H

308 54 0
                                    

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

Sekarang sudah jam 2 pagi dimana orang-orang pada tidur nyenyak, tetapi nggak dengan Bang Chan

Sampai sekarang dia masih terus mencari kesayangannya itu.

Kesayangannya yang kehilangan arah, kesayangannya yang begitu rapuh, kesayangannya yang merupakan segalanya untuk seorang Bang Chan,

Jung (y/n), rumahnya Bang Christopher Chan.

"Tuhan di mana (y/n)" Chan terus menerus berdoa agar (y/n) baik-baik saja.

Chan melihat sekeliling, sekarang dia berada di jembatan.

Dan nggak lama dia melihat ada seseorang yang begitu mirip kesayangannya. Nggak salah lagi, itu memang (y/n)

Dengan sekuat tenaga Chan lari menuju di mana (y/n) berdiri sekarang dan...

(y/n) mendadak merasakan hangat, Chan memeluknya.

"Ka-kak Chan?"

Bang Chan mengembalikan badannya (y/n) untuk menghadap ke dia

"Kamu ngapain di sini ha? Kamu nggak tau seberapa khawatirnya aku?!" tanya Chan dengan amarah yang begitu besar

Untuk pertama kalinya (y/n) melihat Bang Chan begitu marah padanya

"Sa-saya..."

"Shh, udah nggak apa-apa. Kakak di sini" Chan memeluknya sangat erat dan (y/n) membalas pelukkan yang paling dia sukai itu, hangat. Sangat nyaman.

"Kak... Ayah bunda cerai. Gara-gara saya, semuanya gara-gara saya kak. Benar kata Yujin seharusnya saya mati aja"

Bang Chan melihat (y/n) dan menangkup wajahnya

"Lihat saya" (y/n) enggan menatapnya

"Kakak bilang lihat kakak, (y/n)!"

Dengan pelan-pelan (y/n) melihat Chan ternyata mata Chan sudah merah karena airmatanya,

Dia melihat orang yang paling peduli padanya, orang yang selalu khawatir dirinya, orang yang selalu menjadi rumahnya untuk pulang, dia Bang Christopher Chan.

"Kamu berhak untuk hidup, tidak ada yang boleh menentukan kematiannya sendiri, hanya Tuhan! Kamu berhak untuk bahagia Jung (y/n)! Aku merasa sangat gagal menjadi pacarmu, ketika kamu sedang sedih kamu selalu memilih diam tidak mau berbagi kesedihanmu itu.

Aku gagal, gagal banget. Maafkan kakak. Tapi jangan pernah pergi tinggalin kakak. Kakak mohon banget, kamu itu segalanya untuk kakak. Kamu rumah kakak"

Bang Chan menangis dengan begitu pilu.

Dan untuk pertama kalinya juga, (y/n) melihat Chan menangis.

Oh, Chan juga menjadi orang pertama yang menangis untuknya.

"Maaf kak, maafkan saya. Maaf. Maaf" hanya itu yang bisa (y/n) katakan

Keduanya menangis dengan sangat keras dan saling berpelukkan seperti tiada hari esok lagi.

"Janji jangan pernah tinggalin kakak" entah sudah keberapa kalinya Chan selalu mengucapkannya

"Iya saya janji"

Dan apa (y/n) dapat menepatinya ?


✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝐌𝐲 𝐒𝐚𝐯𝐢𝐨𝐫

𝐌𝐲 𝐒𝐚𝐯𝐢𝐨𝐫 • 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐂𝐡𝐚𝐧✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang