Part 1- Kenyataan pahit

54 17 18
                                    

[BUDAYAKAN VOTE DAN COMENT SEBELUM MEMBACA KARENA ITU AKAN SANGAT MENGHARGAI AUTHOR.SELAMAT MEMBACA🌚]

***

"BIANCA!"

Bianca langsung mematung ketika mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali.Ia langsung menjauhkan silet dari wajah Nadine dan menyembunyikannya dibelakang punggung.

"Elvano..lo ngapain disini?" Bianca merutuki dirinya sendiri.Harusnya ia menyuruh salah satu temannya untuk berjaga di depan.

"Lo udah keterluan bego!!apa yang lo lakuin sama dia?!" bentak Elvano.Ia langsung mendekat ke arah Nadine dan memeluknya dari samping.
Ini adalah tanggung jawab Elvano sebagai ketua osis.Ia harus menegur Bianca dan melindungi Nadine.

"El lo salah paham—"

"Apa maksud lo salah paham?!"

"Tapi dia—"

"PERGI DARI SINI!"

"Sayang—"

"Kita putus dan pergi atau gue laporin lo ke polisi!"

"Lo lebih milih dia ketimbang pacar lo sendiri?" nada bicara Bianca mulai bergetar.Sungguh dirinya takut putus dengan Elvano.

"Gue udah bukan pacar lo lagi.Dan kelakuan lo ini mencerminkan kalau lo itu gak pantes sama gue"

"El.."

"GUE BILANG PER GI" ujar Elvano tajam.

Tubuh Bianca bergetar ketika Elvano menyentaknya.
Bianca menghela nafasnya kesal.Bianca berjalan tanpa menghiraukan sahabatnya maupun Elvano sekalipun.Baru saja Bianca ingin membalaskan dendamnya kepada Nadine namun gadis itu selalu beruntung.

Dilihatnya Bianca dan para dayangnya sudah pergi Elvano langsung menatap ke arah Nadine.
Wajah gadis itu basah dengan air mata.Kantung matanya menghitam dan bibir mungilnya nampak pucat.
Elvano merasa iba sekarang.

Elvano merasakan getaran yang ada di saku celana Nadine.Ia pun dengan hati-hati mengambil handphone Nadine,dilihatnya nama "Arfa" yang tertera di layar ponsel.Elvano pun langsung menggeser tombol hijau.

"Hallo nad ini udah sore loh kamu kok gak mampir sih?"

"Halo"

"Loh kok cowok sih?Nadine mana?ini siapa yah?"

"Maaf bang ini Nadinenya pingsan dan saya mau—"

"Apa pingsan?Lo apain Nadine.
Tolong bawa dia ke rumah sakit cepetan"

"Iya bang..ini juga mau bawa ke rumah sakit.Nanti saya kirim alamatnya"

Elvano segera mematikan teleponnya secara sepihak.Ia memasukan handphone milik Nadine ke dalam saku celanannya.Ia menyelipkan kedua tanganya di lipatan lutut dan punggung Nadine hingga membentuk gaya bridal style.

Tujuannya kini membawa Nadine ke rumah sakit terdekat.

***

Ruang anggrek no.4

Seorang gadis terbaring lemah di atas brankar.Berbagai infus melekat di tangannya.Kini gadis itu sudah ditangani oleh dokter dan tentunya kondisinya sudah stabil karena Elvano membawanya tepat waktu.

Pintu ruangan itu terbuka.Elvano yang sedang duduk langsung menoleh ke arah pintu.Ia melihat seorang laki-laki yang sedang tergopoh gopoh ketika melihat Nadine sedang terbaring lemah.

"Nadine..yaampun kenapa bisa kayak gini?"

Elvano pun langsung beranjak dan mendekati pria yang berumur tidak jauh berbeda dengannya.Cukup tampan tapi lebih tampan Elvano tentunya.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang