Selamat membaca~
Malam yang indah diiringi dengan canda tawa remaja SMA yang akan memasuki dunia perkuliahan, dunia orang dewasa. Mereka mengingat setiap momen di waktu SMP yang penuh dengan kisah percintaan anak kecil menuju remaja dengan segala keraguan khas anak dalam tahap pubertas.
Mata aline membulat, kedua sudut bibirnya merekah.
Seseorang yang ia tunggu akhirnya datang beserta teman-temannya berjalan memasuki kafe dan bergabung ke dalam acara tersebut. Sosok tegap dan tinggi, ah jangan lupakan senyum manis yang membuat atensi Aline jatuh penuh padanya.
Seseorang yang bisa mengukir senyum tipis di wajah cantik Aline serta memberikan ritme jantung yang membuat Aline sampai menahan napasnya. Seseorang itu juga yang menjadi alasan terkuat Aline untuk datang ke acara reunian ini.
Dia adalah Gio Herley Samudera yang membuat Aline masih merasakan getaran itu walaupun sudah hampir 3 tahun mereka tak bertemu langsung. Gio datang dan bersalaman dengan semua teman-teman yang lain lalu tiba saatnya bersalaman dengan Aline.
"Hai, lin! Apa kabar?"
Seketika waktu ingin segera Aline hentikan. Sapaan ringan dengan senyum terukir indah itu membuat efek yang dahsyat bagi jantungnya. Bagaimana bisa seorang Gio memporak-porandakan perasaan Aline saat ini? Sialnya, Gio selalu terlihat tampan dan itu membuat Aline hanya bisa membalas senyum tipis tanpa berkata apa-apa. Perasaan senang yang menggebu, mengingat betapa Aline sangat ingin menemui sosok Gio dalam waktu 3 tahun belakangan ini.
"Gue duduk disini aja lah, gue mau duduk di sebelah Aline."
Aline langsung mendengus, saat melihat salah satu teman dekat Gio-Alden, dengan santai menyerobot dan duduk di sebelah Aline. Alden tanpa bersalah malah tersenyum pada Aline, senyum khas seorang badboy yang konon katanya bisa membuat anak gadis jejeritan. Terkecuali, Aline yang malah ingin mengumpat melihat Alden dengan senyumnya itu. Sungguh, rasanya Aline ingin menyeret Alden untuk pindah di sisi kosong lainnya. Padahal Aline sengaja mengosongkan tempat duduk itu untuk Gio tapi Aline terlalu malu untuk mengatakannya kepada Gio jadi dia pasrah saja Alden yang menempati tempat duduk itu dan akhirnya Gio duduk di sebelah Alden.
"Lo udah banyak berubah ya lin?" kata Alden.
"Apa yang berubah? Gak ada kok, gue gini-gini aja dari dulu sampe sekarang," jawab Aline dengan cuek.
"Ya tambah cantik lah haha," hobi Alden masih saja suka menggoda Aline tak pernah hilang.
Aline hanya mendengus sebal karena diganggu oleh Alden padahal ia berharap Gio yang mengatakan itu tapi Gio hanya tertawa melihat teman dekatnya yang asyik menggoda Aline.
"Lo ya den dari dulu gak pernah berubah masih aja suka godain banyak cewek, cewek lo gak marah apa?" sahut Floren yang baru saja datang bersama Jasmine, keduanya mengisi tempat duduk yang kosong dihadapan Aline.
"Santai flo, meskipun gue sering godain banyak cewek tapi gue setia kok sama cewek gue," jawab Alden dengan bangga.
Jasmine yang duduk di depan Alden merasakan sakit hati dan kecewa yang menjalar ke seluruh bagian hatinya setelah mendengar pernyataan Alden.
"Eh ada Jasmine! Apa kabar lo, min? Udah lama ya, kita gak ketemu," Jasmine yang tidak menyangka kalau akan mendapat sapaan dari Alden jadi kelabakan.
"Baik kok den, lo apa kabar?" jawab Jasmine dengan senyuman palsu.
"Alden selalu baik apalagi kalo udah ketemu lo min," sekarang Gio yang menggoda Jasmine karena dia tahu kalo sepupu-nya sangat menyukai Alden.
Jasmine menyeringai sebal, "Berisik lo!" balasnya pada sang sepupu. Sementara Gio hanya terkekeh melihat wajah sebal Jasmine padanya.
"Parah lo, Gi! Ntar Jasmine keinget masa lalu dia sama gue, terus gak bisa move on dari gue gimana?"
Alden ini termasuk manusia dengan kadar percaya diri yang overdosis. Aline yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala.
"Pede banget lo den," jawab Jasmine dengan sebal.
Lalu mereka semua tertawa melihat wajah Jasmine yang terlihat memerah karena digoda oleh Alden walaupun sebenarnya di dalam hati ia mengiyakan yang dikatakan Alden barusan.
Jam terus berputar dan akhirnya telah menunjukkan pukul 9 malam dimana acara reunian itu telah selesai dan waktunya mereka pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pulang mereka menyempatkan untuk foto sebagai kenang-kenangan.
Malam itu telah selesai begitu juga dengan cerita Aline sebagai pengagum rahasia Gio dan akan ada cerita yang lain dengan penuh canda dan air mata yang akan menyambut Aline.
Terima kasih sudah membaca~
Terima kasih juga untuk sahabat aku yang banyak membantu caramels___ jangan lupa di baca yaa wkwk
Butuh vote comment dan saran dong :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset After Rain
Teen FictionBukan cerita puitis hanya cerita dari sepasang makhluk ciptaan Tuhan, pengagum senja dan pengagum hujan yang mengagumi keindahan ciptaan-Nya. Bertemu dengan seseorang yang membuat benteng pertahanan yang telah lama tak tersentuh akhirnya runtuh. Ses...