Chapter 5

1K 97 7
                                    

Lil Brother
Young K - Dowoon
Ft. rest members of Day6
Soundtrack - Day6 I'll Remember
Brothership, Friendship
.
.
.

Just the fact
That we were together
I’ll leave it in a deep part
Of a corner of my heart
(I’ll remember)

Day6 - I'll Remember

Happy Reading ^^
.
.
.

Chapter sebelumnya
Begitu sampai di rumah Brian pun mengendap-ngendap masuk dan membawa Dowoon pergi.

.
.
.

Brian sebenarnya tau bagaimana caranya mengemudi tapi orangtua nya belum memberikan nya mobil, jadi Brian mendorong kursi roda Dowoon dan mengajaknya naik bus. Untungnya sudah banyak fasilitas bantuan untuk orang-orang berkebutuhan khusus sehingga memudahkan Brian untuk membawa Dowoon. Bocah itu pun menggenggam tangan si kakak, yang membuat Brian langsung menengadah ke bawah memandang wajah Dowoon.

“mianhae hyung..” ucap nya pelan

“kenapa minta maaf?”

“pasti susah yah membawa aku kemana-mana dengan keadaan seperti ini.”

“mulai sekarang kau tidak boleh berpikiran seperti itu lagi, aku membawa mu kabur agar kau tersenyum bukan untuk bersedih. Jadi jangan buat aku menyesal okey?”

Dowoon selalu seperti itu, selalu merasa bersalah atas keadaannya yang menyusahkan orang, padahal orang-orang disekitar nya tulus untuk membantunya.

Lalu Dowoon pun tersenyum dan mengangguk

Jae membuka pintu rumahnya dan kaget melihat Brian yang membawa Dowoon. Ia tersenyum membawa mereka ke studio. Jae pun tidak lupa untuk menyapa Dowoon dan mencubit pipi bocah itu gemas. Begitu mereka masuk, Sungjin dan Wonpil juga ikut kaget sekaligus senang. Hari itu latihan mereka terasa lebih menyenangkan, banyak canda tawa. Wonpil tiada hentinya mengganggu Dowoon meskipun Brian sudah lelah memperingati bocah itu.

Jae pun membawa kabar gembira kalau mereka benar-benar akan mengisi acara festival musim panas nanti di summer fest Seoul High school students. Maka dari itu mereka berlatih lebih serius lagi dari biasa nya, agar tidak mengecewakan meski masih ada beberapa bulan tersisa. Sementara itu Brian sengaja tidak menjawab telpon yang masuk dari omma atau appa nya sebagai bentuk penolakan nya.

Malamnya mereka berdua pulang disambut oleh nyonya dan tuan Kang dari depan pintu. Brian menatap tajam pada kedua orangtuanya sedangkan Dowoon cengingiran merasa bersalah, berharap kedua orangtua mereka tidak akan marah. Karena Dowoon tidak mengetahui masalah yang terjadi antara hyung dan ommanya.

“kalian sudah makan?” tanya tuan Kang

“sudah.” Jawab singkat Brian lalu membawa Dowoon ke kamar nya, karena ia tau orangtuanya pasti akan membuka pintu kamar Dowoon kalau mereka disana. Jadi kali ini ia membawa Dowoon ke kamarnya. Bocah itu senang sekali, untuk pertama kali dia masuk ke kamar hyungnya yang memang lebih besar dari kamarnya, ruangan nya bernuasa ungu, sedikit nyentrik.

Brian memilihkan salah satu pakaian nya untuk Dowoon dan membantu bocah itu mengganti baju nya, meskipun kali-kali Dowoon kesal karena diperlakukan seperti anak bayi. Dowoon pun berusaha sendiri untuk beranjak dari kursi roda nya menuju ranjang sementara hyungnya sedang memakai baju, hampir saja ia terjatuh kalau saja Brian tidak menahan nya dari belakang. Hal-hal seperti ini kadang membuat Brian kesal, kenapa Dowoon sulit sekali untuk di atur, tidak bisa tunggu sebentar. Padahal Dowoon kan hanya ingin sesekali berusaha sendiri.

“sebenarnya, apa hyung dan omma bertengkar?” tanya Dowoon dari ranjang sementara Brian sedang menyusun buku-bukunya.

“ehm,, kenapa kau bertanya seperti itu?”

Lil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang