1

326 70 8
                                    

📌Jangan jadi pembaca gelap dan sempatkan baca author note.

Ada beberapa poin penting yang saat ini menjadi alasan penghuni gedung berlantai lima di selatan kota Tokyo menjerit seperti orang kerasukan setan.

Pertama, dua orang yang berjalan bak model panas dengan pakaian yang ditaksir memilki harga ratusan juta, atau mungkin miliaran jika dilihat dari mobil yang mereka kendarai, sepatu kulit mengkilat yang mereka kenakan, serta jam tangan mahal keluaran terbaru.

Kedua, mereka terlalu tampan untuk berada di tempat minyak jelatah seperti Pink Entertainment yang bahkan tidak termasuk dalam sepuluh agensi terbaik di Jepang. Apa yang mereka lakukan? Hantu perawan tua di gedung ini pasti sedang bersalto ria.

Pria dengan senyum yang tak pernah pudar di wajahnya itu berdehem, memecah lamunan wanita berkacamata yang terpesona nyaris gila pada senyumannya, atau pada pria kaku di sampingnya. "Maaf nona, kaki kami mulai kebas berdiri terlalu lama."

"Ah, maafkan aku." Karin mencubit pinggangnya diam-diam. Dia benar-benar lupa menawarkan tempat duduk pada pria yang memiliki senyum menawan dan pria minim ekspresi di sampingnya.

"Jadi?"

"Jadi?" Dia menggeleng tolol. "Maksudku, Sakura akan datang sebentar lagi." Karin melirik arloji emasnya, tak biasanya Sakura datang terlambat. Apa terjadi sesuatu karena semalam Karin tak mengangkat satupun panggilannya. Dia terlalu lelah dengan kekacauan yang terjadi. Sekaligus merasa bersalah pada Sakura yang harus menanggung semuanya karena Karin tidak memiliki cukup uang.

"Karin kau punya obat sakit kepala? Aku pusing se—"

"Itu Sakura, Haruno Sakura." Karin menunjuk Sakura yang mematung didaun pintu sambil menatap dua orang asing di ruangannya. Siapa mereka?

"Sakura cepat kemari, ada yang mencarimu." Sakura menunjuk dirinya dengan tampang bodoh. Itu lucu bagi Sasuke yang sejak awal memang tertarik. Dia tak pernah lepas memandang Sakura sampai wanita itu duduk di hadapannya. Sakura tampak lebih baik dari semalam. Rambut merah mudanya disanggul rapi. Baju off shoulder yang dikenakannya tampak cantik serta pinggangnya benar-benar ramping, tipikal model pada umumnya. Dan, jangan lupakan kaki jenjang yang semalam mengangkang di bawah Sasuke. Mereka seksi.

"Siapa mereka?" Bisik Sakura di telinga Karin. Mungkin Sakura perlu berbisik lebih pelan agar dua orang di depannya tidak bisa menguping. Pertanyaan Sakura membuat kedua orang itu terkejut. Ternyata masih ada orang di negara ini yang tidak mengenal Uchiha Sasuke.

"Aku Hatake Kakashi, pengacara keluarga Uchiha, khususnya Uchiha di sampingku ini." Pria bernama Kakashi itu tersenyum. Dia melirik Sasuke yang tidak memperkenalkan diri dan hanya diam menatap Sakura dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oh, hai. Aku Haruno Sakura." Wanita itu tersenyum pada Kakashi. Kemudian beralih menatap Sasuke. "Dan—"

"Aku pria yang semalam terkena muntahmu." Sakura tak percaya.

Jadi, semalam dia benar-benar memuntahi seseorang? Rasanya yang semalam hanya mimpi karena Sakura kembali ke apartemennya dengan selamat.

"Maaf soal itu." Sakura merutuk diri. Menatap Karin agar membantunya berbicara.

"Ah, maaf sekali tuan Uchiha. Sakura sepertinya sangat mabuk semalam." Karin menatap Sakura kejam. Kebiasannya yang satu ini sulit dirubah. "Katakan saja pada kami jika anda merasa dirugikan." Sakura mengangguk setuju.

"Benarkah?" Sasuke menyeringai. "Aku mengenakan pakaian Gucci keluaran terbaru, salah satu kemeja hitam favoriteku. Selain memuntahinya, Sakura juga menarik beberapa kancingnya sampai terlepas."

DEAL | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang