datang meminangnya untuk sang putra, yang entah seperti apa rupanya.
*******
"Bagaimana Mang Diman dan Mbo Sum, saya rasa waktunya sudah tepat untuk menikahkan mereka dan memenuhi amanah almarhum papanya Ben. Adinda sudah menyelesaikan sekolahnya, dan usia Ben sudah lebih dari cukup untuk menjadi kepala keluarga." Aisha berkata dengan tersenyum.
"Maaf sebelumnya Nyonya, tapi kalau boleh tahu apakah Tuan Ben setuju dengan pernikahan ini, kami tidak ingin ada keterpaksaan yang akan berakibat buruk nantinya," ucap Ayah Adinda dengan penuh hormat kepada Aisha.
"Mamang dan si mbo tidak perlu khawatir, Ben adalah anak yang baik, dia sudah tahu dengan rencana pernikahan ini dan tidak menolak sama sekali. Dan untuk pelaksanaannya mamang dan si mbo cukup datang saja satu bulan dari sekarang, karena semuanya sudah saya siapkan di Jakarta." Aisha berkata dengan suara yang begitu lembut namun sangat tegas, terlihat dari kedua orang tua Adinda yg langsung mengangguk dengan perkataannya.
*******
"Kamu pasti bingung kan nak? Ayah dan Ibu bisa mengerti, tapi kamu tidak perlu khawatir. Nyonya Aisha adalah orang yang baik, dan Tuan Ben dia juga laki-laki yang sangat baik. Walaupun sudah belasan tahun tidak bertemu, kami yakin tidak ada yang berubah dengan kebaikannya."
Adinda hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Ayahnya, ada sedikit rasa takut, apakah pernikahan ini akan berjalan dengan baik atau tidak, tapi ia juga tidak punya alasan untuk menolak permintaan orang tuanya.
*******
"Wah pengantinnya cantik sekali, pekerjaan saya menjadi lebih mudah. Pasti calon suaminya akan langsung ileran melihatnya".
Bimo Chan, sang makeup artis yang merias Adinda berkata sambil tertawa dengan asistennya, sedangkan sang pengantin hanya bisa tersenyum dalam diam, karena saat ini ada rasa yang tidak bisa diungkap, apalagi sampai detik ini Adinda tidak pernah tahu seperti apa rupa calon suaminya.
Mama Aisha selalu berkata, kalau Ben sedang menyelesaikan proyek diluar kota, agar bisa cuti panjang setelah pernikahan kami nanti.
Iya, sekarang Adinda memanggil Nyonya Aisha dengan Mama karena beliau yang memintanya.
"Sah". Itulah kata yang terdengar dan setelahnya Adinda dibawa masuk keruangaan akad nikah.
"Ayo nak, cium tangan suamimu"
Dengan ragu Adinda mencium tangan lelaki itu, dan memberanikan diri melihat rupanya, walau kemudian ada rasa tak biasa yang muncul.
Mata lelaki itu sangat menakutkan, penuh amarah dan benci.
"Ada apa ini ya Allah", Adinda berbicara dengan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate In Love
RomanceJika ada yang mengatakan pernikahan adalah jalan menuju surga, maka bagi Adinda itulah hari-hari penuh dengan luka, mungkin belum bisa disamakan dengan neraka, tapi sakitnya bisa membuat asa pupus untuk indahnya sebuah pernikahan. Dan bagi seorang B...