#kejadian tak terduga

532 110 32
                                        

Seorang gadis baru bangun dari mimpi indahnya, entah apa yang Dimimpikanya barusan hingga ia bersemangat untuk menjalankan rutinitasnya. Ia gadis itu adalah Keylona Azriel Casandra sebut saja Lona. Gadis yang satu ini memang berbeda dari gadis lainnya. Mengapa? Karena memiliki sesuatu keajaiban dari Tuhan yang mana bila ia bermimpi buruk sangat ketakutan, dan bila bermimpi indah dia akan merasakan kenyamanan. Ya! Ini yang membuat ia menjalankan rutinitasnya dengan amat tidak suka karena bisa saja hal yang buruk menjadi baik dan sebaliknya. Ia sebenarnya mau bila dunia ini diputar kembali ke masa ia dilahirkan agar tidak memiliki kelebihan seperti sekarang. Namun, semua itu hanyalah angan-angan saja, tetapi ia tetap bersyukur bisa memiliki kelebihan yang orang lain tidak punya.

"Lona udah belum nak, ini temen-temen kamu udah datang loh," ucap Veronica-Mama Lona sambil berteriak.

"Iya, Ma sebentar. Lona udah tau," ucap Lona sambil berjalan menuju tangga.

"Hmm ... Kamu itu memang selalu begitu," ujar Veronica malas.

"Hehehe maafin lona ya ma, emang begitu," kekeh Lona sambil menuruni anak tangga.

"Iya deh. Gimana hari ini?" tanya Gabriel-Papa Lona sambil memasang wajah serius.

"Mungkin indah bisa juga sebaliknya Pa," ucap Lona santai.

"Ohh ... Semoga indah-indah saja," ujar Veronica sambil menuangkan kopi dan air panas ke dalam Mug.

"Iya Ma semoga. Yaudah Lona pamit dulu ya Ma,Pa." pamit Lona sambil mencium punggung tangan Mama dan Papa nya, serta di ikuti juga oleh teman-temannya.

"Yaudah, kalian hati-hati ya," ucap Veronica dan Gabriel bersamaan.

"Siap," jawab Lona, Willy,Serly,Emo bersamaan sambil memasuki mobil masing-masing.

. . .

Sekitar 15 menit-an mereka pun akhirnya sampai di sekolah. Mereka turun dari mobil masing-masing dan langsung disambut oleh para warga sekolah. karena, mereka memiliki kecantikan dan ketampanan yang membuat orang yang melihatnya langsung meleleh hatinya. Namun, sayang seribu sayang mereka hanyalah ice.

"Ayok gaes lanjut," ucap Lona lantang.

"Lanjut," ucap Emo, Willy, Serly bersamaan.

Ditengah koridor Lona sudah merasakan akan ada kejadian walaupun kejadian itu sangatlah kecil namun berharga. Ya! Seperti yang dibilangnya tadi indah belum tentu indah dan buruk juga belum tentu buruk bisa saja semua itu berbanding terbalik.

"Dek kamu mau jalan kesitu ya?" tanya Lona kepada Adek Kelasnya sambil menunjuk tangga di dekat koridor.

"Iya kak, emangnya kenapa?" tanya Adik kelas penasaran.

"Kakak saranin kamu jangan lewat situ sendirian ya," saran Lona dan membuat wajah Adik kelasnya berubah.

"Apaan sih Kak, kan itu jalan tercepat untuk naik kelantai 2. Kalau nunggu temen ya lama," ujar Adik kelas sambil ingin berjalan.

"Kakak anterin kesitu ya," ucap Lona sambil berteriak dan membuat Adik kelasnya menoleh.

"Nggak usah Kak, Aku bisa sendiri kok," ucap Adek kelas dan langsung berlalu pergi menuju tangga di dekat koridor.

"Emang ya adek kelas dibilangin ya gitu ngeyel," ucap Willy heran.

"Kita lihat kelanjutannya saja," ucap Serly santai.

"Wohiya harus itu," ucap Emo bersemangat.

Brukkk

"Apa itu?" ucap Serly panik.

"Hmm... Ya tadi," Ucap Lona sambil terus berjalan.

"Ehh kita mau lihat nggak?" tanya Willy.

"Nggak usah, kan kita udah tau," ucap Emo percaya.

"Ayok gaes lanjut," ucap Lona lantang.

"Lanjut," ucap Emo, Willy, Serly bersamaan.

Sesampainya di kelas lona langsung mendaratkan pantatnya dikursi miliknya ralat milik sekolahan nya.

"Ehh ada yang mau dateng lho," ucap Lona santai tapi masih dengan wajah ice nya.

"Siapa? guru ya?" tanya Serly penasaran.

"Bukan,lihat aja setelah ini," ucap Lona.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelasnya seketika mata seluruh siswa-siswi yang berada di kelas kecuali Lona pun sekilas tertuju pada seseorang yang mengetuk pintu. Ternyata dia adalah adik kelas yang tadi jatuh dari tangga dekat koridor.

"Cari siapa dek?" tanya Marchel-ketua kelas yang berjalan ke arah pintu kelasnya.

"Cari kakak yang cantik tapi dia ice?" jawab Adik kelas.

"Owh... Kak Lona?" tanya Marchel sambil menyenderkan tubuhnya didekat pintu.

"Iya betul Kak. Ada nggak Kak Lona nya?" tanya Adek kelas kepada Marchel.

"Itu dia lagi duduk. Masuk aja," ucap Marchel sambil menunjuk Lona.

"Oke Kak, Makasih," ucap adek kelas sambil berjalan kearah Lona.

"Iya sama-sama," jawab Marchel.

Setelah sampai di meja Lona, adek kelas itu hendak berbicara namun dipotong oleh Lona.

"Kak aku ma-," ucapnya terpotong.

"Iya dek, Kakak udah maafin kamu. Jangan mikir kalo Kakak ini cenayang," ucap Lona serius.

"Iya kak ken-," Lagi-lagi ucapannya dipotong oleh Lona membuat siswa-siswi yang berada di kelas pun melihat Lona dengan tatapan terkejut.

"Iya Kakak udah tau nama kamu Cindy, kelas 11 IPA 3. Dan kamu mau bilang kan Kakak semoga kita bisa jadi temen," ucap Lona.

"Iya betul Kak, kalo gitu aku ke kelas dulu ya," pamit Cindy.

"Iya, tapi Kakak saranin sekarang atau besok lagi kalau mau ke tangga deket koridor doa dulu atau mending sama temen atau nggak lewat tangga yang satunya aja walaupun jaraknya sedikit jauh tetapi lebih aman. Soalnya Kakak lihat kamu pertama kali, Kakak langsung tau kalau pikiran kamu sedang kosong," saran Lona panjang lebar.

"Ohh... Terimakasih Kak," ucap adek kelas tersenyum sambil berlalu pergi.

"Iya," jawab Lona singkat.

Setelah Adek Kelasnya pergi, Lona langsung mengambil benda pipih berbentuk persegi panjang dari saku roknya dan memainkannya, namun karena dia risih dilihat seluruh siswa-siswi kelasnya, dia langsung angkat bicara.

"Ekhem... Udah ya acara ngelihatnya ampe melongo segala," ucap Lona dingin yang masih memainkan benda pipih tanpa melihat yang diajak bicara.

"Hehehe... Maaf ya Lona soalnya kita-kita terkejut karena kelebihan lo, padahal dulu pas kelas 10 & 11 nggak sebegini amat," ucap salah satu siswi.

"Iya gapapa," ucap Lona.

Setelah kurang lebih 5 menit guru mapel pun datang.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Sisil.

"Selamat pagi bu," ucap semua anak-anak kelas serentak.

"Mari kita mulai pembelajaran hari ini dengan membaca doa terlebih dahulu," ucap Bu Sisil

"Baik bu," jawab semua serentak


NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang