nine

4K 613 7
                                    

.
.
.
.
Jeno berdiri di antrian kasir minimarket untuk membeli pulsa, memang yang antri hanya dua orang tapi Jeno tak begitu tergesa. Dia lebih memilih memainkan hpnya sambil mendengarkan lagu melalui bluetooth handsfree.

Ada yang terlupa , Jeno butuh beberapa snack ringan untuk menemaninya bersantai di rumah nanti. Dia mulai memilih. Tak jauh dari Jeno seseorang menjatuhkan beberapa barang yang akan dibelinya karena tangannya tak cukup untuk membawa. Ah...Jeno reflek menolongnya , mengambil beberapa yang terjatuh.

Jeno lalu memberikannya pada orang tersebut . Tetapi Jeno tercekat ...
Orang di depannya adalah Renjun , dengan mantel yang tebal dan wajahnya yang manis .

Jeno dan Renjun saling bertatapan , Jeno tak dapat berkata , begitu juga dengan Renjun ,dia tak berekspresi apa -apa , wajah yang polos .

Jeno lalu memberi isyarat menunjuk pada sepatu Renjun, salah satu tali sepatunya menjuntai tak terikat. Reflek lagi , Jeno berjongkok lalu mengikatnya.

Renjun pun berterima kasih pada Jeno dengan menggunakan signalong.
Jeno sedikit paham , dia berpikir Renjun telah banyak berubah . Sekarang Renjun lebih bisa berekpresi , bahkan mandiri ., itu terbukti dari Renjun yang dapat pergi sendiri untuk berbelanja kebutuhannya. Renjun kini juga mengenal huruf dan angka.

Jeno dan Renjun berjalan beriringan , menyusuri trotoar di malam hari ini. Berhenti sejenak menunggu lampu lalu lintas untuk berubah warna di penyeberangan.

Jeno memandang Renjun di sampingnya, lampu jalan menerangi wajah Renjun  , terlihat begitu lentik bulu -bulu matanya , dengan bibir yang merah muda . Jeno tercekat , benar -benar pemandangan yang indah. Jeno lalu meraba dadanya , ada apa dengan jantungnya ?

Jeno tersentak saat Renjun menoleh kearahnya . Ah...

Sesampainya di depan rumah , sebelum berbelok ke halaman rumah ,  Renjun menoleh ke arah Jeno , membungkuk memberi salam perpisahan lalu memberi isyarat berterima kasih .Renjun pun berlalu .
Jeno tersenyum , mengapa harus ada perpisahan di malam yang indah ini .

================================

Jeno mencangklong tas ranselnya, hendak berangkat sekolah , dia menuntun sepedanya hingga depan pagar rumahnya . Entah mengapa dia melakukan itu , padahal dia biasanya menaiki sepedanya langsung .

Berhenti sejenak saat ,  pagar besi rumah Renjun terdorong terbuka dan menampakan ibu Renjun , Winwin yang menenteng kantong sampah.

Jeno pun sedikit membungkuk . Tersenyum. Winwin pun membalas dengan senyuman pula, dan segera masuk kembali ke halaman rumah setelah meletakkan kantong sampah.
Pintu pagar rumah pun tertutup kembali.

Ada kekecewaan di hati Jeno . Padahal dia menantikan seseorang .
Seseorang ....?
Jeno tak mengerti .

?Jeno tak mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Time Has Passed || Noren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang