2. Anak Geng

206 28 12
                                    

Selamat membaca~

Beberapa bulan kemudian, Aline memulai perkuliahan-nya di Universitas Mercy. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sebagai mahasiswi baru atau sering disingkat maba jurusan Kimia di Universitas yang dari dulu sangat ia idam-idamkan. Bahkan seluruh orang ingin masuk dan berkuliah di salah satu Universitas yang menjadi kebanggaan di Jakarta itu.

Universitas Mercy terkenal memiliki lahan yang sangat luas dan banyak pepohonan yang tumbuh di dalamnya sehingga menambah keasrian dan sejuk jika berkeliling di sekitarnya.

Pagi-pagi sekali Aline sudah datang ke kampus. Hari ini hanya ada jadwal kuliah pagi saja. Begitu menemukan kelas yang menjadi ruang belajarnya hari ini, Aline pun langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di salah satu bangku yang berada di barisan paling depan. Lalu mengeluarkan ponsel dari tasnya, siap memulai kebiasaannya yaitu membuka akun instagram milik-nya sekadar untuk melihat story instagram dari teman-teman mayanya.

"Permisi, di sini kosong, kan? Boleh gue duduk di sini?" tanya gadis cantik yang tiba-tiba menghampiri Aline sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Aline.

Aline yang merasa diajak berbicara pun mengalihkan fokusnya dari ponsel untuk melihat si gadis cantik yang tersenyum padanya dengan ramah. "Eh, iya kosong kok duduk aja," jawab Aline mempersilahkannya sambil balas tersenyum.

"Makasih," sahut gadis itu dan langsung duduk di kursi kosong itu.

Aline mengamati gadis yang sekarang sudah duduk disebelahnya itu.

Sejenak Aline bergumam, kemudian bertanya. "Nama lo siapa?"

"Nama gue Rose Isabelle," jawabnya sambil mengulurkan tangan. "Panggil aja Rose, kalo lo?" Rose lagi-lagi tersenyum. Demi apapun, gula rasanya akan kalah dengan senyum manis milik Rose itu.

Aline menyambut uluran tangan Rose, "Gue Aline," Aline balas tersenyum.

Selang beberapa saat, dari arah pintu datang dua orang yang mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.

Rose menoleh ke arah pintu dan melihat kedua gadis itu, "Grace, Moya! Sini!" panggil-nya sambil mengangkat salah satu tangan-nya memberi kode kepada dua temannya itu untuk masuk. Kedua gadis itu langsung menoleh dan langsung berjalan menuju kursi Rose dan Aline.

"Lo berdua duduk disini aja!" kata Rose pada kedua temannya sambil menunjuk kursi kosong di sebelahnya.

"Makasih ya Rose," kata Grace.

Kedua gadis itu langsung mendudukan dirinya di kursi kosong tersebut.

"Eh, Lem mana? Kok gak bareng kalian berdua?" tanya Rose pada kedua teman-nya itu.

"Gue sama Moya tadi udah ngajak dia bareng, terus dia nyuruh kami duluan. Ya udah, kami tinggalin deh," jawab Grace.

Moya mengangguk, "Lo kaya gak tau Lem aja sih, Rose! Kan dia paling susah di ajak berangkat bareng. Ada aja kerjaan tu cewek sebelum berangkat, ngurus itulah inilah, gak capek apa ya? Gue aja udah capek liatin dia yang gak bisa diem, udah kalah lagi cacing kepanasan sama si Lem." Cerocos Moya, gadis itu memang cerewet dan suka mengomel kepada siapapun.

"Gue juga capek ngeliat lo yang bacot mulu!" ejek Grace dan Moya langsung mengerucutkan bibirnya.

"Udah deh, mending kalian berdua kenalan dulu sama Aline, nanti Lem nyusul aja!" ujar Rose melirik ke arah Aline yang sedari tadi hanya mengamati kedua orang itu. Rose harus menghentikan kedua temannya itu sebelum keduanya saling adu argumen.

Grace pun langsung menolehkan kepalanya. Melambai ramah pada Aline, "Hai! gue Grace Graziel panggil aja Grace," kata gadis cantik imut itu.

"Gue Moya Difanty panggil aja Moya," disusul gadis chubby yang ikut memperkenalkan dirinya kepada Aline.

Sunset After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang