Home | Wonwoo (2)

67 9 2
                                    

Jikyung pov

Di sinilah aku sekarang, taman kota pada pukul sembilan malam.

Aku baru saja dipecat oleh Ny. Kim, dan sekarang aku masih memiliki waktu satu jam sebelum melanjutkan pekerjaan di minimarket untuk shift malam hingga subuh.

Aku sudah tak bisa menangis lagi, jujur aku kesal dengan diriku yang tak bisa menahan emosi. Seharusnya aku masih bisa bekerja disana sekarang bukannya duduk berdiam di taman yang sepi ini. Bagaimana aku bisa mengumpulkan uang dalam waktu dekat kalau pekerjaanku berkurang.

Brukkk!!

Tiba-tiba terdengar sesuatu terjatuh, membuatku langsung terperanjat dan berdiri seketika.

"Hey nona manis, hehe sedang apa sendiri? Hehe." Aku masih belum bisa melihatnya dengan jelas, karena penerangan di taman yang sedikit redup.

Sejujurnya aku sangat takut sekarang. Dari suaranya terdengar seperti orang mabuk.

"Hey! Hehe, Kau mengacuhkanku nona?" Ucapnya sambil berjalan terhuyung.

Dan ternyata memang benar dia sedang mabuk. Tapi yang jadi masalah, ia terlihat seperti orang jahat. Celana yang sobek sobek dan wajah sangar. Ia terlihat seperti berumur tiga puluh tahunan.

Perlahan aku mundur selangkah demi selangkah. Tetapi ia terus mengikuti.

"Hey! Kau mau kemana hmm? Mendekatlah denganku, jangan takut." Ucapnya masih dengan langkah yang terhuyung dan mata yang sayu.

"Jangan mendekat ku mohon jangan." Ucapku sedikit berteriak dan terus mundur kebelakang.

Tanpa kusangka ia berlari kearahku dengan sangat cepat.

Aku tanpa terasa mulai meneteskan air mata dan lari menjauhinya. Ternyata nasib tidak berpihak padaku. Entah bagaimana caranya aku bisa tersandung akar pohon.

"Kumohon jangan mendekat! Aku takut! Ku mohon!" Ucapku dengan berteriak.

Ia terlihat menyunggingkan senyum yang mengerikan padaku. Langkahnya melambat tetapi terus mendekat kearahku tanpa henti.

"TOLOONGG!! KUMOHON SIAPAPUN TOLONG AKUU!!" Aku sudah berteriak tak karuan sekarang. Aku menutup mata, tak sanggup melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Brukk!!

Suara itu terdengar lagi. Perlahan aku mengangkat kepala, dan terlihat preman itu sedang di hajar oleh seorang pemuda hingga terjerembat ke tanah.

"Apa kau tak papa?" Tanya pemuda itu setelah selesai mengurus preman tadi.

"Aku baik-baik saja, sungguh terimakasih. Aku tak tau apa yang terjadi, jika kau tak ada." Ucapku tulus, sambil menghapus air mata yang terus mengalir sejak tadi.

Pemuda itu membantuku untuk berdiri.

"Tidak baik berada di taman sepi begini malam-malam." Ujarnya setelah aku bisa berdiri sempurna.

"Sebenarnya kau mau kemana malam-malam begini?" Tanyanya lagi.

"Seharusnya aku bekerja di minimarket itu sekarang, tetapi aku malah terlambat setengah jam gara-gara preman tadi. Kalau begitu aku permisi dulu, sekali lagi terimakasih." Ucapku sambil membungkukkan badan tanda terimakasih.

Pemuda itu terlihat sungkan saat aku membungkukkan badan.

"Jangan seperti itu, itu sudah kewajibanku untuk menolong sesama." Ucapnya sambil berusaha melarangku menunduk.

"Lebih baik aku mengantarmu saja, takutnya terjadi sesuatu lagi." Ujarnya menawarkan diri.

Tanpa basi-basi aku menerima tawarannya untuk mengantarku.

Imagine | KpopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang