01

39 5 3
                                    

SMA Patri Nusantara.

Tidak usah aku jelaskan lagi, sekolah adalah tempat paling membosankan bagi semua siswa. Tapi berbeda dengan Amora Hadya, gadis berusia 17 tahun ini sangat senang berada di sekolah. Bagi Amora sekolah benar-benar rumah. Dia senang bisa bertemu dengan teman-temannya, bisa mengikuti ektrakurikuler yang sangat ia gemari, dan bisa menikmati ciptaan Tuhan yang paling indah.

Atap gedung sekolah benar-benar menjadi tempat paling nyaman bagi Amora. Tempat dimana ia bisa menikmati keindahan langit di sore hari, tempat ia bisa melepas penat selepas pelajaran, tempat ia bisa melihat adik-adik tingkat nya sedang mengikuti latihan rutin ekstrakurikuler.

Ada satu titik yang selalu menjadi pusat Amora setiap sore, laki-laki jangkung dengan kaos abu-abu yang melekat di tubuh nya. Entahlah sudah berapa lama Amora memperhatikan laki-laki itu.

"Amora,"

"Ya" Ujar Amora tanpa melihat siapa yang memanggilnya.

"Mora ayo balik," Ajak Fanya.

"Lo duluan aja, gue masih pengen disini"

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Amora masih enggan untuk beranjak dari tempat nya.

Fanya yang memang sudah tau bagaimana sifat Amora akhirnya mengalah, lagi. Gadis itu memang tidak akan pulang jika matahari belum menghilang.

Fanya melirik ketiga teman nya yang berada tidak jauh dari tempat Amora. Mereka menghela nafas dan membiarkan Amora melakukan hal yang bisa membuat nya bahagia.

"Lo mau pulang jam berapa Mora? Udah jam 5 lewat." Ujar Abela yang memang sudah gemas akan sikap teman nya ini.

Amora melihat keempat teman nya lalu tersenyum. Lagi-lagi mereka harus pulang telat karena selalu menemani nya tiap sore.

"Setengah 6 deh, gue janji langsung pulang" Ujar Amora.

"Oke, gue tunggu di depan. Mau nemuin dulu Justin." Ucap Abela.

Amora kembali kedalam lamunan nya. Ah rasanya sangat menyenangkan menikmati senja di atas atap ini. Semilir angin selalu membuat nya nyaman. Amora selalu berhayal agar bisa terbang bersama burung-burung, ia ingin menembus angin kencang dan merasa dirinya bebas.

Ia kembali melirik teman-teman nya, Amora tersenyum melihat mereka. Kemudian beranjak dari tempat nya.

"Ayo pulang, kalian pasti bosen kan dari tadi." Ajak Amora.

"Yaudah ayo," Ujar Meysha.

***

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam," Jawab Salha tanpa melepas tatapan nya dari ponsel.

Ah, perkenalkan gadis yang sedang bermain ponsel itu adalah Salha Ayodya. Adik kandung Amora yang sangat menyebalkan. Cantik si tapi sombong. Amora saja tidak mengerti menurun dari siapa sifat sombong nya itu, padahal bunda dan ayah nya tidak begitu.

"Bunda mana Sal?" Tanya Amora.

"Di rumah tante Dinda kali." Jawab Salha.

Amora menghela nafas, lagi-lagi bunda nya tidak ada di rumah.

Sudah lah Amora cukup lelah hari ini. Ia segera menaiki tangga demi tangga agar segera sampai ke kamar nya, tempat paling nyaman di rumah ini.

Aku beri tau kalian, rumah yang Amora tinggali saat ini sangat besar dan cukup banyak orang yang tinggal disana, tetapi rumah nya selalu sepi. Entahlah kemana semua penghuni nya. Kalaupun ramai pasti karena ada tamu.

Mata Amora tertuju pada sebuah foto yang tersimpan rapi di atas meja belajar nya. Foto itu tampak lusuh meski sudah di lapisi figura cantik. Tanpa sadar Amora kembali meneteskan air mata, ia pasti menangis jika mengingat semua tentang orang dalam foto itu.

***

"Mora bangun! Udah siang ini, nanti kamu telat ke sekolah" Ujar bunda Amora.

"Iya bun, Mora udah bangun."

"Ayo cepet, jangan tidur lagi. Bunda juga harus ke kantor"

"Iya bundaaaa"

Amora yang memang sudah bangun sedari tadi akhirnya segera bersiap-siap, ia tidak ingin telat. Sudah cukup kejadian memalukan satu tahun lalu, Amora tidak ingin terulang lagi.

30 menit akhirnya Amora keluar dari kamar. Ia sudah siap untuk berangkat sekolah.

"Mora hari ini Salha berangkat bareng kamu ya, mobil yang biasa nganter Salha tadi malem di bawa montir," Ujar bunda.

"Kenapa gak bareng bunda aja? Dia lelet, Mora gak mau telat gara-gara harus nunggu dia siap-siap," Jawab Amora.

"Bunda harus pergi sekarang. Salha, berangkat bareng kakak mu ya. Assalamu'alaikum" Pamit bunda pada Amora dan Salha.

Salha melirik sang kakak yang terdiam. Ia sudah terbiasa dengan drama di pagi hari.

"Lo pergi duluan aja kak, gue bisa naik taxi" Ujar Salha.

"Gue anter, ayo buruan gue takut telat" Ucap Amora.

Kedua gadis berbeda karakter itu akhirnya keluar dari rumah dan bergegas pergi ke sekolah.

***

Cukup, suasana mobil sangat sepi dan Salha sangat bosan. Ia melirik sang kakak yang sedang fokus menyetir.

"Kak, lo gak mau cari cowok?" Ujar Salha memecah keheningan.

"Gak ada yang mau sama cewe kaya gue, Sal. Beda sama lo, lo cantik makanya banyak yang suka." Jelas Amora.

"Dih siapa bilang gak ada yang mau sama lo. Lo cuma belom bisa lupain bang Ravan aja kak."

Ucapan Salha cukup membuat Amora terkejut. Bisa-bisa nya gadis sombong ini mengungkit hal yang tidak seharusnya.

Untung saja mereka sudah sampai di sekolah Salha, jika tidak Amora tak tau akan segencar apa lagi adik menyebalkan nya ini membahas 'Ravan'.

Amora melirik sang adik yang sedang memandang nya.

"Apa lo liat-liat! Sana turun, sekolah yang bener biar pinter. Gak ada dari sana nya calon dokter bego kerjaan cuma pacaran." Ujar Amora mengalihkan pembicaraan.

"Iyaiya, yaudah lah gue pergi. Bye cewek gagal move on!"

Mata Amora membulat, ia memijat kepala nya.

"Dasar cewek gila, bisa-bisa nya gue punya adek begitu"

***

Haiii jadi ini story About Amora new version yang udah aku janjiin. Semoga suka yaaa

love,

Ayrinp.❤

About AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang