Naik kelas, ya naik kelas adalah meningkatnya jenjang kita dari suatu jenjang ke jenjang yang lebih tinggi. Mendapat teman baru dan bertemu guru baru rasanya memang berbeda.
Mungkin, untuk sebagian orang masih banyak yang sedih karena mungkin mereka berbeda kelas dengan teman dekatnya. Namun walaupun aku sedih, aku tetap menjalaninya dengan rasa senang karena aku yakin pasti aku akan, mendapatkan kebahagiaan baru disini.
Salah satu alasan mengapa aku senang dengan kelas baruku ya pastinya supaya followers-ku di instagram bertambah sih, hehe, bercanda.
Aku tahu bahwa semakin tinggi jenjang kita di sekolah maka akan semakin berat juga tantangannya dan tingkat kesulitannya pun akan semakin tinggi pastinya. Namun, tentunya semua itu harus kita jalani dengan rasa senang bukan?
Sebenarnya aku tidak sendiri di kelas baruku ini. Aku berada di kelas yang sama dengan 5 orang temanku.
Tetapi sayangnya aku tidak terlalu dekat dengan mereka. Hubunganku dengan mereka memang baik-baik aja tetapi aneh rasanya jika aku tiba-tiba mendekati mereka.
Akhirnya aku duduk sendiri di kursi paling depan, karena yaa aku suka aja duduk di depan. Sampai akhirnya..
"Hai, gue boleh duduk disamping lo gak? tanya seseorang yang wajahnya asing bagiku dengan ramah.
Aku yang tadinya sedang menulis sesuatu dengan teliti akhirnya mengangkat kepalaku dan mengizinkan dia untuk duduk disebelahku karena ternyata memang sudah tidak ada tempat duduk yang kosong lagi selain tempat duduk di sampingku.
Canggung. Itu adalah hal yang kupikirkan saat ini, aku bingung harus memulai pembicaraan darimana. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya,
"Hai, eum.. kita belum kenalan nih nama lo siapa?", "Gue Naya, lo?" tanya-nya lembut. "Gue Vienna, Salam kenal!". Beberapa menit sebelum perkenalan kami, wali kelas kami datang ke kelas untuk memperkenalkan diri walaupun sebenarnya kami sudah kenal.
>_<
Gak kerasa, aku udah 1 minggu aja sekolah. Padahal baru seminggu, tapi kami sudah dikasih tugas kerja kelompok aja. Padahal masih banyak banget yang belum kukenal di kelas ini.
Akhirnya aku dan teman-temanku memutuskan untuk menyelesaikan tugas kami di sebuah restoran cepat saji. Jujur saja aku bingung harus ngapain sekarang.
Karena Naya dan Nabil telah mengambil alih laptop dan mengerjakannya bersama. Sungguh membuatku merasa seperti nyamuk.
Karena bosan, akhirnya aku dan temanku Kamila pergi untuk beli eskrim sambil memotret kemesraan mereka tentunya. Jujur aku bingung, mereka cepat sekali akrab, padahal yang kutahu Nabil orangnya terlihat sangat pendiam.
Jika kalian bertanya kenapa aku bisa tahu, jujur aku sering memperhatikannya. Bukan karena aku menyukainya, tetapi karena temanku, Meisya pernah bercerita tentangnya.
Akhirnya setelah 3 jam kami selesai juga. Eh ralat, bukan kami, tapi Naya dan Nabil. Akhirnya aku kembali ke rumah untuk istirahat setelah makan di resto tempat kami kerja kelompok. Klo diliat-liat cocok banget gak sih mereka? Duo NN.. cocok abis.
Sesampainya dirumah, Kamila tiba-tiba mengirim pesan kepadaku "Kayaknya Nabil suka deh sama Naya", baru saja aku memikirkan hal itu ternyata Kamila memikirkan hal yang sama pula.
Bagaimana tidak? Mereka sangat dekat tadi, jika kalian yang melihatnya mungkin kalian akan setuju dengan pendapatku.
Keesokan harinya, aku niat ingin menanyakan tentang hal yang kemarin kupikirkan kepada Naya. Tentu saja aku tidak akan bertanya kepada Nabil karena aku dekat saja tidak.
Tetapi, pas aku mau nanya ternyata Naya udah pengen ngomong duluan, daripada bingung akhirnya aku mengurungkan niatku untuk bertanya tentang perasaan Naya.
