Fall

16 1 0
                                    


Bagian ini sedikit panjang.
Selamat membaca! 💜



Hana POV

Aku memerhatikan nilai rata-rata yang tertulis jelas di kertas ujian tes masuk perkuliahan Jurusan Seni. Untuk angka kembar seperti 88 menurutku tidak terlalu buruk.

Di bagian tengah kertas itu pun terlihat tulisan bahwa aku telah  lulus tes dan telah resmi menjadi mahasiswi baru di universitas ini. Shock!

“Kuharap kau akan senang menjadi mahasiswi di sini,” ujar Min Yoon Gi, salah satu Asisten Dosen Jurusan Seni di Big Star University tampak tersenyum ramah hingga mata sipitnya hampir tidak terlihat ketika menjabat tanganku dengan tegas.

Aku bisa melihat papan namanya yang tertera di atas meja. Wah, bisa kulihat pemuda yang tampaknya tak jauh di atas usiaku itu sangat menyukai seni. Terlihat dari gaya estetika rambutnya pun dengan wajahnya. Ia tidak bertato seperti kebanyakan seniman lainnya, namun model rambut, wajah, dan pakaiannya sangat jelas menggambarkan bahwa dirinya sangat bebas untuk bermodel tanpa harus takut menjadi perhatian.

Ini yang sangat menarik bagiku. Aku menyukai seni karena seni benar-benar membawaku untuk menikmati keindahan karya, menenangkan jiwa sekaligus memberi banyak pelajaran berharga.

Kulihat Paman Jeon yang sedang duduk di sebelahku tampak sedang menandatangani surat-surat penting seperti formulir perwalian, administrasi, asuransi, ataupun dokumen pendaftaran lainnya karena beliau-lah yang kini mewakili sebagai orang tuaku.

“Nanti paman silahkan berikan bukti administrasi pendaftaran serta dokumen-dokumen ini ke kantor administrasi, karena aku ditugaskan hanya untuk mendata saja,” ujar Yoon Gi lagi dengan suara beratnya. Paman Jeon mengangguk paham begitu juga denganku.

“Hana, dia Min Yoon Gi, asisten dosen jurusan seni di sini. Dia sudah lama kenal dengan paman karena paman sering mengundangnya untuk mengisi acara-acara bisnis. Asal kau tahu, ia sangat jago bermain piano,” Yoon Gi hanya tertawa pelan mendengar pujian Paman Jeon yang terdengar tulus.

“Paman berlebihan. Masih banyak rekanku yang lebih jago,” Yoon Gi menggeleng-gelengkan kepala.

“Tapi hanya kau yang berhasil membuat rekan-rekanku senang,” Paman Jeon menambahkan.

“Wah, aku benar-benar beruntung bisa kuliah di sini,” aku menatap Yoon Gi yang akan menjadi asdos ku nanti dengan kagum.

“Kalau begitu kami akan langsung ke ruang administrasi sekarang karena aku harus segera ke kantor untuk memeriksa data karyawanku,” Paman Jeon berdiri lalu menjabat tangan Yoon Gi.

“Ini map nya,” ujar Yoon Gi sambil menyerahkan kertas-kertas dokumen pendaftaran yang telah disusunnya itu dengan rapi. “Ah, terima kasih. Aku hampir lupa,” Paman Jeon terkekeh.

“Mengapa Paman tidak menyuruh asisten saja untuk mengurus ini? Kulihat Paman seperti sedang sibuk sekali..” Yoon Gi memperhatikan raut wajah Paman Jeon yang sepertinya sedang memikirkan banyak hal.

“Tadi aku sempat berpikir seperti itu. Tapi… yah, aku hanya ingin mendaftarkan keponakanku sendiri saja. Lebih berkesan. Bukan begitu Hana?” mendengar alasan itu, Yoon Gi bisa melihat bahwa Paman Jeon sangat menyayangiku.

“Paman terlalu menyayangiku sepertinya,” ujarku senang yang kemudian disambut tawa kecil Yoon Gi dan Paman Jeon. Paman benar-benar menganggapku lebih dari anaknya sendiri.

Bagaimana dengan nasibku nanti? Apa Jungkook-Oppa akan merasa tersaingi? Hana menggeleng cepat. Menjauhkan pikiran anehnya itu. Mana mungkin juga!

MARCH(T)ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang