Bab 1

31 6 0
                                    

Dalam kehidupan yang kita lewati selalu ada kenangan, kita bebas memilih mana yang akan menjadi kenangan dan mana yang hanya menjadi pelengkap. Kita adalah kita, kenangan manis akan tersimpan baik, tergantung bagaimana cara memandang, kita yang menentukan sorotan mata kita dan... ya, kita bisa menciptakan dongeng kita sendiri.

Drrt... Drrt...

Gadis itu menghentikan kegiatannya yang sedang membersihkan meja disebuah café dan mengambil smartphone yang berada disaku celemek cokelatnya, jam istirahat pegawai telah usai, jadi dia memiliki banyak waktu luang.


Sayangku >.<

Malam ini aku lembur, jangan masak, ya!


Gadis itu hanya membalas dengan emoticon jempol dan kembali bekerja. Teman sekamarnya itu memang akhir – akhir ini suka mengambil lembur, mungkin dia sibuk memikirkan project baru yang akan di rilis 3 bulan mendatang.

"Key..."

Gadis itu menoleh ke arah suara yang memanggil namanya, tanpa senyuman, hanya tatapan datar yang diberikan Key. Lelaki itu lagi, Key sudah muak berkali kali mengatakan untuk berhenti menghubungi atau menemuinya. Tetap saja, lelaki itu keras kepala. Key tidak menggubrisnya dan bersiap melangkahkan kaki memasuki ruangan khusus staff café kalau saja tangannya tidak dipegang oleh lelaki itu.

"Kai, lepas. Gue udah bilang buat stop." Key menghentakkan tangannya agar pegangan itu lepas.

"Key, dengerin gue dulu." Kaisar tetap berusaha memegang tangan Key meski gagal.

"Lo tau apa yang lebih menjijikkan dari kecoa?" Tanya Key

Kaisar hanya menaikkan alisnya,

"Lo!" Key melangkah mundur, "Cowok yang melakukan hal yang annoying sama cewek lain didepan pacarnya. Sekarang mending lu pergi dan stop ganggu gue. Gue enek liat lo." Jelas Key kemudian berlari masuk, meninggalkan Kai yang terdiam merutuki kelakuannya kala itu.

Keyla Sifabella, gadis berambut panjang sepundak dengan warna dark brown yang indah. Semua mata selalu tersorot hanya kepadanya, wajahnya yang mungil membuatnya terlihat cantik dan manis dalam satu waktu. Sayangnya, dia baru saja mengakhiri hubungan dengan Kai, lelaki berkulit tan dengan rahang yang gagah. Tapi bukan berarti Key patah hati. Key tidak percaya dengan cinta, yang dia percaya hanya respect dan nafsu belaka. Jadi meskipun sudah putus, Key tidak terlalu memusingkannya, apalagi galau 7 hari 7 malam.

***

Malam ini seperti yang biasanya, temannya yang tadi mengabarinya lembur, dan dia memutuskan untuk bermain dulu di taman kota. Oh God, Key lupa jika malam ini sabtu malam. Jelas sekali banyak pasangan yang berlalu lalang disini. Key duduk sambil menyesap minuman stroberinya.

"Key!"

Wanita itu melambaikan tangan dengan rambut pendek tanpa make up dan kacamata bulatnya, jangan lupakan kemeja kotak-kotak merah dengan celana kulot serta sepatu pantopel yang bertengger dikakinya. Jika dibandingkan dengan Key, sangat berbeda. Key dengan rambut terurai dan make up on point. Dibalut dengan switer rajut warna maroon dan celana bahan pensil berwarna cokelat susu, jangan lupakan flat shoes maroon yang selaras dengan kaki jenjang dan putihnya.

"Bulan!" Key berlari kearah wanita itu dan memeluknya erat. "Gue piker lo sampe tengah malem lemburnya."

"Ga akan terjadi, lo tau kan bos gue sangat amat pelit, melebihi tuan crab di kartun spengebob." Jawab wanita itu sambil memasang wajah pahitnya.

Key hanya tertawa, sahabatnya itu selalu bisa membuatnya tertawa hanya dengan candaan receh yang dilontarkan sahabatnya itu. Bulan Adriana, sahabat Key sejak kecil. Mereka harus terpisah saat berada dikelas 3 SD karena Key mengikuti orang tuanya ke Australia, mereka bertemu 2 tahun lalu dan memutuskan untuk tinggal bersama karena tempat kerja mereka berdekatan.

"Key... seandainya gue bisa pake tubuh lo buat ketemu sama Bintang besok." Ucap Bulan sambil memasangkan masker ke wajah Key.

"Kalo bisa udah gue pinjemin dari kapan tau." Key beranjak dari acara tidurannya, "Bintang udah ngirim lo surel, dan dia udah 3 hari di Indonesia. Lo ga ada niatan buat nemuin dia? Kasian dia setiap 3 kali sehari ngirim lo surel mulu udah kayak minum obat."

"Key... wait, kenapa ngga lo aja yang nemuin Bintang?"

"Hah?"

"Hah Heh Hah Heh. Gue bukan keong." Bulan mendekat, "tolong lo samperin dia, pura – pura jadi gue. Dan bilang kalo gue bakal ke luar negeri, jadi dia stop ganggu gue lagi."

"Bukannya dia cinta pertama lo?" Ujar Key. Key sebenarnya ragu mengatakannya. Bulan dulu memang cantik, tapi mengapa dia mencintai bocah gendut dan dekil itu. Key saja menjaga jarak dari bocah itu dulu.

"Dia ngirim foto di surel. Dia berubah Key, makanya gue takut mengecewakan dia kalau tau gue sekarang sejelek ini." Bulan menatap wajahnya menggunakan cermin yang ada di meja kamar Key.

"Kita lihat besok." Jawab Key menyudahi, karena dia tau Bulan pasti menderita dengan keadaannya yang sekarang.

"Besok, dia minta ketemu di taman kota. Kebetulan besok minggu. Gue udah mengiyakan ajakan dia. So plis, bantu gue. Gue bakal ada disana kok." Bulan beranjak dari Kasur dan sebelum menutup pintu, dia berkata "Makasih, lo emang sahabat gue yang paling mengerti, good night."

Setelah pintu tertutup, Key menghela nafasnya. Pikirannya kembali saat dirinya dikenalkan dengan bocah gendut dan dekil oleh Bulan, dia Bintang Davineo. Sayangnya, sehari setelah mereka berkenalan, Key harus pergi ke Australia dan meninggalkan Bintang dan Bulan berdua.

TBC

He Was UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang