BRAK
Suara gebrakan meja yang begitu nyaring, membuat ketiga gadis yang sedang berada di cafe terkejut.
Tatapan mereka semua mengarah ke arah sumber dan membulatkan mata seketika.
"Papah,"
"Om Andre,"
"Om Andre,"
Seorang pria paruh baya dengan tatapan sangarnya menatap ke arah mereka bertiga secara bergantian.
"Siap-siap kena omel." bisik salah satu dari mereka.
"Enggak usah bisik-bisik, Papah masih bisa denger, kalian tau kan kalo hari ini hari apa?" tegas Andre.
"RABU. " jawab mereka serempak.
"Tau kan kalo hari ini kalian ada kelas?"
Mereka bertiga mengangguk.
"TERUS KENAPA NGGAK KULIAH?"
"Jawab apa nih?" bisik salah satu dari mereka.
"Jawab jujur aja kalo kita bolos,"
"Gila lo, mau nyari ribut sama bokap,"
"Dari pada di marahin? Mending jujur sekalian,"
"Lo yang ngomong,"
"Tap-"
"NGGAK USAH BISIK-BISIK, BURUAN JAWAB,"
Tidak ada yang berani bicara dengan Andre, hingga Andre kembali menggebrak meja.
BRAK
"Eh iya Pah kita bolos." latah Keisha.
"Kalian bertiga ikut Papah, SEKARANG!"
Mereka bertiga mau nggak mau harus mengikuti Andre dari belakang.
"Naik mobil Papah, mobil kamu biar supir yang bawa,"
"Iya,"
Mereka semua masuk ke dalam mobil menuju rumah Andre.
***
Setibanya di rumah Keisha, mereka turun dari mobil dan mengikut Andre dari belakang."Kita mau diapain?" Tanya Dira.
"Mana gue tau," jawab Keisha dengan cemas.
Ketika sudah di ruang keluarga, Keisha dan yang lainnya duduk di sofa. Di sana sudah ada Leta, Mamah Keisha.
"Kenapa Mah?" tanya Keisha.
"Mau ada yang Mamah dan Papah omongin, termasuk ke kalian berdua." Leta menunjuk Dira dan Vina.
"Kayaknya serius banget, mau ngomong apa sih?" tanya Keisha.
"Jadi gini, dari dulu sampai sekarang sikap kalian nggak pernah berubah. Mamah, Papah, dan orang tua kalian juga bingung, gimana lagi caranya agar kalian bisa berubah..."
"Langsung intinya aja Mah," potong Keisha.
"Intinya kita, termasuk orang tua Dira dan Vina menyetujui, kalau kalian bertiga harus kami masukan ke PESANTREN. Dan keputusan ini udah bulat,"
"WHAT, PESANTREN?!!" teriak mereka dengan membulatkan mata.
"Mamah serius? Mamah ngga lagi bercanda kan?" tanya Keisha bertubi-tubi. Leta hanya mengangguk sebagai jawaban.
Mereka menghembuskan nafas kasar sembari menyenderkan punggung ke sofa.
"Gue ngga yakin bakalan betah tinggal di sana," gumam Dira.
"Gue juga ngga bisa bayangin kalo beneran tinggal di sana," sambung Vina.
"Cubit tangan gue, kali aja ini mimpi," Keisha meletakan tangannya di paha Rina.
Rina yang menuruti perintah Keisha mencubit tangan nya.
"Aw, sakit Rina. Ngapain sih lo nyubit tangan gue?" Keisha menarik tangannya sambil meringis.
"Kan lo yang nyuruh tadi," jawab Rina dengan polosnya.
"Udah udah ngga usah berantem, mending sekarang kalian bertiga pulang buat packing," lerai Leta.
"Ngapain harus packing?" celutuk Keisha.
"Besok pagi kalian udah harus ke pesantren,"
"BESOK?!!"
"Iya besok, lebih cepat lebih baik,"
"Apa-apaan sih Mah, kan kita juga belum setuju," kesal Keisha.
"Dira, Vina, Rina. Kalian pulang dulu ya, biar besok ngga kesiangan. Biar Pak Muklis yang ngantar," Leta menghiraukan pertanyaan Keisha.
"Ya udah Tan, kita pamit dulu," pamit Dira.
"Kalian hati-hati, Pak Muklis udah nunggu di depan." jawab Andre.
"Iya Om, makasih." Vina.
"Kei, kita pamit dulu. Nanti kita bahas di grup," kata Rina.
"Iya, hati-hati," jawab Keisha lesu.
Dan mereka pulang.
"Aku ke kamar dulu." ketus Keisha.
"Ini keputusan terbaik kan Pah?" tanya Leta pada Andre.
"Bismillah, semoga Keisha sama yang lain bisa berubah lebih baik,"
"Aamiin,"
ʘ‿ʘ
Keisha merebahkan tubuhnya di kasur dengan perasaan kesal, marah, kecewa, bercampur jadi satu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia bisa hidup di pesantren.
"Huft, kenapa sih Mamah sama Papah tega banget sama gue, kenapa harus di pesantren? Nggak ada yang lebih enak dikit apa?" Keisha menggerutu tidak jelas.
"Dari pada gue pusing, mending gue mandi. Siapa tau besok ada mukjizat, dan gue nggak jadi dikirim ke pesantren,"
Setelah selain bersih-bersih, dia membuka handphone dan mendapati banyak notifikasi dari grup.
CCM (Cewek Cantik Manja 😂)
Dira: "Gue baru aja tadi di tanya sama nyokap perihal pesantren, dan ternyata apa yang di omongin Tante Leta bener, kita mau di kirim ke pesantren,"
Vina: " Gue juga sama, gimana dong?"
Rina: "Ya mau gimana lagi, mau ngga mau, terpaksa harus ikutin,"
Keisha: " udah nggak usah dipikirin, berdoa aja semoga besok ada mukjizat, siapa tau kita nggak jadi di kirim ke pesantren,"
Dira: "Aamiin,"
Vina: "Aamin,"
Keisha melempar ponselnya ke kasur, memejamkan matanya dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Cinta Keisha
Teen FictionDi kirim ke pesantren membuat Keisha, bertemu dengan seorang laki-laki bernama Agra hingga membuatnya jatuh cinta. Namun siapa sangka, masa lalu yang membuatnya kecewa tiba-tiba datang untuk melamarnya. "Dia yang udah bikin kamu kecewa, terus kenapa...