“Kau sedih?” tanya seseorang yang bersuara lembut. Hana melirik ke sumber suara.
“Kau… siapa?” tanya Hana menatap seorang pemuda yang duduk di depannya. Tepatnya di samping Paman Jeon yang sedang menyetir mobil.
“Woah, kau bahkan tidak mengenal sepupumu sendiri,” ujar pemuda berambut cokelat tua itu. Hana bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Jelas ia sudah lupa siapa saja sepupunya karena sudah lama sekali ia tak mengunjungi keluarga besarnya.
Bahkan Hana hampir tak mengingat raut wajah pamannya jika tidak melihat nametag yang bertuliskan nama lengkap kakak laki-laki dari ibunya itu.“Apa kau Jungkook? Jungkook oppa?” Hana memastikan.
“Keterlaluan jika kau lupa,” ujar pemuda yang bernama Jungkook itu menatap cuek wajah sepupunya lewat kaca depan mobil yang membuat wajah Hana berubah menjadi masam karena perkataan judesnya itu.
“Tadi paman sudah menyuruhnya untuk turun dan membantu, tapi dia sangat bandel sekali, Hana,” Paman Jeon menatap kesal pada Jungkook, anaknya.
“Aku 'kan hanya ingin ikut untuk berjalan-jalan saja. Lagipula untuk apa juga appa harus turun tangan langsung menjemputnya?” Jungkook membela diri.
“Appa sangat merindukan Hana. Kau tak tahu? Terakhir kita bertemu dengannya waktu kau masih tujuh tahun? Dan Hana masih enam tahun. Benar 'kan?” Paman Jeon menatap Jungkook dan Hana bergantian.
“Ah, paman benar,” Hana mulai teringat.
Ya, Jeon Jungkook. Sepupuku yang pernah kuledek kelinci kecil itu. Dulu ia senang sekali bermain pasir di pantai dekat rumahku. Suka sekali makan ikan tangkapan oppa-ku. Ia sangat dekat dengan oppa-ku. Ah, tuh 'kan! aku jadi merindukan oppa-ku lagi! Hana membuyarkan lamunannya.
“Lagipula, manajer appa sedang cuti untuk menemani istrinya yang sedang melahirkan, jadi ya tak apa kita menjemputnya sekarang,” ujar Paman Jeon melanjutkan sambil berkonsentrasi mengemudi. Hana hanya mengangguk pelan.
“Ya, Jeon Jungkook! Mulai sekarang kau harus perlakukan Hana seperti adikmu sendiri. Begitu juga denganmu Hana. Anggaplah Jungkook si anak nakal ini menjadi kakakmu juga. Kalau kau butuh sesuatu, jangan sungkan untuk memintanya membantu,” ucap Paman Jeon tegas.
“Bb..baik…pa..man,” ujar Hana terbata. Merasa takut dengan Jungkook yang kini menatap ke arahnya dengan kesal.
*******
“Ini kamarmu, Nona Hana...” Ujar seorang pembantu muda di kediaman keluarga Jeon itu dengan ceria. Hana memerhatikan isi kamar itu. Luas sekali, ujarnya kagum dalam hati.
Tiba-tiba Jungkook masuk sambil membawakan koper dan tas besar miliknya. “Ini kopermu,” ujarnya singkat.
Hana melihat Jungkook yang terasa ringan sekali mengangkat koper dan tas besarnya. Padahal untuk menuju kamar ini, Jungkook harus menaiki anak tangga yang cukup banyak.
“Ah, terimakasih oppa,” Hana menunduk sopan. “Tak perlu. Appa-ku benar. Kalau kau butuh sesuatu, datang saja padaku. Kamarku berseberangan dengan kamar ini,” Jungkook menunjuk kamarnya.
Hana sempat kagum melihat otot-otot besar dan kencang pada lengan Jungkook yang memakai kemeja lengan pendek ketika ia sedang mengarahkan tangannya ke kamar seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCH(T)A
Fanfiction[ON GOING] Kim Hana tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan pria setampan Kim Taehyung yang jago masak dan periang. Ia juga tak menyangka ketika kakak kandung yang selama ini ia cari ternyata memiliki hubungan yang sangat erat denga...