Dua bulan yang lalu : part 1

19 3 0
                                    

Dua bulan yang lalu..:

Aku turun menyusuri tangga dari kamar
untuk mengambil gunting yang akan ku pakai untuk memotong kertas kado, ya!!! Dua hari lagi adalah hari ulang tahun pernikahan orang tua ku, jadi, kali ini aku akan memberikan hadiah yang istimewa untuk mereka.

Sayup sayup ku dengar perbincangan orang tua ku, semakin aku menuruni tangga semakin jelas aku mendengar perbincangan mereka.

"Pah, apa sebaik nya kita batal kan saja rencana ke luar negri nya?".

Hah! Aku mengerutkan kening. Apa aku tidak salah dengar!? Orangtua ku akan pergi ke luar neger?. Sedangkan aku tidak mengetahui nya.
Dan,kenapa mamah membatalkan untuk pergi.
Di situ aku mulai mencari tau apa sebenarnya yg terjadi.

"Loh,kok gitu sih mah, lagian proyek ini kan buat perusahaan kita juga supaya maju .Mahh."

Balas papah dengan nada tenang. Dan ,
Setelah mendengar jawaban papah, wajah mamah terlihat gelisah. Entah apa yang dia pikirkan dan kgawatirkan.

Saat ini memang perusahaan papah sedang mengadakan proyek baru.. Sedangkan banyak sekali saingan perusahaan lain yg lebih modern dan maju dari perusahaan nya papah. Lagi pula karena
Perusahaan yg di bangun papah baru saja berjalan 10 bulan yang lalu, jadi papah harus bekerja keras supaya perusahaannya maju.. Seperti sekarang, mereka akan mengadakan investasi dengan perusahaan dan pengusaha pengusaha yg ada di luar negeri agar perusahaan yg papah bangun ini bisa lebih terkenal tidak hanya di indonesia tapi juga agar bisa di kenal di kancah internasional.

Aku segera berjalan menghampiri mereka.

"gini mah, klo kita ngebatalin ini otomatis perusahaan kita gak berkembang, trus ga bakalan populer juga papah mau kita pulang dari sana harus bisa dapetin inventor yg mau kerja sama di perusahaan kita."

Jelas papah,dan nampak nya penjelasan papah tidak berpengaruh pada wanita di depan nya itu.
Entah apa yang ada di pikiran mamah ku.

"Hai mah, pah".

Keduanya langsung menoleh pada ku.

"Hai sayang," balas papah sembari tersenyum,"kok kamu belum tidur ini udah malem loh."

"Belum pah, aku mau ambil gunting dulu."

Sejauh yang aku kenal mamah memang wanita yang kuat dan teguh pendirian dia tidak langsung mengambil keputusan tanpa ia pertimbangkan terlebih dahulu.

"Huuuh," Mamah menghela napas pelan. "mamah.. khawatir sama keadaan di rumah, dan juga Maira di rumah cuma ber dua".

Mamah, tampak memelas. Dan kemudian dia duduk dengan mengurut pelan pelipis nya.

" Nggak mah, Maira nggk cuma berdua, 'kan papah nyuruh Lina buat ke sini."

" Tapi kan paah.........."

Mamah terlihat khawatir.

"Udah mah, pah, gak usah khawatirin Ira, lagian aku kan udah besar bisa jaga diri juga kok".

Aku hanya tersenyum.lagian sambil merelaks kan nya dengan mengurut bahu nya.

"Jadi,kapan kalian berangkat.?"

Mereka berdua tersenyum mendengar pertanyaan ku.

"Tuh,'kan,mah Maira aja udah setuju kita berangkat!."

"Kamu beneran gak papa di rumah .?"

Aku mengangguk pasti.
Tapi ada apa dengan mamah.-dia menangis.kemudian dia menarik bahu ku dan langsung memelukku erat.

Aku merasakan kehangatan dalam pelukan nya pelukan seorang ibu kepada anak nya yang begitu tulus serta hangat...
Setelah beberapa detik. Papah pun ikut memeluk kami....

**

"Tiada yang bisa menggantikan pelukan tulus seorang ibu, karena di setiap sentuhannya tersimpan cinta tiada tara.dan ingat!, di setiap kekhawatiran seorang ibu tersimpan beribu doa yg terucap agar anak nya selalu bahagia dan selamat."


NA'IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang