3. G

1.2K 69 3
                                    

"Lo kok gak bilang sih kalo acaranya di klen gini??" Aku menyikut perut Fabian tanda kesal. Dengan tatapan sedikit sinis aku menatap tajam ke arah laki-laki tinggi menjulang di hadapanku ini.

Bukan aku anti kleb malam. Hanya saja suara musik yang terlampau keras berpadu dengan hiruk pikuk manusia di dalamnya bukanlah satu perpaduan yang bagus untukku. Kalau saja aku tahu acara malam ini adalah di kleb. Tidak akan aku iyakan ajakan Fabian.

"Gue juga gak tahu, Rin. Gue cuma dikirimin lokasinya. Gue nggak merhatiin tempatnya."

"Ya udah sih,Rin. Nggak di kleb juga yang namanya party pasti selalu berisik dan banyak orang." Sambung sahabatku ini sambil berusaha meredakan kesalku.

Sebenernya aku punya pilihan untuk pulang, tapi rasanya kurang dewasa kalau aku sampai merajuk sejauh itu. Lagi pula sepertinya aku butuh sedikit hiburan dan pelarian dari segala hal yang menggangguku akhir-akhir ini.

"Kalau nanti gue "ilang" berarti salah lo. Lo harus tanggung jawab." Aku menuding Fabian dengan telunjukku.

"Emang lo bunting."

"Gue kalo bunting minta tanggung jawabnya sama Brian bukan sama lo."

"Si dia peduli tuh Brian sama lo." Sialan. Fabian sengaja mengejekku.

"Mau masuk nggak nih? Kalau nggak gue pulang."

Setelah itu Fabian langsung menyampirkan lengannya pada pundakku, menggiringku masuk ke dalam kleb. Dari sudut mata bisa kulihat cengiran di dua sisi bibirnya.

Benar seperti dugaanku. Baru beberapa langkah masuk saja gendang telingaku rasanya sudah mau pecah. Dentuman musik yang sangat memekakan telinga ini berpadu dengan gemerlap lampu butuh waktu beberapa detik sampai seluruh inderaku beradaptasi. Belum selesai aku membiasakan diri, seseorang menyapa Fabian.

"Hi, Bi!"

Seorang lelaki kurus dengan rambut gondrong itu pun berjalan menghampiri kami berdua.

"Dateng sama siapa? Pacar?"

Apakah dia yang sedang ulang tahun hari ini. Dilihat dari senyumnya yang sumringah sih kayanya iya.

"Bukan. Sahabat gue, Gharina. Rin kenalin ini Adit yang punya acara." Dugaanku benar, laki-laki ini yang punya acara.

Aku mengulurkan tanganku menyambut tangannya yang sudah terulur terlebih dulu. "Gharina. Panggil aja Gharin. Selamat ulang tahun ya.."

"Thank you lho udah mau dateng." Ucap Adit seraya melepas jabatan tangan kami.

"Ya kali gue gak dateng sih, Dit!" Dengan wajah sumringah Fabian menjawab.

"Lo berdua harus have fun pokoknya malam ini. Feel free!"

"Pasti dong, Dit. Selamat ulang tahun ya." Giliran Fabian yang menyelamati Adit. Aku masih berusaha memasang senyum tiga jari milikku supaya Adit tidak melihat rasa jengkel yang masih sedikit mengganggu. Sebenarnya bukan salah Fabian, apalagi Adit, ini hanya masalah sepele yang tidak perlu dibesar-besarkan. Hanya saja tapi aku sudah kadung kesal.

"Thank you, Bi. Makasih banget kalian udah sempetin dateng. Gue nyapa yang lain dulu ya. Kalian minum-minum aja dulu." Adit memeluk Fabian lalu pergi meninggalkan kami berdua.

"Kayanya semua minuman beralkohol deh,Rin. Nggak apa-apa?"

"Dikit doang kayanya nggak masalah. Gue lagi nggak pengen mabok. Lagian kita di sini juga nggak bakal lama 'kan?" Fabian mengangguk.

Setelahnya dia mengambil dua gelas Manhattan dan memberikan salah satunya padaku. Cocktail yang terbuat dari campuran Whiskey, Vermouth dan Bitters, juga dengan hiasan buah Cherry di atasnya.

Hide And Seek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang