POV
Gue Ataya deandra. panggil aja gue taya. Panggilan yang di kasih sama abang gue. Ya, gue punya abang yang lumayan tampan dan disukai banyak cewe. Bahkan gue udah capek, soanya hampir setiap hari ada aja yang ngebully gue cuman gara gara difikir gue pacarnya bang rean. Iya, Reandra fadhil anak pertama dan yang pasti abang tercinta gue.
Gak cukup satu kali gue di kerjai sama abang gue. Setiap hari kerjaan gue sama bang gue berantem terus. Mamah aja udah cepek dengerin nya. Pokonya kalau gue sama abang gue berantem mamah cuman bisa tutup kuping.
Gue sekolah di tempat yang sama dengan abang gue sekolah. Yaitu SMA Dirghantara. Gue masih kelas 11 dan abang gue kelas 12. Ya, gue sama abang gue cuman beda satu tahun. Allhamdulillahnya gue gak akan diawasin lagi sama abang gue, karena entar lagi dia tamat. Kerena cukup geram kalau gue jalan berdua doang sama bang rean. Gue sering di bully. Gak cuman satu hari atau dua hari tapi berhari hari. Makanya kuping gue ni kayak udah kebal banget denger bullyan mereka.
POV OFF
Hari yang cerah setelah weekend ataya pergi ke sekolah bersama mamanya. Ataya pergi dengan penampilan yang menurutnya sudah paling bagus. Rok panjang kotak kotak warna hitam, baju panjang warna putih di gulung 3 siku, hijab di ikat ke belakang.
Hari pertama setelah weekend ataya malah terlambat karena ban mamanya bocor. Ataya terus berfikir entah apa yang dilakukan buk marta jika tau dia terlambat.
Sampai di sekolah dan benar saja buk marta sudah mananti murid yang terlambat dengan kayu kesayangan di tangannya. Atau cobak menghindar biar gue gak dihukum. belom sempet lari ternyata buk marta melihat dan dan mulai memasang wajah garangnya.
"Ehemmmmm" dehaman kejam dari buk marta.
"Ehhh ibu marta cantik" ucap Ataya cengengesan.
"Mau keamana kamu hah?" Bu marta menaikkan suaranya 1 oktav.
"Mau baris bu" cengengesan Ataya.
"Ehhh tunggu" bu marta menghentikan ataya yang mau baris di barisan kelas. Ataya berbalik dengan wajah yang masih cengengesan.
"Ya ada apa ibu cantik?"
"Udah telat, ini lagi, Mana atribut kamu?" Bu marta marah.
"Ehh ketinggalan buk" cengengesan lagi. Ataya sudah merasakan feeling yang gak bagus hari ini.
"Masuk barisan pelanggar sekarang!, enak aja udah telat, gak ada atribut, mau masuk barisan lagi" dengan kejamnya buk marta menunjuk barisan pelanggar. Ataya pun dengan lugunya baris di barisan pelanggar sambil cengengesan.
Ataya pun di bariskan di tempat pelanggar. Setelah selesai upacara semua di bubarkan terkecuali Ataya dan temen temen yang melanggar aturan.
Felling Ataya yang tadi ternyata bener. Ataya di hukum dua kali lipat karena kaus kaki ataya yang cute itu. Iya, ataya pake kaus kaki warna kuning liris putih yang menurut dia itu cute.
Untuk atribut yang tidak lengkap, Ataya dan temen temennya di suruh lari lapangan. Dan berhubung cuman Ataya yang pake kaus kaki cute, jadinya cuman Ataya yang di suruh hormat bendara sampai adzan dzuhur. Itu sekitar jam 10:30 dan Ataya harus berdiri selama 2 jam setengah.
"Lain kali pakai kaus kakinya yang warna hijau sekalian, biar mencolok ya" bu marta. Merasa tersindir kata kata buk marta ataya cuman bisa gerutu sendiri. Dia ingin sekali melawan tetapi takut di tambah hukuman oleh buk marta.
Ataya cukup kewalahan untuk hukuman hormat bendara. Ataya pun menutup mata agar tidak terkena matahari yang mencolok itu. Waktu atay membuka mata, atay baru sadar ada cowok yang di suruh hormat bendera juga. Otomatis cuman mereka berdua yang di hukum. Ataya juga tidak mengenal cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something With You | ON GOING
RandomMenceritakan seorang ataya yang awalnya tidak tau tentang penyakitnya kini harus berjuang dalam hidup dengan penyakitnya. Wanita yang tak mau di bilang lemah oleh semua orang. Dan juga seorang atala yang selalu memperjuangkan cinta ataya, walau atal...