"Okay, kita to the point aja ya, kemarin Nabil ngajakin gue jalan Na. Menurut lo gimana?" Ucapnya dengan semangat namun bercampur dengan rasa bingung.
"Iyaa, kalo lu boleh dan emang mau ya jalan aja, lagian lo berdua tuh cocok kok!" Ucapku dengan nada yang tak kalah semangat. Jujur saja aku senang sekali kalau Naya ingin nge-date sama Nabil.
Tetapi, entah mengapa sepertinya mereka membatalkan niat mereka untuk nge-date. Aku tidak tahu alasan mereka apa, yang pastinya aku tidak ingin ikut campur. Dan entah mengapa semenjak saat itu Naya dan Nabil menjadi jauh. Sampai akhirnya..
"Vi, gue ngerasa kalo gue sekarang cuman jadi temen pelampiasan Nabil aja" Ucapnya dengan lesu sambil menatap ke arah Nabil yang sedang berbicara dengan Mayra dan teman-temannya.
Aku yakin sekali bahwa perasaan Naya kepada Nabil bukan lagi perasaan seorang teman tetapi aku yakin pasti Naya telah menyukai Nabil. "Lo.. suka ya sama Nabil?" tanyaku yang membuat dia sedikit kaget karena pertanyaanku. "Gue.. gatau Na, gue belum pernah suka sama orang".
Gila, ini sih beneran kayaknya Nabil adalah cinta pertama untuk Naya. Tetapi, sekarang aku malah kesal kepada Nabil karena telah menjadikan Naya sebagai pelampiasan.
>_<
Presentasi Bahasa Inggris membuat kami harus berpisah tempat duduk karena kami harus menjadikan kursi kami yang tadinya hanya diisi oleh 2 orang menjadi berkelompok.
Semenjak saat itu aku akhirnya tidak lagi duduk bersama dengan Naya. Walaupun tempat duduk kami tidak jauh darinya tetapi kami sudah tidak terlalu dekat lagi.
Dan aku akhirnya duduk bersama Jane. Dan jika kalian ingin tahu siapa yang duduk dibelakangku, orang itu adalah.. Nabil. Iya, Nabil, entah mengapa setelah Naya berpisah dengan Nabil, iya menjadi baik-baik saja sekarang sehingga aku merasa baik-baik saja jika berbicara dengan Nabil.
Ternyata Nabil tidak se-pendiam yang kupikirkan, dia adalah orang yang seru untuk diajak bercengkrama. Pantas saja Naya bisa langsung luluh dengannya dalam kurun waktu yang singkat.
Obrolan kami sangat seru, eum jujur sebenarnya gak cuman kami yang sedang bercengkrama, ada Jane dan juga Theron yang ikut dengan obrolan kami.
Jujur aku penasaran mengapa Nabil hanya menjadikan Naya dan Mayra sebagai teman sementara. Saking penasarannya akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Bil.. lo sebenernya suka gak sih sama Naya dulu? Padahal dulu lo berdua cocok banget loh!" Ucapku sambil memakan roti isi nutella kesukaanku.
"Gua gak ada perasaan sama mereka, kalo dulu Meyra bener bener perhatian banget sama gua" Jawabnya dengan santai.
Mengapa ia bisa begitu santai tanpa memikirkan perasaan Mayra dan Naya? Oh sungguh aku harus berhati-hati.
Semakin hari kami semakin dekat, bukan dua insan yang saling mencintai satu sama lain. Kami hanyalah teman, ya hanya teman. Saat itu aku sedang menyukai seseorang yang bernama Irsyad jadi aku tidak mungkin menyukai Nabil semudah itu.
"Pagi friends!!" Ucapku semangat kepada Nabil, Jane, dan Theron yang ternyata sudah datang lebih pagi dariku. Tetapi entah mengapa yang menjawab sapaanku hanyalah Theron dan Jane. Yang kulihat saat ini adalah wajah Nabil yang terlihat lesu dan tidak bersemangat.
Nabil lagi ada masalah apa ya?
>_<
Hayo gimana ya kelanjutannya? Ikutin terus cerita aku sampai selesai yaa! Jangan lupa untuk Vote dan juga komen. Maaf kalo ada typo ya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Out
Ficção AdolescenteApa salahku selama ini? Aku selalu mengikuti perkataanmu namun mengapa kamu harus meninggalkanku yang membuat luka di hatiku ini terasa semakin sakit, mengapa? Daripada penasaran, kuy baca, vote, komen, dan follow aku ya! Thank you!!