Dua

0 1 0
                                    

Drrrtt...Drrrtt

Bunyi yang berasal dari saku rok. Ku lihat ternyata itu adalah sebuah pesan masuk dari Papa.

Papa💙
Nak, sepertinya Papa gak bisa jemput kamu deh. Hari ini Papa ada meeting untuk beberapa jam ke depan. Jadi Papa gak bisa ninggalin perusahaan gitu aja. Kamu pulang hati-hati ya nak.. I love you...

Arrgh...Sudah menjadi hal biasa bagiku mendapat pesan seperti itu dari Papa. Kadang aku merasa kesal, padahal sudah beberapa menit menunggu tapi tiba-tiba selalu begitu. Tapi aku memakluminya, Papa seperti itu jugakan sedang mencari rezeki untuk keluarga. Aku juga sering sedikit tertawa kecil, karena setiap Papa mengirim pesan kepadaku pasti selalu terdapat ungkapan kalimat yang meluluhkan hati yang ada diakhir pesan(I love you).

***

Sesampainya di rumah, aku langsung membuka sepatuku. Tak sempat mencium tangan Mama, karena kaki ku sangat gesit untuk segera masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar, aku langsung mendaratkan seluruh tubuhku ke tempat yang menurut ku itu adalah surga dunia. Ya, kasur. Hari ini sangatlah lelah, karena hari ini adalah hari dimana aku benar-benar berinteraksi dengan lingkungan sekolah yang baru. Jadi semua itu membutuhkan tenaga. Aku mengeluarkan ponsel yang masih berada di dalam saku. Ketika aku hendak mengeluarkannya, tiba-tiba ada sebuah panggilan telepon dari Keysa.

(Di telepon)
Keysa : Hai kembarr, gimana sekolah lo tadi? Menyenangkan gak?

Aku : Apasiii, suaranya cempreng banget.

Keysa : Ihh, kok gitu sih. Gue kan nanya..

Aku : Iya gak gimana gimana.

Keysa : Terus, ketemu sama si Sultan gak?

Aku : Yee, apasi gak jelas.

Keysa : Ihh, gue kan nanya. Soalnya tadi di grup smp gue pada spam. Pada ngasih tau mereka sekolah dimana dan masuk jurusan apa. Gue liat si Sultan beneran satu sekolah sama lo, dia juga bilang di grup kalo dia masuk jurusan IPS. Nah, gue tanya lo masuk jurusan mana?

Aku : Ya ampun, apa sih Ke, emangnya gue peduli. Makin gak jelas nih lama-lama. Di kira ada perlu apa tiba-tiba telepon.

Keysa : Gue kan cuma pengen tauu, lo masuk..... Tuut Tuut Tuuut.

Rasanya pusing jika aku terus menerus mendengarkan ocehan Keysa yang tidak jelas. Maka dari itu, aku lebih memilih mengakhiri panggilan dan tidur di balik selimut dengan seragam putih abu-abu yang masih melekat di tubuh.

***

Pukul 8 malam aku terbangun. Aku menatap ke arah cermin yang berada di samping tempat tidurku.
"Ya ampun, gue ketiduran. Mana masih pake baju seragam lagi. Ditambah belum mandi" gumam ku dalam hati. Lalu, aku bergegas menuju kamar mandi untuk segera menyegarkan tubuh yang bau apek ini.

Setelah selesai mandi, aku bergegas keluar kamar dan menuju ke meja makan. Di sana aku melihat Mama dan Papa sedang makan malam.

"Hai sayang, kemana aja kamu? Kok baru keluar kamar" tanya Mama padaku.

"Baru mandi Ma, tadi Keyla ketiduran"

"Oh, ya sudah. Makan nih yang banyak" ucap Mama sambil mengambilkan aku beberapa centong nasi. Selain manja sama Mama aku juga suka sekali sama yang namanya makan.

"Makasih Mama" ucapku tersenyum manis.

"Oh ya Key, gimana sekolah kamu tadi?" tanya Mama.

"Emm, senang kok Ma. Sekolahnya bagus, temen-temen sama kakak kelasnya juga ramah" jawabku sedikit berbohong.

"Oh iya,tadi teman Mama bilang katanya anak dia satu sekolahan sama kamu" lanjut Mama.

"Siapa Ma?" Papa tiba-tiba bertanya.

"Itu loh Pa, Dewi istrinya si Anto sahabat kamu" jawab Mama.
"Katanya anak dia satu sekolah sama anak kita, kalo gak salah namanya Dimas. La, coba deh nanti kamu kenalan sama dia. Dia anaknya baik loh, sopan pula" lanjutnya.

"Hehehe, iya Ma nanti aku kenalan sama dia" ucapku sambil tertawa palsu "Ma, Keyla udah selesai makan. Keyla mau langsung ke kamar lagi ya" lanjutku. Aku langsung bergegas pergi meninggalkan meja makan, tanpa mendengar jawaban dari Mama.

Sesampainya di kamar, bukannya belajar. Aku malah merebahkan kembali tubuh ku di atas kasur yang sangat nyaman itu. Bagiku itu memang benar-benar surga dunia.

Dimas, siapa lagi coba si Dimas.Lamunku. Tiba-tiba bunyi dering dari ponsel menyadarkan dari lamunanku.

0877xxxxxxxx
Hai Key..

Ini nomor siapa ya?! Kok tau nama gue segala. Batin ku.

0877xxxxxxxx
Ini nomor gue, Iqbal.

Hah, beneran dia chat gue ternyata. Lagi-lagi batinku. Tapi aku memang sengaja tidak membalasnya, bukan sombong. Tetapi hanya saja malas untuk mengetiknya alias mageran. Dan kemudian aku lebih memilih tidur karena besok masih hari sekolah.

***

Aku berjalan menyusuri lorong kelas 11 untuk menuju ke kelas ku, di sana aku melihat banyak kakak kelas baik laki-laki maupun perempuan. Mereka semua memandangku dengan tatapan sinis. Mungkin karena aku adek kelasnya jadi mereka berlagak sombong. Dan diantara mereka semua, yang aku kenal hanyalah Ka Echa dan Ka Luna. Aku mulai perlahan melewati mereka. Ketika hendak aku hampir melewati mereka semua, tiba-tiba tas ku seperti ditarik sekuat-kuatnya sampai aku kembali melangkah ke belakang.

"Hai, Cantik. Kenalan dong" ucap salah satu laki-laki yang berada di situ.

Aku berusaha santai menghadapinya, aku berlagak seperti tidak takut padahal sedikit gemetar.

"Kok diem aja sih" lanjut si laki-laki tadi.

"Tau lo, sok jual mahal. Cowok ganteng kayak Daniel masa bakal ditolak" tiba-tiba Ka Echa menyambung.

Aku awalnya biasa saja, tapi lama-lama menjadi kesal juga. Aku coba berjalan kembali, namun lagi lagi aku ditarik. Karena emosi, aku langsung menampar laki-laki itu dan berusaha pergi. Namun untuk kesekian kalinya bukan lagi tas yang ditarik, melainkan baju. Aku mencoba mengelak tapi tarikannya sangat kuat. Tiba-tiba...

"Woii, jangan kasar gitu dong sama cewek", aku terkejut dan melihat ke arah asal suara itu. Ternyata itu adalah Ka Iqbal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang