KESAKSIAN DARI SELEMBAR KERTAS DAN SEBUAH PENSIL

15 1 0
                                    

Lembaran kertas tidak pernah luput untuk dijejaki
Membaca tinta hitam dari pena bulu yang mulai pudar
Mata menyipit membaca goresan yang tidak lagi berjejak
BACA DAN BACA!!
Hanya kata itu yang pantas kami sebut

Peralihan politik radikal dari hulu menjadi hilir terus berlanjut
Percekcokan antar perwira dan pejabat tidak menyurutkan niat kami
Kami hanya sebutir kertas
Apabila ditulis semakin tebal maka akan menjadi emas

Kami hanya butuh semangat dari kalian para leluhur, para pejabat dan para perwira
Seonggok nasi yang kalian berikan sudah cukup untuk mengisi akal yang saat ini kami butuhkan
Segepok duit tidak kami perlukan
Kami hanya perlu sebuah pensil dan selembar kertas
Sebuah pensil untuk merancang gagasan dalam pikiran kami
Selembar kertas untuk menuangkan rancangan gagasan yang kami pikirkan

HANYA ITU!!!!
KAMI HANYA BUTUH ITU!!
TAPI KENAPA KALIAN TIDAK BISA MEMBERIKANNYA!!.

Sebuah pensil seharga 1000 rupiah kami cari dalam wadah yang sangat hina
Selembar kertas seharga 200 rupiah kami ambil dari rongsokan berbukit
Dan merangkainya menjadi sebuah jembatan ilmu
Pensil dan buku, hanya itu yang kami perlukan

4 tahun berlalu
Buku dan pensil semakin berharga seiring berjalannya waktu
Noda hitam dan kotor di pakaian berevolusi menjadi putih dan bersinar
Menjadi seorang pejabat yang disegani para perwira
Menjadi seorang pemimpin yang dihormati para masyarakat
Membangun sebuah politik yang taat akan aturan kenegaraan

Keberhasilan dari selembar kertas usang dan sebuah pensil menjadi saksi bisu perjuangan kami
Mengasah pikiran dan mogok makan tidak pernah membuat kami berhenti berpikir
Akankah keberhasilan akan datang?
Atau akankah kami gagal?
Satu kalimat yang pantas kami ucapkan adalah...
LEBIH BAIK MENCOBA













Bintan
Jumat, 3 April 2020

AksarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang