Circle of Life

2.7K 169 112
                                    

Oktober 2019.

Di sebuah mall.

"Kita kasih kado apa ya buat babynya Risha?"

"Terserah kamu aja. Aku ngikut." Kata Davan.

"Jangan terserah aku mulu ah. Kebiasaan." Kataku malas.

"Serius, kalau soal milih memilih kan kamu jagonya, Yang."

"Ya kamu juga ngasih ide atuh."

"Ah kalo aku kasih ide suka ga didengerin ah malazz."

"Nggak ihh kapan?" Kataku mengelak.

"Sering hayoh."

"Nggak woooo."

"Iya woooo."

"Yauda ini aku dengerin sok."

"Sekarang lagi gak punya ide hehe."

"Ai siyaa ku aing ditabok."

"Bayinya cewek apa cowok sih?" Tanya Davan.

"Kata Risha cowok."

"Oh iya cowok? Wah, pasti ganteng. Soalnya maminya cantik."

"Kirain mau bilang karena papanya ganteng. Wkwkwk."

"Ih nggak lah. Masih gantengan aku jauh."

"Sok kegantengan looo. Pede banget sih jadi orang."

"Yaa emang kan? Mau gimana lagi?"

"Orang ganteng tuh gak ada yang ngaku kalo dirinya ganteng tauk."

"Kata siapa? Model-model gak akan daftar jadi modelling kalo mereka gak nyadar mereka cantik atau ganteng tauk."

"Gak juga, ada aja yang karena diajakin temennya atau direkrut sama agensinya langsung tuh." Kataku gak mau kalah.

"Ya tapi kalau mereka gak nyadar, pasti mereka gak akan mau diajakin kan?"

"Hah udah ah terserah kamu. Yaudah sekarang milih kadonya." Kataku kesal.

"Hmm, baju bayi?"

"Jangan baju, takut gak pas ukurannya."

"Mainan?"

"Hmm, mainan yang kayak gimana?"

"Ya macem-macem sih mainan bayi, kita liat aja di tokonya."

Aku dan Davan masuk ke sebuah toko yang menjual segala perlengkapan bayi.

"Duh lucu-lucu yak. Jadi bingung." Kataku.

"Gausah bingung, udah pilih aja."

"Selimut bayi? Mainan  yang digantung? Aduh itu lucu tuh! Eh, apa ini aja ya?" Kataku antusias.  Si Davan cuma ngikutin aku dari belakang.

"Apa mau stroller aja? Kegedean ya?" Kata Davan sambil dia liat baby stroller.

"Susah bawanya. Plus kita gatau juga Risha udah beli apa belom."

"Jadi maunya apa dong, Sayang."

Kita berdua liat-liat udah kayak mau beli untuk anak sendiri.

"Kebayang ya kalau kita nanti adopsi anak terus beli-beli barang kayak gini. Lucu juga." Kata Davan.

"Hmm. Gausah halu ah." Kataku pelan.

"Yee, bukannya halu. Ya kalau misalkan kaan."

"Kamu masih mikir kita bakal nikah? Di sini? Haluuu."

"Mungkin gak di sini?"

Aku geleng-geleng kepala. "Haluuu siauuuu."

"Ada yang bisa dibantu, Pak?" Tiba-tiba mbak-mbak penjaga toko nyamperin.

Senja BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang