"Sayang, kamu ikut bunda ya. Ayo sayang!" ajak seorang wanita cantik dengan baju sederhana sambil menarik lembut tangan anak perempuannya untuk pergi dari rumah itu sambil membawa tas jinjing.
"NGGAK NGGAK, LO MAU BAWA ANAK GUE KEMANA? HAH !?" teriak seorang lelaki berkumis tipis, berkulit kuning langsat, berbadan tegap, tinggi, dan bidang dengan tindik di kuping.
"Mas, udah cukup ya. Aku udah capek sama sikap mas. Mas ga pernah ngehargain aku. Mas ga pernah nganggap aku. Mas lebih milih wanita itu daripada aku. Dan juga mas selalu kasar setiap kali aku mau bawa Caroline keluar dari rumah!!" teriak si wanita dengan frustasi sambil menangis terisak.
"Sayang, ayo ikut bunda. Kita kerumah nenek ya sayang," kata si wanita dengan tersenyum manis ke gadis mungil itu walaupun di matanya tersirat kesedihan. Mengusap kasar air matanya yang jatuh, kemudian menggendong anak perempuannya yang mungil yang baru berusia 5 tahun.
Plak.
Terdengar bunyi tamparan yang nyaring di rumah tersebut, "Gue udah bilang sama lo, serahin anak itu sama gue. Gue bisa hidupin dia lebih baik daripada lo!" tunjuk si lelaki di depan muka wanita muda tersebut dan menarik sang anak perempuan mungil dari gendongan si wanita.
"Ayah tangan aku sakit," ucap Caroline kecil dengan lirih.
Dengan mengabaikan rasa sakit di tangan Caroline kecil, si pria tersebut bergegas ingin keluar dari rumah itu menuju mobilnya.
"Mas, aku mohon, kasih Caroline sama aku. Aku bakal ngehidupin dia dengan baik, dengan kasih sayang. Bukan seperti mas yang selalu main sama wanita jalang !!" teriak si wanita sambil mengambil alih anak perempuannya dari gendongan si lelaki. Tetapi sebelum sampai si lelaki tersebut menendang tulang tempurung kaki si wanita yang mengakibatkan si wanita jatuh.
Sedangkan si anak mungil tersebut sudah nangis tak karuan melihat bundanya ditendang oleh ayahnya seperti itu.
"Bunda hiks bunda," si anak memberontak dari gendongan ayahnya dan lari ke arah bundanya dan memeluk bundanya.
"Gue udah bilang sama lo. Gue yang bawa Caroline, Bangsat!! dan gue peringatin sama lo. Jangan pernah berani lo ambil Caroline dari gue. Oh iya jalang teriak jalang dasar!!" seru si lelaki dengan mencengkeram dagu si wanita secara kasar dan menghempaskannya dengan kasar juga.
"Mas boleh hina aku. Mas boleh caci maki aku. Mas boleh kasar sama aku. Tapi tolong mas, kasih Caroline sama aku hiks Caroline butuh kasih sayang mas hiks aku takut mas ga bisa beri kasih sayang hiks untuk Caroline," ucap si wanita sambil menangis tersedu sedu.
"Tunggu surat perceraian dari gue. Gue pastiin semuanya sudah selesai besok." ucap si lekaki tanpa menghiraukan ucapan sang istri, si lelaki melenggang pergi dengan cepat dari rumah itu.
"Bunda...bunda...!" teriak si anak perempuan mungil di gendongan si lelaki yang melenggang pergi dari rumah.
"Tenang sayang, bunda bakal ambil kamu dari si brengsek itu!" kata si wanita yang terduduk lemas akibat tamparan keras dari sang suami di pipi kanannya dan tendangan di tempurung kakinya sambil menangis terisak.
"Ya Allah, aku mohon lindungilah anakku dari segala macam marabahaya yang ada. Dan berilah kesehatan untuk anakku. Serta kecerdasan Ya Allah, aamiin." doa si wanita itu sambil mengangkat kedua tangannya di depan dadanya.
•••••••
-grypachis-
KAMU SEDANG MEMBACA
VAI || 𝑔𝑜 𝑛𝑜𝑤.
Teen FictionDalam setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Terkadang manusia berada di atas dan terkadang berada di bawah. Yang semula miskin bisa menjadi kaya, dan yang kaya bisa menjadi miskin. Dalam kesedihan juga pasti ada kebahagiaan, karena tidak mungkin ter...