Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Semua murid berdesakan melewati pintu kelas yang sempit. Luna yang lengannya sudah ditarik Jihee keluar kelas pun mencoba melepas genggaman itu. Jihee melempar sorot bingung karena tak pernah Luna menolak lengannya digenggam Jihee.
"Kenapa?"
"Aku ada urusan lain. Bisakah kau pulang duluan, Jihee?"
Mengetahui itu, Jihee mengangguk sekali dan meninggalkan Luna di kelas yang hanya diisi Kim Taehyung dan dirinya. Pemuda itu tampaknya sadar bahwa dia yang membuat Luna tak pulang. Taehyung mendekati gadis itu hingga jarak mereka hanya semeter, memasang senyuman lebar pada Luna yang mendongak menatapnya. Ah, Taehyung baru sadar kalau tinggi Luna hanya sebatas bahu tegapnya.
"Ada apa?" tanya Taehyung.
"Aku ingin berterima kasih soal roti dan susu tadi. Aku akan menggantinya besok," balas Luna dengan tatapan mengarah lurus ke obsidian Taehyung.
Pemuda itu terkekeh kecil, menepuk kepala Luna seperti itu adalah hobi barunya. Dengan santai, Taehyung menjawab, "Kau hanya perlu menemaniku pulang hari ini. Bagaimana?"
"Kalau kekasihmu tahu, aku bisa dianiaya."
Taehyung selalu bingung dengan bibir Luna yang blak-blakan. Satu hal yang membuat Taehyung bersyukur adalah Luna tidak berpura-pura di depan dirinya. Dia maklum bahwa Luna tak sadar jika bersama dengannya, gadis itu bisa bersikap seenak jidat.
"Kenapa kau selalu membahas kekasih di depanku? Aku ini single sejak lahir, ya."
Luna menggeleng tak percaya, membuat Taehyung tertawa kecil karena sikap keras kepala Luna yang menurutnya menggemaskan.
"Tolong pakai otakmu juga kalau berbohong. Mana mungkin pria tampan sepertimu tidak pernah punya pacar," gumam Luna terang-terangan.
Tak ingin membuat perdebatan mereka semakin panjang, Taehyung memilih merangkul bahu gadis itu dan membawa keduanya keluar kelas. Lorong yang sepi menjadi jalan mereka berdua menuju gerbang sekolah. Taehyung mengabaikan tatapan orang-orang yang penasaran karena dia merangkul bahu gadis sekelasnya, tapi tidak dengan Luna.
"Bukannya kau yang bersikap seolah kita canggung satu sama lain, tapi kenapa malah membuat tontonan di depan orang banyak begini? Mereka akan menuduh kita sebagai sepasang kekasih," bisik Luna saat langkah keduanya sudah mendekati halte bus.
Taehyung melirik gadis itu melalui ekor mata, membalas dengan cepat perkataan Luna, "Aku tidak jadi berpura-pura canggung denganmu. Lebih baik begini."
"Aneh," ucap Luna.
"Kau juga aneh," balas Taehyung.
Keduanya sudah memasuki bus yang agak sepi siang itu. Taehyung membawa Luna menuju kursi yang kosong, menyuruh gadis itu duduk di pojok. Mereka diam setelahnya. Luna dengan pikirannya yang berputar-putar di banyak cabang, dan Taehyung yang bingung mencari topik pembicaraan.
"Luna, jika aku minta padamu untuk tetap terbuka saat bersamaku, apakah itu membebanimu?"
Pertanyaan dilempar ke udara. Luna stagnan mendengarnya, beralih menengok cepat ke arah Taehyung yang juga menatapnya dalam. Dia berkedip sekali, tak paham kenapa Taehyung menanyakan hal tadi.
"Apa maksudmu?"
"Aku lebih suka melihatmu yang galak seperti tadi daripada selalu tersenyum di depan orang lain. Bukankah kau juga lelah terus tersenyum seperti itu?"
Taehyung mengerti dia sudah melewati batas. Namun, dia tak kuat jika harus menahan keinginan hati yang sejak istirahat tadi dia pendam sendiri. Dia ingin Luna menyadari bahwa ada satu manusia di bumi ini yang berusaha memahami perasaannya juga dan menerima sikap sebenarnya milik gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristful. [ Kim Taehyung ]
FanfictionAda satu perkara yang membuat Taehyung gencar ingin mendekati Moon Luna. Terlepas dari semua topeng yang gadis itu pasang di depan orang lain, Taehyung hanya ingin mencintai gadis itu bersama baik buruknya. Started on April 5, 2020. •A-taesthetics•