Om Ari di Kota Jogja

19.1K 309 16
                                    

Malam itu sekitar pukul 21.30 Doni tengah sibuk dengan HP di tangannya, membalas satu demi satu pesan yang masuk. Bercanda dengan sahabat-sahabatnya, sesekali tertawa sendiri memecah hening malam yang semakin sunyi. Tanpa diduga ada satu pesan baru dari seseorang yang belum dikenalnya, sekilas dilihat foto profilenya nampak sudah cukup berumur. Namanya Ari Laksono.

"Hi Dik, Boleh kenalan?" Om Ari mencoba membuka sesi tanya jawabnya

"Hi juga Om, boleh dong" Balas Doni

"Nama saya Ari Laksono, tinggal di Jogja, kalau namamu siapa, tinggal dimana dik ?" Om Ari aktif bertanya

Doni pun segera membalasnya "Nama saya Doni Agus Prabowo, tinggal di Purwokerto Om"

"Ooh,, tahu kalau Purwokerto, Kamu usia berapa dik ?" tanya Om Ari

"19 tahun, Om usia berapa?" Doni membalas cepat

"Tahun ini Om sudah memasuki usia 37 tahun. Adik masih kuliah atau sudah kerja ?" Om Ari masih diseberang sana.

"Kuliah Om baru semester 2" balas Doni

"Ambil apa Dik kuliahnya ?" tanya Om Ari kembali

"Teknik Informatika Om" Doni agak malas membalas, karena mulai mengantuk.

"Yang benar Dik??? Om juga mengajar beberapa Mata Kuliah Teknik Informatika" Tanya Om Ari penasaran

Doni mencoba menebak profesi lawan bicaranya di ujung sana, apa mungkin Om Ari Dosen di Kampus Teknik Informatika di Jogja sana ya.

Setelah menunggu beberapa menit Om Ari mendapatkan pesan balasan dari Doni
"Iya benar Om, wahhh boleh dong kalau ada tugas-tugas nanti nanya sama Om Ari aja biar dibantuin, hehehe..."

Om Ari senyum-senyum sendiri setelah membaca pesan dari Doni. "Boleh saja Dik, jangan sungkan-sungkan bertanya jika ada masalah atau sekedar ingin curhat, siapa tahu Om bisa bantu"

"Baik Om, Terimakasih. Maaf Aku tidur duluan ya, udah ngantuk" Doni yang mengantuk kemudian mengakhiri pesan karena memang sudah terlalu malam.

"Oke Dik, Met Bobok ya" balas Om Ari.

Om Ari akhirnya berkenalan dengan laki-laki muda bernama Doni. Usia mereka berdua terpaut 18 Tahun. Namun tidak mempengaruhi komunikasi mereka yang semakin hangat.

Hari demi hari Doni dan Om Ari Semakin dekat seperti Anak dan Ayahnya. Meski di siang hari mereka sibuk dengan aktifitasnya masing-masing namun ketika malam mereka selalu menyempatkan untuk bertegur sapa, sekedar bertanya kabar hari ini. Tak jarang pula Doni yang ketiduran akhirnya lupa membalas pesan. Om Ari yang bijak tidak pernah marah, tidak pernah terlihat kecewa ketika pesannya tidak dibalas Doni.

Sudah 3 bulan lebih mereka bertegur sapa, saling curhat, saling support baik lewat sosial media, pesan singkat maupun sambungan telepon.

Liburan semester akan dimulai minggu depan. Semua mahasiswa sudah merencanakan beberapa agenda untuk mengisi liburannya masing-masing, ada yang mudik ke kampung halaman mengunjungi orang tua dan keluarganya, ada yang mau naik gunung, pergi ke Pantai dan masih banyak lainnya.

Doni dan Om Ari sudah memantapkan rencana mereka untuk segera bertemu secara langsung pada liburan semester ini. Sesuai keputusan mereka berdua Doni yang akan berkunjung ke Jogja dan menginap beberapa hari di rumah Om Ari.

Om Ari sudah berjanji akan menjemput di Terminal Giwangan, katanya itu terminal besar di Jogja tempat berhentinya Bus baik dari dalam maupun luar kota, luar provinsi. Kemudian menemani Doni berkeliling menikmati Kota Jogja yang setiap sudutnya selalu berkesan, lekat dengan sejarah, budaya, orang-orang yang ramah dan begitu banyak wisata kuliner yang menggugah selera.

Hari yang dinanti akhirnya tiba, Doni sudah sampai di Terminal Purwokerto berjalan sendiri mencari Bus Patas menuju ke Kota Jogja. Karena belum terbiasa naik Bus, Doni bingung mencari dimana Pool Bus Patas yang ke arah Jogja.

"Permisi Pak, Bus Patas tujuan ke Jogja sebelah mana ya Pak ?" Tanya Doni kepada petugas keamanan yang melintas di depannya.

"Lurus saja mas, setelah melewati toilet nanti belok kiri, dari sana sudah kelihatan mas, busnya warna Orange" jawab petugas keamanan yang bernama Ahmad, tertulis pada nametag di dadanya sebelah kanan.

Pak Ahmad manis juga, dengan badan gempal warna kulit kecoklatan, kumis dan jenggot yang rapi dibawah dagunya seolah menggoda untuk dielus-elus setiap orang yang melintas, "bathin Doni"

Sekilas Doni perhatian seragam yang ngepas dibadannya, sangat gagah dipakai untuk seorang bernama Pak Ahmad, memperlihatkan dada yang besar, perut berisi namun tetap kencang, paha yang besar terlihat kuat, ahhh apa lagi tonjolan di selangkangannya itu, tidak bisa untuk dilewatkan begitu saja.

"mas, ada lagi yang bisa saya bantu ?" kata Pak Ahmad yang heran melihat Doni tiba-tiba bengong di hadapannya.

"ehhh...hh iiii...ya pak, sudah pak, Terimakasih Pak" Doni menjawab terbata-bata

Doni berjalan lebih dahulu meninggalkan Pak Ahmad.

"Mampir toilet dulu deh sebelum naik bus daripada nanti ngompol" bathin Doni

Keluar dari Toilet Doni sudah melihat Bus berwarna Orange yang dikatakan oleh pak Ahmad. Kemudian mendekati petugas reservasi tiket dan langsung memesan satu kursi tepat di belakang Sopir.

"15 Menit lagi Bus akan segera berangkat ya mas, boleh langsung masuk ke dalam atau menunggu sebentar disini " kata petugas reservasi tiket.

"Baik Mas, Aku langsung masuk ke dalam Bus aja, terimakasih mas" jawab Doni

Sebenarnya ada perasaan grogi, gugup, ragu dalam hati Doni, karena ini adalah kali pertama ia akan bertemu Om Ari. Sosok yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya. Namun Doni berusaha mengontrol dirinya, menangkan pikirannya sendiri.

Doni mengirim pesan ke Om Ari
"Aku udah dapat Bus Om, sebentar lagi berangkat"

Om Ari yang masih di Kamarnya membalas "Oke Dik, hati-hati di jalan ya, Om Ari nanti jemput di depan Terminal"

Perjalanan dari Purwokerto menuju Jogja di mulai, terasa cukup membosankan karena membutuhkan waktu sekitar 4 - 5 jam sendirian di dalam Bus. Sementara orang di Kursi sebelah Doni sudah tertidur dengan nyenyaknya.

Doni berusaha tidur namun matanya sulit terpejam, rasa penasaran dengan Kota Jogja dan dengan laki-laki bernama Om Ari sudah menggebu, ingin segera ditumpahkan dari dadanya.

Tepat di depan Pasar Gamping jalan Wates Bus berhenti, beberapa penumpang turun termasuk penghuni kursi sebelah Doni. Kemudian Bus berbelok ke arah kanan jalan Ring Road Selatan, sudah terlihat megahnya salah satu Universitas besar di Jogja.

"Om, ini Busnya sudah lewat Pasar Gamping, Om Dimana ?" tanya Doni lewat pesan singkat

"Oke, Om berangkat ke Terminal sekarang Dik" balas Om Ari

15 menit berlalu akhirnya Bus sudah sampai di Teriminal Giwangan, semua penumpang turun secara perlahan.

"Om, Doni udah sampai di Terminal, Om di sebelah mana ?" bunyi sms Doni ke Om Ari

"Di depan Dik, deket Pintu Masuk, pakai jaket merah, celana hitam" jawab Om Ari

"Oke Om, Doni Keluar" balas Doni cepat

Di pintu masuk Terminal Giwangan Doni sudah melihat Om Ari, sosok yang selama ini membuatnya penasaran ingin segera bertemu, begitu pula dengan Om Ari yang sudah menunggu kesempatan untuk bertemu langsung dengan Doni.

Om Ari menyambut Doni dengan senyum ramah di bibirnya, Doni yang masih malu-malu mendekati Om Ari berjabat tangan kemudian mencium tangan Om Ari, seperti mencium tangan kedua orang tuanya.

Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan ke rumah Om Ari, di tengah kota Jogja dengan sepeda motor yang dibawa Om Ari.

Bersama Om AriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang