2. What's wrong with Nabil?

22 5 1
                                    

"Bil.. lo kenapa sih mukanya kusut banget gitu?" Ucapku dengan nada bingung sambil menatap temanku itu lekat-lekat.

"Gua ditolak kak Nadine Vi" ucapnya lesu dengan posisi yang sama yaitu menunduk lesu.

Astaga, aku menepuk kepalaku sendiri saking terheran-heran dengannya. "Ya Tuhan, gue pikir lo kenapa bil astaga. Muka lu kayak orang abis ditagih hutang tau ga, udah sih bil, cewek masih banyak, gak usah sakit hati sakit hati gitu deh!" Ucapku sambil sedikit memarahi Nabil.

Bagaimana tidak? Wajahnya sangat lesu seperti belum makan seharian, tentu saja sebagai seorang teman aku peduli padanya. Aku tidak salah kan?

Dia menceritakan kedekatannya dengan Kak Nadine. Eum.. menurutku untuk ukuran kakak kelas dan adik kelas perlakuan Nabil sudah seperti pacar sendiri. Mereka rangkulan, bercengkrama satu sama lain, dan hal sebagainya.

"Terus.. lo tau gak apa alasan dia nolak lo?" Tanyaku dengan serius kepada Nabil disusul dengan tatapan serius oleh Jane dan juga Theron.

"Dia bilang katanya dia abis putus Na. Jadi dia gak mau pacaran dulu untuk kurun waktu dekat" Ucapnya dengan sorot mata sedih.

Jujur aku bingung harus mengatakan apa untuk meyakinkan Nabil, yah, semoga saja ia cepat mendapatkan gantinya.

>_<

Semakin lama, hubunganku dengan Irsyad semakin buruk, dia berbeda sekolah dengan aku. Iya, itulah yang memisahkan kami berdua.

Kami sudah jarang bertemu atau sekedar janjian pergi ke mall atau cafe yang biasanya kami kunjungi. Dia telah sibuk dan aku juga sibuk.

Kadang aku yang harus mengirimkan pesan terlebih dahulu karena aku tau dia sibuk sekali. Kami juga sudah lama tidak melakukan voice call setelah sekian lama.

Hubungan kami sekarang sudah menginjak bulan ke-6 tetapi semakin kesini semakin buruk. Jujur saja, perasaanku untuknya semakin lama semakin hilang.

Kami tidak pacaran, hanya sekedar teman. Seharusnya mudah saja kan bagiku untuk meninggalkannya? Tetapi sayang aku tidak setega itu kepadanya.

Menurut kalian apa yang harus aku lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Haruskah aku meninggalkannya? Atau haruskah aku tetap bertahan tanpa perasaan?

>_<

"Hai bil.. lo masih sakit hati?" Tanyaku dengan sedikit lembut karena takut dia akan tersinggung.

"Yeah, I'm okay right now" Ucapnya dengan tenang. Aku senang dia baik-baik saja. Walau sebenarnya kemarin dia baik-baik saja.

"Eh, gua sebenernya sekarang lagi suka sama Laura" Ucapnya dengan cepat namun membuatku kaget tak terkira. Mudah sekali dia menyukai seseorang dalam waktu yang sangat singkat.

"Hah? Serius lo?!" Tanya Jane dengan kaget karena Jane mungkin juga berpikiran sama dengan apa yang aku pikir.

"Iya. Eh Vienna, tolong dong please tanyain ke Laura, dia udah suka sama orang lain apa belum... please" ucapnya sambil memegang erat tanganku.

Aku menolak permintaan Nabil mentah-mentah. Jelas saja, aku belum mengenal Laura sama sekali, mau ditaruh dimana wajahku nanti kalau belum kenal aja kepo-nya udah selangit.

"No bil.. gila aja lo ya, mau ditaruh dimana muka gue. Mendingan kita tanya Ghefira aja." Ucapku dengan santai lalu memanggil Ghefira.

Left OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang