[Other Side]

175 10 7
                                    

[Man's talks]

Malam itu, Yuuki, Kominato, Akito, Sawamura dan Zaizen berkumpul di bar. Di antara semua orang itu (kecuali Akito) hanya Chris dan Sawamura yang benar-benar meneruskan karir baseball-nya menjadi seorang profesional, sementara Yuuki fokus menjadi guru sekaligus pelatih tim baseball Seido. Meneruskan perjuangan mantan pelatih Kataoka. Zaizen sih sejak kuliah juga berhenti dari baseball. Sementara itu, Kominato justru menjadi seorang pemilik toko peralatan olahraga.

Itu adalah malam di mana mereka kembali berkumpul setelah sekian lama. Juga beberapa hari setelah peristiwa Chris melamar Akira di kedai ramen. Kabar yang membuat semua orang di sana (kecuali Akito) kaget luar biasa saat mendengarnya. Pasalnya, itu belum genap satu minggu sejak kepulangan Chris dari Amerika, tiba-tiba saja mereka sudah menyiapkan segala hal yang berbau pernikahan. Sungguhan tidak membuang-buang waktu sama sekali. Iya. Meski dibarengi dengan proses pemulihan cedera yang dialami Chris.

"Sebenarnya aku tidak kaget akhirnya kalian memutuskan mengakhiri hubungan tidak jelas itu, tapi kau benar-benar bergerak cepat Chris. Belum satu minggu kau sudah mendapat restu dari keluarga Akira. Apalagi dari Haibara baa san. Sebenarnya kapan kau melamar Akira?" Yang pertama kali membuka pembicaraan itu adalah Yuuki. Sang guru sekaligus pelatih baseball Seido.

Pernyataan itu diangguki dengan penuh semangat oleh Sawamura. Sementara itu, Kominato dan Zaizen memilih meneguk minuman mereka. Mendengarkan. Kominato sebenarnya sudah 'gatal' untuk mengatakan kalimat menusuk khas nya, tapi dia memilih diam sembari menunggu kesempatan menumpahkan kekesalannya selama ini karena muak atas tidak adanya pergerakan antara Chris dan Akira. (Meski sekarang akhirnya mereka hendak menikah juga sih.)

Chris dengan wajah tenangnya tidak menunjukkan perubahan apa pun. Justru dengan santainya dia meneguk isi gelas di hadapannya. Membiarkan teman-temannya menunggu.

"Aku melamarnya di hari aku tiba di Jepang. Di kedai ramen saat kami menunggu pesanan datang."

Semua orang di sana nyaris tersedak. Apalagi Sawamura. Iya. Sebagai satu-satunya singel yang tersisa di sana dia juga kaget setengah mati mendengar pengakuan sosok yang sangat ia hormati itu. Sungguhan? Kenapa rasanya itu sama sekali tidak mencerminkan pribadi Chris?!

Akito mendesah pelan. Dia sebenarnya sudah mendengar sedikit kabar jika Chris langsung melamar adiknya di saat yang sama dia sampai, tapi Akito tidak tahu jika proses 'lamaran' itu terjadi di sela-sela mereka menunggu ramen.

"Bagaimana bisa kau melamar adikku seperti membicarakan ramen apa yang hendak kalian pesan?!"

Chris mendesah. Ya... Bagaimana bisa? Dia juga berpikir lama sekali setelah kejadian itu. Tidak bisa tidur bahkan. Tapi meski begitu... Mau bagaimana lagi kan? Jangankan untuk melakukan pengulangan, dia mau memberikan cincin pertunangan saja Akira menolaknya.

"Aku sedang bercanda saat itu, justru Akira yang membuat jantungku seperti berhenti. Akito, adikmu yang membuatku tanpa sadar melamarnya detik itu juga." Suaranya terlalu tenang untuk mengucapkan sesuatu seperti itu.

Zaizen dan Kominato sudah mendesah kasar. Terlebih Zaizen. Dia mengusap wajahnya kasar. Tidak mengerti lagi dengan sikap dia orang itu.

"Hee?! Maji de Chris senpai?! Ano Ryuuto senpai ga?!" Sawamura heboh luar biasa. Berisiknya kembali kambuh. Sukses membuat Kominato refleks menampar kepalanya.

Chris mengangguk polos.

"Memangnya kalian sedang membicarakan apa sampai bisa tidak sengaja begitu?" Yuuki membuka suara. Dia yang sejak tadi terlihat paling tenang seolah bisa memprediksi apa yang terjadi pada dua sosok temannya itu.

HibatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang