15. G

638 38 4
                                    

"Yang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang."

"Hmm." Jawabku seadanya karena aku sedang sibuk merapikan kasur Brian yang spreinya berantakan ke mana-mana.

"Beneran nggak pengen dateng?" Tanya Brian yang ternyata masih sibuk dengan kancing-kancing kemejanya.

"Aku mau jawab apa kalo ditanya wartawan?"

"Temen?"

"Nggak ah. Aku takut salah ngomong terus jadi perhatian orang-orang. Mereka pasti penasaran siapa perempuan yang dateng nemenin Brian si Bassist pujaan banyak wanita itu." Jawabku dengan nada meledek.

"Tapi aku pengen kamu liat aku naik stage, terima Award. Aku pengen kamu bangga jadi pacar Brian Day6"

Aku mengelus rambutnya perlahan.

"You know, Babe? You always makes me proud. Aku lihat kamu raih apa yang kamu cita-citakan, lagu-lagu kamu yang bisa dengan random-nya bisa aku dengan di kafe atau bahkan pasar malam, itu semua lebih dari cukup buat aku bangga sama kamu." Aku mengambil alih dasi dari leher Brian dan membantunya agar tersimpul rapi membelah dadanya yang lebar.

"Aku nonton di rumah aja. Oke?"

"Please?" Brian masih belum menyerah, dia masih terus membujuku. Kini dengan merajuk menyandarkan kepala di bahuku yang lebih rendah dibanding tinggi badannya.

"Kalo kamu gini terus kamu bisa telat loh." Aku mengelus pipinya yang sepertinya sudah kembali berisi, tidak seperti saat dia sibuk tour ke berbagai kota. Tulang pipinya sampai menonjol menggantikan pipi gembul miliknya.

Dengan tatapan puppy eyes andalannya, Brian menatapku, aku tahu dia kesal, tapi tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Brian tahu kalau dirinya tidak akan berhasil membujuku untuk urusan seperti ini.

"Jas kamu mana? Ayo berangkat. Aku anterin sampe ke tempat acara apa sampai kantor kamu aja?"

"Sampai kantor aja. Nanti ke sananya bareng sama yang lain." Jawabnya masih sambil cemberut. Menggemaskan sekali.

"Yang.." Rengekan Brian masih belum usai.

"Yok berangkat yok!" Aku menepuk-nepuk pelan bokongnya, memberinya semangat agar segera berangkat.

Dengan langkah berat, Brian akhirnya mengekor di belakangku.

"Tapi yang lain pada ditemenin pasangan mereka." Usaha Brian masih berlanjut sampai kami masuk mobil.

"Enggak, Sayang."

"Susah banget sih bujuk kamu." Aku tertawa mendengar kalimatnya. Kalau sudah begini bisa dipastikan dia sudah menyerah dengan usahanya.

Setelah beberapa saat, mobil yang aku bawa kini sudah sampai di depan kantor agensi yang menaungi DAY6, Band yang digawangi Brian dan kawan-kawannya.

"Turun dulu, say hi sama yang lain."

Hide And Seek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang