HAPPY

17 5 5
                                    

Semalam setelah kejadian di pabrik roti itu lani memikirkan sesuatu yang aneh pada langit.

Lani sangat ingin menceritakan kejadian nya kemarin kepada rara. Rasanya ingin meledak saat ia menceritakannya.

"heh lann, kok lo senyum senyum sendiri" tanya rara.
"gapapa dehh" jawab usil lani.
"ih dasar aneh" protes rara.

Rasanya saat lani bertemu langit ingin sekali ia tegur sapa. Namun sungkan dirinya untuk menyapanya duluan.

Lani seperti biasa pergi ke kantin dengan rara. Bel masuk pun berbunyi. Mereka tidak sempat minum dikantin. Namun rara membawa botol minum dari rumah namun di tinggal di kelas. Akhirnya mereka kembali ke kelas tergesa.

Saat berjalan menuju koridor kelas tiba tiba ada yang menyodorkan botol minum putih di depan muka lani. Sontak membuat lani kaget dan mematung di tempat. Ia sempat melototi botol minum itu, akhirnya dia mencari orang yang menghalanginya dengan botol minum itu dengan rendetan matanya.

Lani kaget dan benar benar mematung di tempat dan muknya mulai memerah tanpa sadarnya.

"nih minum, lo tadi belum minum kan" ucap orang itu.

Lani tidak mengambil botol minum itu bahkan tidak merespon ucapan orang itu.

Akhirnya orang itu mengambil pergelangan tangan kanan lani untuk menggenggam botol minum itu.

Akhirnya lani mengucapkan sesuatu.

"eng-ga usah kak" ucap lani.

"udah cepet minum, nanti dehidrasi" perintah orang itu.

"iya makasih" ucap lani dan langsung berbalik badan menuju kelas.
Namun tangannya di tahan.

"minum sekarang, duduk di sini" sambil menekan bahu lani.

Mau tidak mau lani minum di tempat. Rara yang benar benar bingung dan terkejut akhirnya ia hanya diam dan ingin menanyakan 1000 pertanyaan kepada lani.

"gue ke kelas duluan" ucap lelaki itu tidak lupa senyum manisnya.

"iya kak, terima kasih" manggut lani.

"lani ayo cepetan ke kelas, ini udah masuk. Woy, lo malah ngeliatin kak langit terus" menggoyangkan badan lani yang terus menatap kak langit sampai berbelok di koridor.

"eh-iya ra, ayo cepet" sadar lani.
"heuh dasar lo" sebal rara.

Mereka berlari menuju kelas dengan tergesa.

"hoh hoh hoh. Untung bu yani belum masuk lann, kalau dia tau kita telat nilai mtk kita di kurangi" ucap rara ngos ngosan.

***

Jam pelajaran terakhir pun tiba.

"lann, kok tadi bisa ya lo kenal kak langit" bingung rara.

Lani merespon dengan senyumnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan kiri pelan.

"ihhh dasar gila ya lo senyum senyum sendiri. Ohh gue tau nih, ada yang lagi deket sama cowok tapi ga cerita ke gue" tebak rara penasaran.

"apaa sih raa, lo mau nuduh gue" tebak lani.

"ayolah lann cerita sama gue" rara memelas sambil menyubit pipinya lani sampai bibir lani mengecil.

"hmmm cerita gak yahh" iseng lani.

"ih cerita ayo cerita" mohon rara.

"engga ah, males" iseng lani.

"ih kok gitu! Okey kita bukan teman lagi" sebal rara.

SOMETHING IN SEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang