CHAPTER 003

45 7 0
                                    

"Jadi? Bisa cerita?"

Archa menopang kepalanya malas, menatap heran kedua sahabatnya ini.

"Kenapa dah? Kepo amat"

Ra mendengus "Ya jelas lah, lo nya aja yang gak sadar posisi"

Archa mengedikkan bahu, malas berdebat. Ia mencodongkan kepalanya mulai bercerita dari awal hingga akhir berbagai kejadian yang menimpanya kemarin.

Untung saja saat ini jam kosong, guru-guru sedang rapat entah membahas tentang apa. Yang pasti posisinya saat ini, Archa sedang sedang duduk di kursinya, di paling belakang, pojok, dekat jendela.

Di depannya ada Ratu dan disampingnya duduk Athalea yang juga menjabat sebagai ketua kelas. Keduanya memutar kursi menghadap Archa yang lebih memilih duduk sendiri, sejak kepindahannya.

"Ya... jadi, gitu deh" Archa mengakhiri ceritanya dengan kalimat yang tak pasti.

Ra menatap Archa tak puas "Terus? Siapa namanya? Yang ngasih lo jaket itu"

Archa menggaruk pelipisnya, sedari tadi ia memang hanya menggunakan kata 'laki-laki itu', atau ' siswa itu', atau 'orang itu' itu menggambarkan dirinya.

"Ntah, gak tau gue"

"Haaiisshh! Lo gak tanya gitu?" Ra mendesak

"Ngapain? Nggak tertarik gue" Archa menjawab acuh, mulai menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangan di atas meja.

Atha mentap gemas, tanpa bisa di cegah tangannya melayang menjitak lumayan keras kepala Archa, hingga sang empu mengaduh kesakitan.

'CTAK!'

"Duh! Sakit Tha!" Archa meringis memegangi kepalanya yang mendapat kepalan sayang dari Atha.

"Ya lo sih! Begonya gak tau tempat" Atha melipat tangan di depan dada.

"Kalau lo gak tau namanya gimana mau ngembaliin jaketnya BEGO!"

Eh! Archa mengerjapkan matanya berkali-kali, ia mendadak Blank! Seluruh otaknya serasa berhenti bekerja.

"Iya ya.." dan untuk yang pertama kalinya Archa mengakui akan kebodohan dirinya.

Atha mendengus "mana! Coba liat liat sini jaketnya"

Tanpa babibu Archa segera melepaskan jaket itu, menyerahkannya pula dengan cepat.

"Lambangnya sih gak asing, punya Sneer gak si?"

Atha mengangguk menyetujui perkataan Ra "Iya, tapi siapa? Mereka kan anggotanya banyak"

Ra menopang dagu, mencoba mengingat-ingat "Setau gue yang tanduk rusanya warna kuning ke emas-emasan itu Cuma satu orang"

Ra menoleh menatap Atha setelah menyelesaikan kalimatnya. Atha mengernyit mencoba mengartikan raut wajah Ra.

"Tunggu, jangan bilang, itu dia?!"

Ra mengangguk pasti sembari menjetikkan jarinya tanda membenarkan. Archa yang sedari tadi menonton keduanya, menguap lebar

Ia mulai mengantuk sekarang, dengan malas ia kembali menopang kepalanya, matanya menatap bergantian Atha dan Ra

"Jadi? Siapa pemilik jaket ini huh?"

                              🥀

Suara bising kantin terdengar tepat ketika bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa-siswi SMA Panara mulai menuju pusat konsumsi hingga membadati ruangan yang besar ini.

Archa dan Ra sendiri sedang duduk dengan santainya di pojok ruangan sana. Disampingnya terdapat jendela besar yang langsung menghubungkan matanya dengan lapangan basket.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fate DecisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang