13; Lock of Love

1.6K 142 62
                                    

Besok adalah kemoterapi hari pertamanya di sesi ketiga. Peter meminta Tony untuk tidak menemaninya sebelum kemoterapi karena ia merasa bersalah dengan Harley dan Morgan. Jadi, hari itu ia berada di rumah sakit sendirian dan sedang berjalan-jalan di lorong rumah sakit sambil menyapa beberapa perawat yang ia kenal saat ia menjalankan kemoterapi sesi pertama dan kedua.

PRAK

"Tidak. Sudah kukatakan percuma! Aku tidak ingin meminum obat-obatan ini lagi! Aku tidak bisa dad, aku bahkan tidak bisa dengan leluasa menggerakkan tubuhku. Semuanya terasa sakit," Peter tampak tersentak mendengar suara yang familiar di telinganya tampak meninggi tidak seperti yang sering didengar olehnya. Ia menoleh, pada ruangan yang ada disamping tempatnya berjalan. Peter mengintip dan menemukan Logan yang berdiri disamping ranjang dimana Wade tampak duduk. Pemuda itu menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kau tidak akan mengerti, apapun yang kulakukan aku akan tetap mati karena penyakit sialan ini. Aku tidak sepertimu atau Laura, aku bisa mati dengan mudah, kau tahu karena apa? Karena aku lemah. Aku tidak kuat seperti kalian," Peter mengeratkan kepalan tangannya, tidak menyangka akan melihat sisi lain dari Wade atau lebih tepatnya apa yang sebenarnya dirasakan oleh Wade.

Melihat bagaimana Wade melempar semua nampan berisi obat-obatan itu, ia sadar Wade sama sepertinya. Ia bukan pahlawan super yang kuat dan juga berani seperti keluarga mereka. Ia hanya orang biasa, dan takut akan kematian. Mundur perlahan, Peter tampak berjalan dan melewati kamar Wade begitu saja.

.
.

Peter hanya menatap tangan Steve yang masih digenggamnya. Menghela napas, ia saat ini melihat Steve seperti manusia biasa pada umumnya yang sekarat. Bukan pahlawan super Kapten Amerika yang memiliki serum super seperti yang ia lihat belasan tahun menjadi anaknya.

"Aku akan mencukur rambutku. Kuharap teman-temanku akan membantu," Peter tersenyum dan menatap ayahnya tanpa ia sadari ia mengeratkan genggaman tangannya, "aku pasti akan terlihat sangat aneh. Kuharap kau masih mengenaliku saat kau bangun nanti pops."

Peter tersenyum, menghela mapas panjang.

"Kau tahu pops, aku tahu jika kau dan dad berpura-pura kembali bersama untukku, karena mungkin... aku tidak akan bisa hidup lebih lama lagi, dan kurasa Lee juga menyadarinya," Peter terus berbicara sendiri meskipun ia tahu jika Steve tidak mungkin bisa mendengarnya, "tetapi aku juga tahu jika kalian masih saling mencintai. Dad selalu melihat foto kalian, kurasa ia juga hampir setiap hari datang untuk melihatmu. Dad membutuhkanmu pops, begitu juga denganku, Lee, dan Morgan. Kalau sampai... kalau sampai kau tidak bangun saat aku..."

Peter menggigit bibirnya, ia tidak bisa mengatakan jika ia meninggal. Ia sendiri bahkan takut untuk membayangkan tidak bisa melihat Steve hingga ia tidak bisa lagi bertahan.

"Aku tahu kalian berdua sudah banyak mengorbankan segalanya untuk kami. Tetapi, kumohon," Peter berbisik dan mengatupkan kedua tangannya pada tangan Steve, "bangunlah pops..."

Peter hanya bisa menutup matanya, membiarkan beberapa isakan meluncur sambil ia masih menggenggam erat tangan Steve. Ia hanya berharap jika Steve bangun, dan semua akan baik-baik saja untuknya dan juga untuk ayah dan adik-adiknya. Setelah beberapa menit hanya suara alat-alat yang bekerja disekitar ayahnya, Peter tampak menghela napas.

"Maaf kalau aku baru bisa menjengukmu pops, banyak sekali cerita yang ingin kukatakan padamu saat kau bangun nanti. Tetapi, kurasa aku bisa menceritakannya sekarang dan berharap kau bisa mendengarkannya," Peter menghela napas dan tersenyum, mulai bercerita tentang apa yang terjadi selama Steve tidak sadarkan diri.

CANCER ➤ SUPERFAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang