"dek, beliin mama rokok buat papa" ujar mama Taehyun berteriak ke arah kamar Taehyun
Taehyun yang mendengar pun berteriak halus, "iya ma, sekalian beli camilan nanti" Taehyun bergegas memakai jaketnya.
Suasana malam memang sepi dan mencekam, Taehyun menuruni tangga dengan jaket biru gelap di tubuhnya serta celana pendek selutut
"Ini uangnya, kau bebas memakainya untuk membeli sesuatu yang kau inginkan. Mama tidak melarang" ujar mama Taehyun menyerahkan uang nya.
Papa Taehyun menatap anaknya dari atas kepala hingga ujung kaki lalu mengernyit, "kamu pakai celana seperti itu? Perlu kah papa mengantar anak gadis ini?"
Taehyun tersenyum lalu menggeleng kuat, "Tae sudah besar, apa papa tidak melihatnya? Lagi pula tokonya tidak terlalu jauh?"
"Tidak terlalu jauh apanya? Kau ini sering sekali mengelak" ujar mama Taehyun nimbrung.
Taehyun memutar bola matanya malas, " Tae hanya harus berjalan lurus , di saat pertigaan berjalan ke kanan lalu ke kiri sedikit. Disana tokonya benar bukan? Baiklah Tae akan berangkat sekarang. Sampai jumpa"
Taehyun keluar dari rumahnya, berjalan menelusuri jalanan yang gelap dengan pencahayaan yang remang remang. Taehyun tidak mengira bahwa hawanya akan sedingin ini.
"Huh! Seharusnya aku mengizinkan papa mengantar jika udaranya sedingin ini! Membuatku ingin beku saja" dengus nya tetap berjalan namun dengan langkah cepat.
Hingga akhirnya dia tiba di toko yang di perintahkan dan dengan segera memasuki tokonya mencari apa yang mama nya perintahkan.
***
"Seon, kemari"
Pria paruh baya itu memanggil anak bungsunya, dan diangguki dengan patuh oleh Hyungseon. Dari kejauhan Euiwong hanya menatap adiknya dengan rasa takut.
"Belikan aku bir, kalian juga harus merasakan bir itu sesekali agar tidak menjadi lemah"
Hyungseon menatap ayahnya nanar, "bukan kah ini sudah malam? Benarkan ayah?"
"Kau sekarang berani membantah?" Pria paruh baya yang dipanggil ayah itu ber smirk lalu melayangkan tangan nya hendak menampar si bungsu.
Namun tangannya tertahan, "kau boleh menyiksaku ayah jangan siksa mereka. Mereka terlalu kecil untuk merasakan sakit"
Ayah nya tersenyum lalu menepuk bahu Beomgyu, "maka tetaplah bersikap dingin, jangan pernah berteman atau pun membantu seseorang. Dan lanjutkan bisnis ayahmu ini"
Beomgyu mengangguk lalu merampas uang yang berada di genggaman Hyungseon, "biar aku saja, kau kerjakan saja tugas sekolah mu. Euiwong!" Ujar nya lalu memanggil sang adik tertuanya
"I-iya kak" balasnya gugup
"Ajari Seon, jangan sampai ayah tua ini menyentuhnya. Dan ingatkan aku tidak ingin tubuh kalian memar"
"Baik" balas Euiwong lalu menarik tangan Hyungseon ke kamarnya.
Beomgyu menatap ayahnya tajam, "selesai, kau bisa menungguku di kamarmu. Dan ingatlah jangan menganggu pangeran kecil ku"
Ayah nya menepuk bahu Beomgyu, "bagus nak, aku suka tatapan matamu yang tajam."
Ujarnya lalu berlalu meninggalkan Beomgyu dan masuk ke dalam kamarnya. Beomgyu keluar rumah dan menaiki motor besar nya menuju ke arah toko.
***
"Akhh... Aku bingung harus membeli camilan seperti apa" ujar Taehyun sambil menempelkan telunjuk nya ke dagu. Tidak sadar beberapa orang tengah menatap kaki mulus nya
"Minggir"
Taehyun familiar dengan suara ini, Taehyun mendongak dan menatap lekat wajah tampan kakak kelas yang ia sukai itu. Lalu ia tersenyum
"Selamat malam kakak Beomgyu yang tampan" ujarnya halus.
"Hm, kau" ujar nya datar lalu menunjuk ke arah Taehyun. Membuat Taehyun ikut menunjuk diriny sendiri
"Aku?" Ujar Taehyun kikuk, merasa canggung dan senang secara bersamaan.
"Minggir"
"Huh!?"
"Bir"
"Oh, kak Gyu ingin membeli bir. Baiklah"
Beomgyu mengambil 3 botol bir dan berjalan menuju ke arah kasir diikuti Taehyun, Taehyun pun meletakkan belanjaan nya di samping bir yang di beli Beomgyu.
"Bersama saja ya? Aku traktir"
"Tidak"
"Kenapa? Kakak kemari naik apa?"
"..."
"Apa kakak membawa motor?"
"..."
"Kak! antar aku pulang!"
Beomgyu kontan menoleh ke arah Taehyun dan menatapnya tajam. Membayar bir nya dengan cepat dan meninggalkan Taehyun di kasir sendirian.
Tidak tau bahwa akan ada bahaya yang mengancam si mungil.