006 //

2K 346 133
                                    





006

//

decision





"Jadi, mulai besok, kau sudah bisa bekerja."

Jennie tidak sepenuhnya terkejut untuk perintah tersebut, hanya saja dia tak ingin mengakuinya. Melamar pekerjaan di tempat yang ternyata adalah milik seseorang yang ia kenal, membuatnya senang sekaligus sedih. Senang karena, Jennie benar-benar mendapatkan pekerjaan itu, dengan mudahnya, padahal ia tak memiliki pengalaman bekerja. Dan sedih karena, ia kembali dihubungkan dengan masa lalu.

Memang bukan masa lalunya, namun, pemuda ini tentu saja mengingatkannya pada seseorang. Dan tentunya, Jennie akan mendengarnya membicarakan dia.

"Kau serius?" tanya Jennie tanpa memedulikan posisi mereka sekarang yang sudah bukan kakak kelas dan adik kelas, melainkan bos dan sekretaris.

Seokjin, pemuda itu, terkekeh. "Tentu. Aku sudah tidak meragukan apapun."

"Tapi..."

"Aku mengenalmu selama dua tahun." Seokjin membalasnya dengan ramah. "Lagipula, kau lupa? Banyak sekali bantuanmu di SMA untukku."

Benar, bukan?

Sebentar lagi ia akan bertanya tentang...

"Oh, ya, bagaimana kabar Lisa?"

Yeah, tentu.

Jennie memaksakan diri untuk tersenyum, tak ingin merusak image dirinya. "Dia pergi ke Perancis jika aku tak salah."

"Perancis?" Seokjin terkesiap, namun berbinar. "Apa yang ia lakukan? Masih menari?"

Jennie mengangguk. "Ya, balet."

"Whoa..." ekspresi wajah Seokjin berubah sangat takjub, bahkan cara dia duduk pun berubah, sangat tertarik. "Aku sudah tahu, dia akan sukses dengan apa yang ia lakukan dan tekuni. Aku ingat sekali, dia sangat ambisius."

Ya, berambisi besar untuk apapun yang ia inginkan.

Sampai melupakan kekasihnya yang kesepian.

Jadi, jangan salahkan Jennie saat Jungkook menyadari bahwa dirinya yang ia butuhkan.

"Kau tahu kapan ia akan pulang?"

Jennie menggelengkan kepalanya perlahan.

"Kau punya nomornya?" tanya Seokjin lagi. "Aku ingin bicara dengannya. Sepertinya akan sangat menyenangkan."

Jennie menggeleng lagi, mencoba untuk tetap baik-baik saja. "Kau tahu, ponselku hilang saat itu, jadi aku kehilangan nomornya, emailnya, dan semua kontak akan dirinya. Jadi aku tak tahu apapun."

"Benarkah?" ekspresinya berubah menjadi sedikit kecewa. "Sayang sekali."

"Ya, sayang sekali." Jennie menatap Seokjin dengan lurus, tak tahan untuk memberikan ekspresi dingin, tapi bersyukurlah bahwa Jennie sudah dikenal seperti itu sejak dahulu. "Padahal, aku merindukannya."

Seokjin tersenyum tipis menyetujuinya. "Tentu kau pasti merindukannya. Kau dan Lisa, sama sekali tak terpisahkan."

Yeah, tapi buktinya kami terpisah sekarang.

Sejak Lisa selalu mendapatkan apapun yang ia mau.

Seperti dirimu?

Bukankah kau sempurna sekali, tapi kau lebih memilih Lisa daripada melihatku?

the edge of the cliff (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang